Chap 15

3.9K 523 52
                                    

'Jika memang hatimu bukan untukku, maka hanya dirikulah yang berhak melahirkan seorang Putra Mahkota, bahkan keturunanmu yang lain. Tidak akan kubiarkan siapapun, terlebih para selir untuk melahirkan keturunanmu, bahkan untuk selir tercintamu sekalipun. Dan aku bersumpah jika kau akan jatuh padaku. Benar-benar padaku. Dan hanya untukku. Aku akan membuatmu mencintaiku hingga kau tidak bisa melepaskanku. Itu janjiku.'

-The Queen-

.

.

.

"Tuan, biar kami-"

"Tunjukan saja tempatnya!" membentak penjaga yang hendak mengambil alih Ratu rupawan dalam gendongannya.

Tidak seharusnya dirinya direpotkan oleh seorang tawanan, namun dirinya sama sekali tidak rela jika tangan-tangan kotor bawahannya menyentuh Jaejoong. Tidak ingin membagi keindahan sang Ratu dengan orang lain.

Mengikuti dua penjaga yang mengarahkannya pada sebuah gubuk tersembunyi di tengah hutan, tempat yang cukup asing dan sangat jauh dari Joseon. Meletakan hati-hati pemuda rupawan itu pada alas yang telah dipersiapkan tanpa berniat melukainya, memandang kelat-lekat sosok rupawan yang masih belum memperlihatkan sinarnya meski mentari perlahan menunjukan diri.

"Kalian pergilah!" titahnya tanpa mengalihkan pandangan, kemudian salah satu tangannya menyentuh permukaan lembut pada wajah Jaejoong "Apakah kau kelelahan setelah perjalanan jauh ini?" monolognya dengan senyum simpul.

Sepertinya dirinya telah jatuh hati pada sosok menawan Ratu Joseon, pun meraih salah satu tangan pucat itu untuk memeriksakan keadaan Jaejoong. Ketika dirinya sempat terkejut begitu mengetahui sesuatu yang berbeda dari seseorang yang baru saja mencuri perhatiannya "Kaisar Jung telah mengikatmu, huh? Sepertinya tidak akan mudah merebutmu darinya..."

Belum lama dirinya menikmati keindahan sang Ratu ketika seruan dari luar menganggu ketenangannya. Dengan raut keruh, dilangkahkan kakinya menjauhi sosok indah sang Ratu.

"Ada apa?!" serunya nyaris membentak ketika sosok yang sama sekali tidak ingin ditemuinya telah memandang pongah kearahnya dari atas kuda.

"Bagaimana kabarmu, Gwangyoung?"

Menunduk tak bisa melawan dengan air wajah yang mendingin "Sangat baik, tuanku."

Hwangmun menuruni kudanya dan mendekati pemuda tampan itu "Sudah mendapatkan apa yang aku inginkan?"

Tanpa berniat membalas tatapan sang pria baya, Gwangyoung memilih untuk sedikit memberi ruang "Seperti yang anda pinta, tuanku."

Senyum sumringah itu menghiasi wajah Hwangmun "Kau memang selalu bisa diandalkan, Gwangyoung." mendahului sang pemuda untuk melihat target kecil mereka, dan senyumnya kian lebar begitu melihat sosok Jaejoong yang terbaring tak berdaya di tengah gubuk "Tidak kusangka menangkap kelinci kecil begitu mudah,"

Kemudian mendekati Jaejoong dengan kilatan penasaran, ketika Gwangyoung terlebih dulu menghadangnya "Apa yang hendak anda lakukan?" memandang aneh sang pemuda yang terlihat protektif terhadap tawanan mereka, ketika tawa remehnya terulas, apakah Gwangyoung juga takluk oleh pesona Ratu kecil Joseon?

"Dasar bocah!" cibir Hwangmun memilih untuk mencari posisi ternyamannya "Kalau begitu, lihatlah lekuk lehernya. Apakah di sana ada tanda yang mencurigakan?"

Gwangyoung bersyukur karena Hwangmun tidak memaksakan kehendak seperti biasa, kemudian mendekati Jaejoong perlahan. Berhati-hati menyikap selimut serta gaun yang dikenakan untuk melaksanakan instruksi Hwangmun, matanya memicing tajam kemudian beralih pada sisi yang lain "Tidak ada apapun,"

The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang