Prolog

11.6K 940 31
                                    

Sejak ayahmu, seorang Kaisar Agung mendatangi kerajaanku, semua kegiatanku berubah. Aku tidak lagi diizinkan berkuda, terlebih mengangkat pedang ataupun memanah.

Ayahmu telah memanggil puluhan guru dari berbagai negeri untuk datang dan membimbingku menjadi calon Ratu sejati. Calon Ratu yang akan mendampingimu, sosok Putra Mahkota Agung.

Dalam diam aku terus berusaha patuh dan tetap menjalankannya. Tata krama, merangkai bunga, mengolah secangkir teh bahkan merajut telah menjadi keseharianku mulai saat itu. Meski terkadang hati kecil ini begitu mendambakan kebebasan seorang Pangeran, yang memang seharusnya melekat padaku.

Kau tahu, aku bahkan telah diharapkan untuk menjadi Jenderal Perang dikemudian hari. Aku telah mempersiapkan diri untuk hari indah itu. Sayangnya, semua usaha dan harapanku menuju kesia-siaan. Aku nyaris saja putus asa. Ingin rasanya mengiris nadi ini dan melepaskan semua pesakitan yang datang bertubi-tubi.

Aku ini Pangeran dari sebuah kerajaan besar. Aku adalah seorang laki-laki yang selalu mengharapkan kebebasan.

Dan akhirnya aku mulai menerima semua takdir yang datang padaku. Menerima nasibku yang akan kau pimpin. Menerima dirimu yang akan membimbingku hingga akhir nanti. Bahkan menerima jika diriku berbeda.

Perlahan tujuan hidupku berubah. Aku ingin membuatmu bangga akan diriku. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu bahagia. Aku akan berusaha memberikan hati ini hanya padamu. Dan berharap kebahagiaan sejati yang akan kita raih setelahnya.

Aku akan berusaha untuk menjadi sosok Ratu sejati impianmu.

Hingga aku mengetahui kisah indah antara dirimu dan seorang dayang... rendahan?

Hatiku hancur. Benar-benar lenyap tak bersisa. Kerajaanmu telah mencuriku dan nestapa yang akan kudapatkan?

Aku tidak terima!

Aku telah merelakan hidupku untuk mengabdi padamu. Aku dengan rela menjaga hatiku untukmu.

Dan kau tahu, hal ini yang membuatku menjadi sosok keras. Kau yang membentuk sisi jahatku. Kau yang membuatku terpaksa mengistirahatkan belas kasihku.

Di kerajaan ini aku berdiri dengan kedua kakiku, menompang hidupku seorang diri. Tidak ada yang kukenal, siapapun.

Hanya saja dukungan sang Kaisar menguatkanku. Hampir seluruh istana memihakku. Dan secara perlahan akan kubuat kau hanya dapat melihatku. Tidak ada seorang pun selain aku pada dirimu.

'Jika memang hatimu bukan untukku, maka hanya dirikulah yang berhak melahirkan seorang Putra Mahkota, bahkan keturunanmu yang lain. Tidak akan kubiarkan siapapun, terlebih para selir untuk melahirkan keturunanmu, bahkan untuk selir tercintamu sekalipun. Dan aku bersumpah jika kau akan jatuh padaku. Benar-benar padaku. Dan hanya untukku. Aku akan membuatmu mencintaiku hingga kau tidak bisa melepaskanku. Itu janjiku.'

-The Queen-

.

.

.

.

.

.

Ini prolog baru, yg kemaren lenyap tak bersisa.... udah pasti isinya agak beda...

Entahlah... Ari lelah, sama kaya sosok Ratu di cerita ini... lelah benget, dan merasa sia-sia...

Maafkan Ari yg rada melankonis gini yah... maaf untuk semua tulisan serta komentar buruk Ari... Maaf...

The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang