Escape 4
--
Keduanya dengan refleks menunduk begitu suara tembakan memenuhi bar, orang-orang menjerit dan berlarian seiring dengan suara tembakan lainnya. Cakka menarik Shilla menjauh, mereka bahkan tidak menoleh dua kali untuk melihat Franklin.
Ini jebakan, mereka sudah tau Cakka dan Shilla mengintai mereka. Keduanya tentu saja sudah kalah telak karena tidak mempunyai senjata apapun, untuk itu mereka hanya dapat menghindar saat ini.
Keduanya memasuki tangga darurat dan terus berlari melewati tangga demi tangga hingga mereka tiba disebuah jendela kaca. Cakka memandang kebawah dan berucap, "take off your shoes!"
Shilla memandang heels nya lalu mendongak memandang Cakka, "kita akan melompat?" tanya Shilla seolah tau apa yang akan Cakka lakukan.
Cakka mengangguk dan memecahkan kaca itu dengan tinjunya, Shilla menoleh kebawah dan terbelalak karena mereka masih terlalu tinggi untuk melompat.
"Aku akan melompat lebih dulu dan menangkap mu," ucap Cakka ketika Shilla sudah hendak berkata tidak.
Ia tidak punya banyak waktu dan pilihan, ketika Cakka sudah melompat ia melepaskan heels nya dan ikut melompati jendela. Untuk beberapa detik tubuhnya terasa ringan dan dengan keras kakinya menyentuh tanah yang lembab, sebuah tangan menyambutnya, menopangnya dengan tubuhnya.
"I got you," ucap Cakka karena berhasil menangkapnya kedalam pelukannya.
Orang-orang itu mungkin berfikir mereka telah berhasil, namun keduanya bersumpah untuk menemukan mereka dan membunuhnya.
--
Hujan turun membasahi Kota Seattle sepanjang pagi ini, pantas saja kota ini dijuluki sebagai Kota Hujan. Pasangan suami istri itu memasuki hotel bintang empat di dekat airport, keduanya basah kuyup setelah pergi ke rest area dimana wajah Liam tertangkap kamera cctv.
"Aku akan memeriksa rekaman cctv itu," ucap Shilla setelah mereka masuk kedalam kamar. Ia buru-buru melepaskan mantelnya dan mengeluarkan tas laptopnya.
"Kau tidak mandi?" tanya Cakka.
"Aku akan menyelesaikan ini lebih dulu," jawab Shilla.
Cakka membuka mantelnya dan menyampirkannya di gantungan pakaian, saat ia membuka kausnya Shilla memandangnya dengan wajah serius seolah sedang memikirkan sesuatu. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Cakka.
"Apakah mungkin mereka mengetahui kita disini?" tanya Shilla, lebih kepada dirinya sendiri.
Shilla kembali terfokus pada layar laptop dihadapannya, beberapa detik kemudian wanita itu mengambil ponselnya yang berada diatas nakas, menginjak benda pipih itu dan menendangnya kebawah tempat tidur.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Cakka heran. Shilla tidak menanggapi ucapan Cakka, ia menghampiri pria itu, mendorong tubuhnya ke dinding dan berbisik, "dihitungan ketiga,"
"Satu, dua, tiga," dan saat itu Shilla berjinjit untuk memagut bibir Cakka dengan bibirnya seiring dengan suara pintu kamar yang dipaksa terbuka.
"Ouw..." suara kekagetan itu membuat Shilla beringsut mundur. Keduanya menoleh ke sumber suara dan berakting seolah benar-benar kaget karena pintu kamar mereka dibobol.
"Mohon maaf, tuan dan nyonya Weaver telah mengganggu, tapi kami mendapat laporan bahwa kamar ini dipakai untuk hal ilegal," seorang Manager hotel dan dua pegawai hotel berdiri dengan tidak tau diri di ambang pintu.
"Tindakan yang tidak sopan," ucap Shilla sinis.
"Kami akan melakukan penggeledahan terkait laporan tersebut,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape 3
AçãoTitle : Escape 3 Genre : Romance + Action Rate : Adult Sekuel Escape