Escape 2
--
"Acara selanjutnya pidato dari perwakilan kelas 2, Liam Finn Holdren, mari kita sambut dengan tepuk tangan yang meriah,"
Suara tepuk tangan memenuhi aula setelah MC mengakhiri ucapannya.
1 detik. 5 detik.
Tidak ada seorang pun yang naik ke atas panggung.
MC tampak kebingungan diwaktu yang bersamaan, dari tempatnya Shilla dapat melihat Miss Rowless menyilangkan tangannya menandakan ada kesalahan yang terjadi.
"Harusnya Liam naik ke atas panggung," ucap Shilla. Cakka yang duduk disampingnya mengangguk, "apa Liam segugup itu?"
Shilla tidak yakin Liam segugup itu untuk naik ke atas panggung, karena merasa curiga ia memutuskan untuk pergi kebalik panggung. "Aku harus melihatnya," ucapnya pada Cakka.
Suasana balik panggung sangat riuh, untuk meng-handle pidato, MC kembali memanggil tim paduan suara.
"Dimana Liam?" tanya Shilla pada Miss Rowless yang tampak panik.
"Oh Nyonya Holdren, Liam pergi ke toilet beberapa saat lalu dan belum kembali," ucap Miss Rowless.
"Ke toilet?"
"Dia bilang, dia gugup dan ingin ke toilet sebelum tampil, tapi ini sudah 15 menit dan Liam belum kembali,"
"Apa kau sudah memeriksanya?"
"Aku sudah meminta Mr. Dhan untuk memeriksanya tapi Mr. Dhan bilang Liam tidak ada,"
"Apa?" Shilla mulai panik. Ia morogoh sakunya mencari ponselnya untuk menghubungi Cakka.
"Cakka, Liam tidak ada disini," ucapnya begitu panggilan itu diterima. Meskipun suara dari grup vokal diatas panggung memenuhi aula tapi Shilla yakin Cakka mendengarnya.
"Toilet," ucap Shilla memberikan kata kunci pada Cakka sebelum menutup panggilannya.
Saat melihat layar ponselnya Shilla teringat sesuatu, pagi ini seseorang mengirimnya pesan.
'Kau tau aku mengawasi mu'
'Tak usah khawatir'
'Aku tak akan menyentuh mu'
'Membosankan'
Aku tak akan menyentuh mu... Aku tak akan menyentuh mu... Pesan itu seolah menyiratkan sesuatu dan Shilla tau bahwa orang itu memang tidak akan menyentuhnya. Tapi Liam.
Shilla meminta Miss Rowless meminjaminya komputer, Miss Rowless membawanya ke kantornya sehingga ia bisa mengakses lebih cepat. Dengan segera Shilla menemukan GPS orang yang mengirimnya pesan pagi ini, awalnya ia tidak curiga karena melihat GPS itu sekilas tapi setelah ia amati GPS itu adalah GPS yang dipalsukan, orang itu hanya memberikan titik di lokasi sekolahnya Liam, yang mengartikan ia menargetkan anaknya.
--
10 menit lalu.
Pintu toilet kembali dibuka dan ditutup, kemudian lengang seolah tidak ada siapapun disana. Liam melepaskan dekapannya dari mulut Silvia namun masih memberikan isyarat pada temannya itu untuk diam dengan menempelkan telunjuknya dibibir.
Liam sering menonton film mata-mata, biasanya mereka tidak langsung keluar dengan berani setelah menguping seorang penjahat karena itu dengan perlahan ia membuka pintu bilik dan mengintip dengan hati-hati. "Aku takut," bisik Silvia matanya berlinang siap menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape 3
ActionTitle : Escape 3 Genre : Romance + Action Rate : Adult Sekuel Escape