1 [prolog]

22.9K 2K 410
                                    

BRUGH

"Akhh"

Felix mengaduh saat punggung kurusnya menghantam tembok yang berada tepat di belakangnya. Di hadapannya kini terdapat seorang namja tampan, berwajah tegas dengan rambut hitam kelam. Manik Felix sempat membaca tulisan 'Seo Changbin' di nametag namja itu. Namja itu menatap Felix dengan tatapan tajam. Sementara, di belakang namja bernametag 'Seo Changbin' itu terdapat tiga orang namja lain yang kini dalam posisi mengelilingi mereka berdua.

Sial, Felix terjebak.

"Katakan, dimana bosmu? Mengapa kau datang sendiri hm?" Changbin menekan lengan kanannya yang digunakan untuk mendorong dada Felix. Membuat Felix merasa semakin kesakitan.

"Midam... Tidak datang... Aku hanya mau akh memberi suratnya." Felix berbicara dengan kesulitan. Dadanya sedang ditekan dengan kuat.

"Changbin, lepaskan, dia hanya uke."

"Iya, tenaganya tidak sebanding denganmu."

Dua orang namja lain yang berada di belakang Changbin angkat bicara. Mereka merasa kasihan melihat Felix yang sudah kurus, ditindas pula.

Changbin menatap sekilas ke arah teman-temannya di belakang.

Akhirnya ia melepaskan cengkramannya dari dada Felix.

"Uhuk uhuk..." Felix langsung terbatuk sambil berjongkok. Berusaha menetralkan nafasnya. Ia nyaris menahan nafas selama Changbin menghimpitnya tadi.

Sementara Changbin, ia ikut berjongkok dengan menumpukan lutut kanannya di aspal, sementara kaki kirinya masih menapak dengan posisi tertekuk. Lengan kirinya bertumpu pada kaki kirinya sementara tangan kanannya digunakan untuk mengangkat dagu Felix, sehingga kini Felix mendongak dan tepat menatap wajah Changbin.

"Beraninya kau datang sendiri, berapa nyawamu hah?" Changbin bertanya dengan nada dinginnya.

Bukannya menjawab, Felix berusaha merogoh saku almamaternya. Akhirnya ia menemukan sepucuk surat yang terlipat berbentuk persegi.

"A-aku hanya mau memberikan ini."

Changbin merampas surat itu. Ia kembali berdiri dan membacanya.

PLUK

Belum selesai Changbin membaca surat dari Midam tersebut, sebuah batu mendarat di tembok tempat ia menghimpit Felix tadi. Untung saja batu itu tidak mengenainya maupun Felix.

Changbin dan teman-temannya sontak menghadap ke belakang. Mereka melihat tiga namja dengan almamater sekolah yang sama seperti digunakan oleh Felix.

Ketiga namja itu berwajah manis, sama dengan Felix. Namun yang tidak manis adalah, ketiga namja itu membawa senjata di tangan mereka. Balok kayu, sebuah knalpot, dan tongkat baseball.

Felix bersorak dalam hati, teman-temannya datang di saat yang tepat.

"Lepaskan teman kami." Namja imut berpipi chubby dengan wajah menyerupai tupai menatap Changbin tajam.

Itu Jisung.

Changbin dan teman-temannya saling bertatapan. Sebenarnya mereka heran, mengapa Midam mengirim 'pasukan uke' semua? Apakah ini memang taktik Midam ingin membuat Changbin dan teman-temannya tergoda dengan wajah-wajah imut mereka?

Jika Midam berpikir bahwa Changbin dan gengnya tidak akan berani menyakiti uke, dia salah besar.

Buktinya kini teman-teman Changbin mendekat ke arah teman-teman Felix dengan tatapan tajam. Mereka tidak takut sama sekali dengan senjata yang dibawa 'para uke' itu.

"Mundur, atau aku marah?" Jisung angkat bicara. Balok kayunya tepat terarah ke namja bernametag 'Lee Minho' yang kini sedang mendekat ke arahnya tanpa ragu.

Minho berhenti tepat saat ujung balok kayu Jisung menyentuh dadanya. Ia hanya tersenyum tipis.

"Han Jisung, Kim Seungmin, Yang Jeongin. Apakah kalian para jalangnya Midam brengsek itu?" Tanya Minho dengan nada mengejek, sembari membaca nametag ketiga namja manis itu.

"Jaga perkataanmu, Tuan. Ku pikir sekolahmu merupakan sekolah terbaik seperti yang dikatakan orang-orang. Ternyata mulutmu bahkan tidak bersekolah." Kim Seungmin angkat bicara. Ia ikut maju mendekat, sejajar dengan Jisung.

Changbin sudah selesai membaca surat dari Midam. Rupanya itu hanya ajakan sparring basket.

"Biarkan mereka pergi." Changbin angkat bicara.

"Apa isi suratnya?" Tanya teman Changbin bernametag 'Hwang Hyunjin'.

"Sparring basket."

Hyunjin mengangguk paham.

Akhirnya Changbin menyingkir dari hadapan Felix, membiarkan namja manis itu berlari ke arah teman-temannya.

"Pergilah, berusahalah jangan datang kemari sendirian lagi. Kali ini kalian selamat, aku tidak tahu jika besok." Ujar Changbin.

Felix dan teman-temannya tidak menjawab, mereka hanya menatap Changbin dan teman-temannya tajam, kemudian berbalik arah dan kembali memanjat pagar sekolah tempat mereka pergi tadi.

Jadi, sekolah Changbin dan gengnya merupakan rival dari sekolah Felix dan teman-temannya. Sekolah mereka hanya dibatasi sebuah tembok belakang dengan sebuah pagar yang selalu terkunci. Kedua sekolah itu merupakan sekolah terbaik di Seoul, dengan sekolah Changbin yang menempati posisi pertama dan sekolah Felix yang menempati posisi kedua.

Jika dilihat dari luar, memang kedua sekolah besar yang berdekatan itu terlihat akur. Namun sebenarnya persaingan antar kedua sekolah itu sangatlah ketat. Bahkan dalam hal 'siswa nakal'.

SMA Sopa, dikuasai oleh Seo Changbin dan gengnya yang terdiri dari Hwang Hyunjin, Bangchan, Lee Minho, dan Changbin sendiri.

Sementara SMA Hanlim dikuasai oleh Lee Midam sebagai ketua geng, dengan Bang Yedam, Choi Raesung, dan Jeon Woong sebagai anggota gengnya.

*****

Felix dan teman-temannya baru saja sampai di lobi sekolah mereka setelah kejadian barusan.

"Kau tidak apa-apa?" Seungmin menatapnya khawatir.

"Apa dia menyakitimu?" Jisung ikut bertanya.

"Tidak, aku baik-baik saja." Jawab Felix dengan senyum manisnya.

"Mengapa kau kesana sendirian sih hyung!" Yang Jeongin, maknae dalam geng mereka mengomeli Felix.

"Aku sebenarnya hanya diminta tolong Midam untuk mengantarkan surat pada Changbin saja, tapi Changbin malah membawa pasukannya." Felix mengerucutkan bibirnya.

"Brengsek, mengapa juga Midam menyuruhmu? Harusnya dia datang sendiri, cih dasar pengecut." Jisung mengejek, walaupun Midam tidak ada disitu.

"Kata Midam, Changbin tidak akan berani menyakitiku." Jelas Felix dengan polosnya.

"Kau pikir Changbin preman hello kitty yang langsung luluh pada uke dan wanita? Ayolah Felix, Changbin dan gerombolannya bahkan tidak pernah kalah saat bertengkar dengan gengnya Midam." Seungmin mulai kesal.

"Baik, aku tidak akan menuruti perintahnya lagi." Felix mengangguk patuh.

*****

Apa kalian penasaran mengapa ada dua geng di SMA Hanlim?

Ya, jadi geng Midam dan geng Felix itu berbeda.

Apa perbedaan kedua geng itu? Siapa sebenarnya Midam hingga Felix mau-mau saja menuruti permintaannya yang mengancam keselamatannya sendiri?

TBC

My first SKZ book. NEXT or DELETE?

CLEVER DEVIL || changlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang