Escape 6
--
Cakka terus menaikkan gasnya meskipun saat ini speedometer telah menginjak angka 100km/jam. Shilla yang berada disampingnya bahkan terombang ambing mengikuti gaya mobil.
Mereka tiba di 3rd street hanya dalam beberapa menit saja, Cakka keluar lebih dulu disusul Shilla yang kemudian menarik lengan Cakka. "Kau yakin Liam disini?" tanyanya.
"Aku hanya menebak," tapi sesuatu memang terasa aneh.
Bau besi karatan dan oli bercampur hingga tercium disetiap sisi bengkel. Cakka menarik Shilla untuk lebih dekat. "Aku menyimpan beberapa amunisi," ucap Shilla.
Keduanya menyiapkan senjata masing-masing sebelum masuk kedalam kawasan bergaris polisi. Tidak ada tanda tanda bahwa ada seseorang disana tapi entah mengapa keduanya tetap melangkah masuk dan semakin mendekatkan diri ke sebuah pintu besi di bagian timur.
Hanya beberapa saat kemudian, Cakka terkejut bukan main saat seseorang muncul dari balik sebuah mobil dan melayangkan tinjunya kearahnya. Cakka mundur selangkah lalu melompat dan mendorong orang itu dengan kakinya, baku hantam itu tidak lagi dapat dihindari, Shilla yang berada disampingnya akhirnya mengambil alih dengan menembakkan kepala orang itu hingga ia tersungkur ditanah.
Suara tembakkan itu mungkin sudah terdengar ke telinga para teman lainnya karena hanya dalam beberapa detik suara dentuman kaki terasa semakin mendekat. Cakka menarik Shilla bersembunyi dibalik mobil tua, mereka mengacungkan pistol bersiap jika pasukan itu menyerang.
"Siapa kalian?" salah seorang dari mereka bertanya dengan suara yang lantang.
Hening.
"Kalian tidak akan berhasil masuk!"
Cakka dan Shilla hanya bergeming, hingga suara tembakan kearah mereka memecah keheningan. Cakka mengintip dari balik kaca, ada 5 orang pria. Cakka membidik salah satunya dan menarik pelatuknya, suara tembakan seolah tidak berhenti, Cakka dan Shilla bahkan sampai kewalahan karena tidak dapat membidik empat lainnya.
"Aku akan disini, kau harus masuk lebih dulu," ucap Cakka.
Shilla menganggukkan kepalanya dan mereka berpisah saat itu. Cakka mengalihkan semua perhatian orang-orang itu hingga Shilla memiliki peluang untuk masuk kedalam.
--
Lorong itu sunyi, Shilla melangkahkan kakinya perlahan, berharap tidak ada yang dapat mendengarnya. Pintu-pintu yang berbaris mengingatkannya akan lorong di markas ESC.
"Kau berhasil masuk?" suara itu membuatnya memutar tumit dan mengacungkan pistolnya kedepan.
Seorang wanita dengan rambut yang diikat tinggi tersenyum miring.
"Kau siapa?" tanya Shilla.
"Kau berada ditempat yang salah,"
"Dimana Liam?"
"Apa cuma itu yang ingin kau tanyakan?"
"Katakan dimana Liam sebelum aku membunuh mu,"
"Aku sering mendengar ancaman semacam itu,"
"Kau pikir aku main-main?"
Wanita itu terkekeh, "aku tau kau mampu melakukannya,"
"Dimana Liam?"
"Ashilla Violette, aku mengagumi kemampuan mu untuk bisa tiba disini,"
"Aku tidak berurusan dengan mu dan apapun masalah mu, aku tidak peduli,"
"Kau... Kau pembunuh Kakak ku,"
"Apa?
"Tidak ingat? Kau ingin aku membuatmu mengingatnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape 3
AksiTitle : Escape 3 Genre : Romance + Action Rate : Adult Sekuel Escape