"SHIMIZU!!!!"
Shimizu hanya bisa menutup matanya sembari melindungi kepalanya walau ia tahu itu tidak ada gunanya
Hakai dengan cepat melayangkan tinjuannya ke arah Shimizu
Tetapi, sesuatu menahan pukulan tersebut dan membuat Hakai mundur sejenak
"Itu..." Prof. Zanko menatap tajam sesuatu yang menahan pukulan Hakai tadi
WARNING: OC, OOC, TYPO ALERT, KATA-KATA KASAR, BAHASA NGGAK BAKU, NGGAK FORMAL, AND DONE.
HAPPY READING^_^
---
---
---
"Hinata! Apa yang kau lakukan?!" teriak Daichi yang melihat Hinata menahan pukulan Hakai itu dengan kepalanya sendiri. Daichi ingin berdiri namun akibat benturan tadi, ia merasakan sakit yang lumayan.
Tampak darah mengalir dari pelipis, hidung, dan mulut Hinata.
Shimizu langsung memegangi tubuh Hinata yang mulai sempoyongan. Namun Hinata segera bangkit.
"Hinata! Bertahanlah!"
"Kiyoko-san, lebih baik mundur dulu okey?" Hinata lalu menatap Shimizu.
Shimizu yang melihat tatapan Hinata tersebut langsung mundur mendekati Tsukishima dan Tendou yang terlihat belum bergerak sama sekali. Sementara Kuroo mendekat ke Daichi dan Iwaizumi karena paling dekat dengan posisinya. Walau kepalanya terasa sangat pusing sekali akibat terbentur batu besar tadi.
Sedangkan jika ingin ke Tsukishima, Tendou, dan Shimizu, ia harus melewati Hakai itu
'A-a-apa-apaan t-tatapan itu ta-ta-tadi???' batin Shimizu sedikit gemetaran saat berlari ke mereka berdua yang belum sadarkan diri.
'Ini berbeda dari tatapan kosongnya... Entah kenapa aku merasakan aura yang menyeramkan dan aura membunuh dari Hinata'
"Sebelum kau mati, aku ingin bertanya sesuatu" ujar Prof. Zanko menunjuk Hinata.
"Bolehkah aku melihat mata kirimu yang diperban itu?" sambungnya.
Hinata lalu menunduk dan menatap Prof. Zanko seraya berkata...
"Ingin lihat?" ujarnya dengan suara yang terdengar menyeramkan.
"Jika kau memperbolehkannya" jawab Prof. Zanko dengan sedikit ragu
Hinata lalu membuka ikatan perban tersebut, begitu perban terlepas semua dari wajahnya, ia tetap menutup mata kirinya.
"Hm? Kenapa kau masih menutupnya setengah?"
"Tunggu sebentar, aku membukanya sedikit untuk menstabilkan penglihatanku"
Setelah itu, Hinata membuka mata kirinya. Hanya sebuah mata orange yang kosong. Ini lebih kosong daripada mata kanannya. Tidak ada hal yang menarik menurut Prof. Zanko.
Daichi dan yang lain yang melihatnya terkejut.
"Haaah~ membosankan ternyata. Seharusnya aku tidak perlu bertanya kalau ternyata itu cuma mata yang kosong" ujar Prof. Zanko menggelengkan kepala.
"Nah sekarang, Hakai. Cepat lakukan"
Hakai langsung berlari dengan cepat menuju Hinata, sementara Hinata hanya diam seakan tidak peduli.
"Hinata!!! Apa yang kamu lakukan?! Cepat menjauh dari sana!!" teriak Daichi. Namun Hinata tetap tidak peduli dengan teiakan tersebut.
"Sawamura!!" teriak Kuroo yang melihat Daichi segera berlari ke arah Hinata. Kuroo pun menyusul Daichi. Tsukishima akhirnya tersadar dari pingsannya, begitupun Tendou. Mereka berdua terkejut begitu melihat yang lain. Shimizu lalu menenangkan Tsukishima yang langsung berdiri

KAMU SEDANG MEMBACA
Escape from them!(HQ)
HorrorMereka akan terus memburumu. Akan terus menemukanmu. Sampai Jiwamu terhabisi. Karasuno, Nekoma dan Fukurodani yang kebetulan sedang kamp pelatihan di Tokyo waktu itu harus rela kehilangan sebagian anggota mereka. Di tempat lain, Aoba Johsai, Dateko...