Logika Afa

184 32 6
                                    

Afa, seorang detektif muda legendaris selalu memiliki sejuta misteri permainan logika untuk dipecahkan. Dia tidak pernah menampakkan dirinya lagi setelah kelulusan. Menghilang begitu saja. Dia bilang akan menampakkan diri setelah permainan yang satu ini selesai.

Ghina memiliki beberapa petunjuk, korek api kayu, dan gunting. Juga sebuah kalimat misterius dalam secarik surat bertuliskan kalimat dengan susunan yang payah.

"Alangkah, sederhana apa kita maukan? Melindas sepatuku hingga mati hayat."

Benar-benar kalimat yang membingungkan.

Permainan ini hanya memiliki petunjuk itu saja. Kasus yang berhubungan adalah hilangnya seorang pustakawan sekolah maniak buku tadi siang.

Perpustakaan masih dalam kondisi rapi. Namun, meja pustakawan berantakan sekali dengan beberapa buku terdapat bekas guntingan. Mungkin ini petunjuk.

Ghina menyimpulkan, kasus ini adalah percobaan penyanderaan terencana seorang pustakawan.

Lalu korek api, gunting, dan surat itu apa?

"Korek api adalah upaya penangkal kegagalan rencananya. Ketika dia gagal membawa si pustakawan, dia akan membakarnya. Bukan sulit walau tanpa bahan bakar. Disini banyak kertas dan bahan mudah terbakar lainnya. Bermodalkan korek api dan tali dari tirai jendela, dia akan dengan mudah membakarnya." Gumam Ghina sambil memainkan anak rambutnya.

Lalu, gunting?

"Itu mudah. Gunting dia gunakan untuk merusak buku. Dia tau kalau pustakawan benar-benar seorang maniak buku. Dia akan marah jika buku yang dia jaga baik-baik dirusak. Dalam keadaan marah, dia akan dengan mudah dikalahkan. Lihat bekas sobekan buku-buku ini! Rapi seperti digunting!" Ghina masih bergumam, beradu argumen dengan batinnya.

"Dan surat itu memberi tahu kita bahwa pustakawan belum mati. Dia ingin sesuatu yang berharga, dan pustakawan sebagai sanderanya. Berikan sesuatu yang berharga itu sebelum dia benar-benar membunuh pustakawan, menginjak-injaknya menggunakan sepatu yang dia kenakan sampai mati."

Tulisannya sampai di surel Afa. Entah dia membacanya atau tidak.

Lima menit berselang.

Ponsel miliknya berdering. Ghina mengangkatnya dengan ragu. Sebuh panggilan masuk tanpa nama.

"Aku akan menunjukan wajahku besok."

🌀🌀🌀

Permainan Logika Afa (Perpustakaan Aurum 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang