enam

40 2 1
                                    

sorry kalau gaje, but enjoy!

----------------------------------------------------------------------------------------------------

'cause all of me, loves all of you..' hp gue bunyi menandakan ada panggilan masuk. padahal gue lagi tidur enak-enak. 

mr.baron. 

'ngapain baron telp gue sepagi ini? kan shooting mulai nya siang' pikir gue setelah itu menggeser layar untuk ngangkat telp. 

-otp-

"morning too ron" sapa gue balik

"jadi hari ini gak shooting?" tanya gue ke dia, karena baron bilang hari ini libur dulu buat refreshing. fix gue seneng, whehehe. 

"universal studio? demi apapun lo baik ron, ok fix gue harus mandi sekarang. babaay" gue memutuskan telp walau si baron belum ngejawab sepatah kata pun. tapi boam lah. 

gue langsung bangkit dari tempat tidur. joget-joget gak jelas dulu terus ke lemari siapin baju santai kayak hotpants sama baju tanpa lengan bertulisan 'FREE' berasa jomblo banget tau gak, gatau jg deh kenapa gue bisa beli tuh baju. kalau sepatu gue memaikai converse warna biru tua. 

setelah selesai mandi dan pakai baju dengan anggun. apalah abaikan aja bahasa gue. gue bercermin sambil memberikan bedak tipis ke muka gue yang kinclong ini dan pake lipblam biar gak pucat ke bibir gue. setelah merasa siap, dengan segera gue langsung mengambil kunci mobil yang berada di nakas plus iPhone dan kawan-kawannya. 

Author POV

"iya sel, aku bakal usahain bikin dia jatuh cinta sama aku" ucap justin dengan sabar menghadapi pacarnya itu di telp. 

"pokonya aku gak mau tau, kamu harus secepatnya bikin dia jatuh cinta. ingat ya sayang, aku selalu memantau kamu. ingat dendam daddy kamu" ucap seseorang di seberang sana mengingatkan justin. 

"aku butuh waktu, gak akan secepat itu. udah dulu ya sayang aku shooting dulu" ucap justin berbohong karena kalau ia tidak berbohong maka pacarnya itu akan terus berkata-kata seperti sedang pidato. 

justin mendesah kesal karena ia terus di tekan dengan 'pacar' nya itu lewat telpon.       

"arghh.." justin mengacak rambutnya frustasi karena pusing dengan semua rencana yang akan dia lakukan bersama kekasihnya dan juga dengan ayahnya. tujuan utama adalah membalaskan dedam ayahnya -justin-. 

justin keluar dari kamar hotel, melihat ke sebelah kamarnya yaitu kamar cara berharap gadis itu masih ada di dalam sana, tapi kalau di lihat kamarnya kosong dan benar saja saat justin melihat ke arah lift ia menemukan seorang gadis yang memblakangin dirinya yang sedang menunggu lift. 

cara sudah 2 menit menunggu lift, namun lift nya bergerak lambat. 

'apa banyak orang ya' pikir cara. tapi setelah itu pintu lift langsung terbuka. 

"huftt.. kamu ini lama sekali sih lift" ucap cara ke lift saat ia baru masuk. cukup gila memang berbicara dengan benda mati. 

"hahahha lucu banget sih lo ngomong sama benda" ucap seseorang sambil terkikik membuat cara yang di sebelah nya mendelik ke arah nya, justin. 

"sejak kapan lo ada di sebelah gue?" ucap cara datar membuat justin berhenti ketawa. 

"um.. sejak tadi lo ngomong sama lift hihihi" justin kembali tertawa sampai akhirnya lift bergerak ke bawah membuatnya berhenti tertawa lalu menatap ke cara yang sedang mengucap kalimat-kalimat sumpahan ke justin karena ulahnya tadi. 

"ekhem.. car can i?" tanya justin sambil menunjuk telapak tangan cara dengan dagu membuat cara menoleh. 

"NO" ucap cara membuat justin memasang muka memelas nya. cara menghembuskan nafas nya pelan lalu mengangguk. tanpa di sadari cara tersenyum kecil saat justin mengamit jari-jari nya, ia merasa nyaman? tentu saja, namun cara segera menepis pikirannya itu dan kembali memasang tampang biasa.

'TINGG'

pintu lift terbuka menandakan mereka sudah sampai di lantai dasar. justin dan cara keluar dari lift, tanpa di sadari tangan justin masing bergandengan dengan tangan cara.

"ekhem.. just. lepas.gakusah modus" kata cara membuat justin sadar tapi ia tidak mau melepaskan genggamannya itu, entah mengapa tapi ia lebih nyaman menggenggam tangan halus milik cara.

"nanti aja. di luar banyak wartawan. gue bakal jagain lo sampai parkiran" kata justin datar.

"tap-" belum selesai ngomong, justin memotong, "jangan. bantah." sambil menarik tangan cara keluar dari pintu hotel. tanpa di sadari cara tersenyum kecil lagi, untungnya justin gak tau. 

'tumben baik' pikir cara. 

setelah keluar dari pintu hotel, ratusan kilatan cahaya menerpa mereka, untungnya justin sudah lihai dengan yang seperti ini dan juga dengan bantuan bodyguard milik justin dan tentu nya milik cara juga.

"apakah anda berpacaran dengan cara develingne?" 

"apakah anda sudah putus dengan selena gomez?" 

"bagaimana kejadian kemarin bisa terjadi?" 

"apakah logan tidak marah dengan anda?" pertanyaan banyak sekali yang menyinggung selena atau pun logan membuat cara sedih karena mengingat nama itu, dan belum lagi masalah dengan logan yang belum bisa di selesaikan karena dirinya dan juga logan yang sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. 

sepanjang perjalanan ke parkiran, justin menggenggam tangan cara seakan ia tidak mau cara menghilang di terkam pertanyaan wartawan atau pun tersakiti.

 "aman kan lo? gaada yang sakit?" tanya justin sedikit khawatir karena meihat perubahan ekspresi cara. 

cara tidak menjawab pertanyaan justin karena ia masih focus dengan pikirannya sendiri. justin melihat cara yang terus saja bengong dan mengacuhkannya sampai-sampai justin melihat suatu cairan yang membasahi pipi cara membuat justin reflek memeluk lembut cara seakan justin bisa merasakan apa yang di rasakan oleh cara. 

"apa karena pertanyaan wartawan yang menyinggung tentang diri lo dan logan?" tanya justin lembut tepat sasaran. 

cara menggeleng lemah. justin tau bahwa cara bohong. 

"gausah bohong. walaupun lo jago acting tapi mata gak bisa di bohongin car" ucap justin sambil menatap mata cara. cara yang mendengar perkataan justin begitu langsung mendongak ke arah justin. matanya dengan mata justin bertemu, mereka saling bertatap-tatapan, entah mengapa mereka merasa nyaman dengan tatapan masing-masing. 

'mata hazel yang indah' pikir cara

'mata hijau yang cantik' pikir justin

sampai akhirnya suatu kilatan cahaya menerpa mereka membuat mereka tersentak dan sadar bahwa di sini sudah ada beberapa wartawan yang memotret moment di mana justin dan cara bertatap-tatapan. yakin pasti photo-photo ini sudah tersebar dalam sekejap. 

justin langsung membawa cara menjauh dari para wartawan ke mobilnya. 

"cepat" suruh justin ke cara untuk segera masuk ke dalam mobilnya. awalnya cara menolak untuk masuk ke dalam mobil justin,namun karena mendapat tatapan tajam dari justin membuat cara mengikuti ajakan justin itu. 

setelah justin membukakan pintu mobil untuk cara dan cara sudah aman berada di dalam mobil, dengan cepat justin berlari ke arah bangku kemudi dan segera menginjak gas. 

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

to be continue..

 

Why You Do This?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang