Part 3

879 101 5
                                    

Escape 3

--

Tidak Ditemukan.

Pendeteksi Gagal Memuat.

Tidak Ditemukan.

ERROR!

Berkali kali Shilla mencoba mencari keberadaan Liam melalui cctv yang ia dapatkan dari sekolah Liam namun ia tidak dapat menemukannya. Ini sudah pukul 2 dini hari, sudah lebih dari 10 jam Liam menghilang, Shilla tidak bisa tidur jika Liam tidak ditemukan, bagaimana mungkin?

Anaknya mungkin sedang sendiri, terkurung menangis ketakutan atau parahnya mereka mungkin mengikatnya. Membayangkan seolah Liam berada di ruang tahanan ESC, membuat seluruh tubuh Shilla merasa sakit, sakit sekali. Harusnya ia yang berada diposisi itu, bukan Liam, anaknya masih terlalu kecil.

"Kau harus tidur," ucap Cakka yang saat itu baru saja memasuki ruang kerja.

Shilla menoleh, "tidak," ucapnya membalas Cakka.

"Kau bisa sakit, Shilla. Kau sudah di depan komputer itu lebih dari 5 jam,"

"Aku bisa mengatasinya,"

Cakka berjalan pelan mendekati Shilla, "aku sudah menghubungi Difa, dia bilang akan membantu,"

Cakka memutar bangku Shilla hingga kini mereka saling berpandangan.

"Aku harus mencari Liam," ucap Shilla memberitahu bahwa ia tidak ingin Cakka mengganggunya.

"Aku akan mencarinya, kau harus istirahat,"

"Tidak, aku harus tau keadaan Liam,"

"Kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri,"

"Tidak,"

Cakka menghela nafas, namun ia menggeser bangku Shilla dan mengambil alih komputer dihadapannya. "Aku akan mencarinya," putus Cakka yang tak bisa dibantah lagi.

Shilla mengalungkan tangannya dipinggang Cakka dan menyandarkan kepalanya dibahunya, "aku bisa gila jika Liam tidak ditemukan," bisiknya serak.

Aku juga, Cakka ingin berkata begitu namun ia tidak ingin terlihat lemah dan membebani Shilla dan akhirnya ia berucap, "Liam kan baik-baik saja."

--

Matanya mengerjap, pandangannya lambat laun mulai jelas, tempat ini terlihat asing. Dimana? Liam terus bertanya dalam hati.

Seseorang masuk ke dalam ruangan sempit itu, mirip seperti gudang bawah tangga di rumahnya. "Kau kaget?" tanya orang itu, seorang wanita muda dengan rambut keriting yang diikat satu keatas.

Liam hanya diam, ia tidak ingin menangis meskipun ia tau tangan dan kakinya terikat oleh tali.

"Kau pasti ketakutan setengah mati,"

"Tapi tenang saja, kau tak akan mati disini," ucap wanita itu lagi.

Ia terkekeh pelan, "kau begitu mirip Ibu mu, mata, hidung, hmm bahkan tatapan kalian mirip,"

"Wanita bodoh itu, aku tidak menyangka hidupnya begitu bahagia setelah kematian Kakak ku,"

"Jangan sebut Mommy seperti itu," ucap Liam membantah sebutan 'wanita bodoh' yang wanita itu ucapkan untuk Ibunya.

Wanita itu kembali terkekeh, "Mommy mu tidak seberani itu, kau beruntung menuruni sifat Daddy mu,"

"Kau tau mengapa kau disini?"

"Kau orang jahat,"

"Tidak sayang, aku tidak orang jahat, aku Maureen, panggil aku Aunty Maureen,"

Escape 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang