Chap 8

5.1K 580 89
                                    

'Jika memang hatimu bukan untukku, maka hanya dirikulah yang berhak melahirkan seorang Putra Mahkota, bahkan keturunanmu yang lain. Tidak akan kubiarkan siapapun, terlebih para selir untuk melahirkan keturunanmu, bahkan untuk selir tercintamu sekalipun. Dan aku bersumpah jika kau akan jatuh padaku. Benar-benar padaku. Dan hanya untukku. Aku akan membuatmu mencintaiku hingga kau tidak bisa melepaskanku. Itu janjiku.'

-The Queen-

.

.

.

Cairan beraroma menenangkan itu dituangkan pada dua cangkir cantik berukiran rumit. Disajikannya tiga buah panganan berhiasan bunga diiringi beberapa langkah kaki yang menjauh, meninggalkan dua pria dalam diam dan menutup rapat pintu megah berlambang naga raksasa.

Salah satu pria dengan kedudukan lebih tinggi mengawali pergerakan, meraih cangkir mungil dan menyesap cairan getir yang menyehatkan diikuti pria lainnya yang lebih muda. Sejenak keduanya terbuai oleh aroma lembut yang menyapa tenggorokan dan menghangatkan perut.

"Kau ingin menanyakan suatu hal kepadaku? Wajahmu dilingkupi kebingungan serta kebimbangan. Katakanlah... dan aku akan berusaha memenuhi kehausanmu itu."

"Sebenarnya aku hendak menanyakan hal ini kepada Permaisuri, namun rasanya sedikit kurang memungkinkan sehingga disinilah aku ada untuk menemui anda."

"Pilihan yang bijak, Putra Mahkota. Terkadang akan sulit mencari tahu hal yang paling kau inginkan pada seorang wanita." sepasang mata dengan gurat lelah namun amat tajam itu terlihat pasti "Jadi apa yang hendak kau ketahui, putraku?"

Yunho terdiam sesaat berusaha merangkai kata "Perjalanan yang sangat menyenangkan aku alami ketika mengunjungi Prussia, ditambah dengan beberapa kejadian luar dugaan yang cukup mengherankan. Aku tidak berharap hal ini akan mengejutkanmu, Yang Mulia. Namun rasanya akan sangat sulit menyatukan setiap peristiwa yang telah lama berlalu tanpa mendapat informasi langsung dari sosok yang pernah mengalaminya jika aku tidak salah menyimpulkan."

Jinseok begitu hati-hati memahami perkataan Yunho tanpa terlewat satupun, sesaat dirinya merasakan suatu hal yang tidak disangka pun tidak diinginkannya akan terucap oleh sang putra namun Jinseok berusaha untuk mempersiapkan diri karenanya.

"Kiev," dilihatkan sang Kaisar yang sempat menahan napas beberapa saat "Bagaimana bisa Jenderal Agung kebanggaan Joseon berjuang dan menutup kehidupan di negeri lain?"

"Apa maksudmu, Putra Mahkota?"

Bibir hati Yunho terangkat tajam ketika nada suara sang Kaisar tanpa sadar menguat seolah dirinya telah mengatakan suatu hal yang terlarang "Han Joyeop. Bukankah beliau adalah salah satu Jenderal milik Joseon?"

"Putra Mahkota!"

"Sebenarnya apa yang selama ini kalian semua sembunyikan, Yang Mulia? Bagaimana bisa... Kim Jaejoong sama sekali tidak memiliki darah Goryeo?"

"Hentikan ini, putraku!"

Namun Yunho bersikeras "Haruskah kalian terus menerus memendam jarum pada setumpuk jerami? Tidakkah anda menyadari jika diriku baru saja tertusuk oleh jarum itu?"

Lekuk tipis itu menghiasi wajah tampan Yunho, terlebih ketika Jinseok sudah tidak dapat lagi menahan amarah dalam dirinya karena merasa tersudut "Menggali masa lalu memang munstahil, namun haruskan kalian terus menimbunnya?"

"Kim Jaejoong-" bibir Jinseok mengetat berusaha mengendalikan diri, menyadari dengan sangat jika Yunho memang sengaja memancingnya "adalah bagian dari Joseon."

"Inikah yang membuatmu menjadikannya pasanganku?"

"Tidak-" Jinseok membuang muka sesaat "Itu memang salah satu alasan diantara puluhan alasan yang ada."

The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang