Pagi di sekolah ini terasa sangat dingin. Semua siswa diperkenankan mengenakan pakaian penghangat seperti jaket atau syal. Hanya beberapa dari mereka yang bandel, tidak peduli dengan kondisi tubuhnya, mengenakan seragam seadanya dengan baju dikeluarkan dan kerah terbuka lebar. Berandalan. Tapi berandalan di sekolah ini sangat berbeda. Semua siswa di sini pasti berprestasi. Termasuk mereka.
Guru piket berdiri gagah di gerbang depan. Pak Ali, guru paling senior disini. Dia satu-satunya yang tersisa setelah lima tahun lalu hampir semua guru mengundurkan diri. Mereka sadar kalau kasus Aurum belum sepenuhnya tuntas. Sebenarnya dia Wakasek (Wakil Kepala Sekolah), hanya saja kebetulan hari ini dia bertugas menjaga gerbang sebelum jam pelajaran dimulai.
Rumor yang beredar, semua guru disini adalah orang-orang pilihan Afa. Mereka adalah para jenius yang berhasil memecahkan permainan-permainannya. Sebagian ada yang berasal dari sekolah ini juga. Alumni yang seangkatan dengan Afa. Katanya. Tapi itu hanya rumor, belum ada yang bisa memastikannya.
Perpustakaan masih sepi. Hanya ada Ghina sendiri, masih mencari informasi tentang Afa. Sengaja dia datang lebih pagi. Sudah tiga hari dia datang awal ke perpustakaan, menjebol kuncinya dengan teknik simpul kawat. Rasa penasarannya tentang sosok bernama Afa tidak bisa ditahan lagi. Semua informasi yang merujuk untuk menemukan siapa itu Afa, dia baca.
Bukan hanya Ghina yang penasaran tentang siapa itu Afa. Dia hanya salah satu dari sekian banyak siswa yang ingin tahu seperti apa Afa sebenarnya. Lalu kenapa semua guru disini masih muda? Kenapa semua guru yang dulu mengundurkan diri? Kenapa Afa menghilang? Dia juga penasaran tentang masalah ini.
"Ini yang kucari!" Gumam Ghina sambil membuka halaman ketujuh buku tahunan angkatan tiga tahun yang lalu.
"Afa sebenarnya tidak hilang. Dia abadi. Dia disini. Aku tahu dia menyamar. Entah dia itu pak Adnan atau kepala sekolah. Mereka berdua mencurigakan."
Tulis seorang alumni pada kolom pesan dan kesannya di buku angkatan.
🌀
Menjelang pukul tujuh pagi, sekolah mulai ramai. Bising siswa yang mengobrol sambil berjalan memasuki gerbang sekolah, menggosok-gosokan kedua telapak tangannya karena dingin pagi ini. Ghina melihat-lihat keluar melalui jendela. Aman. Masih belum ada yang datang ke perpustakaan.
Dengan mengunci kembali pintu, dia bergegas meninggalkan perpustakaan. Memasukan buku tahunan yang memuat petunjuk baru. Menengok kiri-kanan, terus memastikan tidak ada yang orang lain yang melihatnya.
Bruk!
Seseorang menjegal langkah Ghina. Mukanya menabrak perut orang itu.
"Pak... Ali?"
🌀🌀🌀
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Logika Afa (Perpustakaan Aurum 2)
Mystery / Thriller[SLOW UPDATE] #1 Afa Logika Afa, siapa yang bisa menebaknya? Untuk menemui Afa setelah kelulusannya bukan hal yang mudah. Afa sudah tidak sekolah di sini lagi. Dia lulus, dan menghilang. Tapi... siapa saja bisa menemui Afa jika dia memecahkan miste...