Setelah mereka selesai makan direstoran yang mereka datangi, Arkan mengajak Rana ke Wahana bermain disana banyak sekali wahana dari yang mulai biasa sampai yang membuat spot jantung. Apakah Arkan harus mengecek tekanan darahnya sebelum menaiki wahana disana?
"Rana kamu mau naik yang mana? Itu, itu, atau itu hm? Tanya arkan sembari menunjuk-nunjuk wahana yang ada didepannya.
"Terserah" jawabnya dingin
"Terserah bukan jawaban sayang" jawab arkan dengan nada menggoda
"Jijik" jawab rana
Arkan terkekeh "Yasudah kita naik itu aja yuk" ajak arkan
Arkan yang menarik tangan rana serta menggenggamnya membuat rana gugup bukan main. Arkan memilih menaiki kereta yang berjalan diatas rel yang berputar-putar banyak sekali yang berteriak histeris dan ada juga yang pucat setelah menaiki wahana tersebut.
"Kamu jangan takut ada saya disamping kamu yang jagain kamu" ucap arkan
"DEG." rana termenung mendengar pernyataan itu didalam hatinya seperti memanggil "superhero" lalu rana menepis pikiran tersebut. "Superhero kamu dimana? Sampai detik ini aku merindukanmu! Aku juga belum tau siapa nama kamu aku menyesal tidak menanyakan nama kamu waktu itu padahal itu hari terakhir kita bertemu! Apa kita bakal ketemu lagi?Semoga!" Batin rana. Ya rana saat terakhir kalinya rana bertemu dengan 'superhero-nya' rana belum sempat menanyakan siapa nama superheronya itu karna ayahnya sudah memanggilnya dan keesokan harinya 'superhero-nya' menghilang entah kemana.
"Hey Rana kenapa kamu diam begitu cepat pakai sitbelt nya udah mau dimulai nih" ucap arkan. Lalu Rana menetralkan pikirannya dan memasangkan sitbelt nya.
Didepan kereta ada monitor kecil yang menunjukan angka 3,2,1 dan terdengar suara bel yang mengaggetkan yang bertanda kereta segera meluncur. Rana yang menahan agar dirinya tidak berteriak dan arkan yang sudah berteriak histeris sedari kereta berjalan "alay emang". Setelah kereta sampai di stasiun para penumpang turun banyak sekali yang berwajah pucat termasuk rana dan arkan.
"Kok tadi kamu ga teriak rana?" Tanya arkan
"Biasa aja" jawab rana cuek
"Biasa aja tapi muka kamu pucet gitu. Gengsi ya mau teriak" goda arkan dan tidak ada jawaban dari rana
"Ran sini aku fotoin kamu berdiri disitu" ucap arkan
"Pansi om ga ah" tolak rana dan berjalan melalui arkan
"Ihh udah sini berdiri disitu aku fotoin" paksa arkan dan menarik tangan rana
"Saya hitung ya"ucap arkan
1
2
3
Cekrek
"Senyum kek ran dingin amat serem tau" ucap arkan
"Aku kirim ya ke ibu kamu biar tau anaknya aman sama saya" ucap arkan
"Serah lo" jawab rana cuek dan berjalan melewati arkan yang sedang mengotak-ngatik ponsel miliknya.
ArkanHarith : hallo ibu calon mertua anaknya aman sama saya
ArkanHarith : send a picture
IbuCaMer : wah makasih ya nak arkan sudah ngajak rana jalan-jalan. Jangan pulang malam-malam ya.
A
rkanHarith : siap ibu calon mertua
Lalu arkan memasukan ponsel ke saku celananya. Dan berlari mengejar Rana yang berjalan sudah mulai jauh
"Haduh rana tungguin dong nanti kalo kamu diculik gimana?" Ucap arkan
"Hm" jawab rana
"Kamu mau permen kapas ga?" Tawar arkan
"Ga makasih " tolak rana
"Biasanya perempuan suka sama yang manis-manis kayak saya gini hahaha" ucap arkan
"Iyain biar cpt" jawab rana
"Udah ah kamu tunggu sini saya kesana dulu beli permen kapas habis itu kita duduk-duduk disitu"ucap arkan dan berlari menuju stand penjual makanan dan rana hanya diam mematung menunggu arkan. Dan akhrinya arkan kembali setelah rana menunggu 5 menit lamanya
"Nih saya beliin warna putih saya g suka yg berwarna gtu takut kamu radang" ucap arkan dan memberi permen kapas kepada rana
"Lah emg klo gue makan ini udah pasti ga radang?" Batin rana
Setelah itu mereka duduk dikursi panjang yang menghadap ke arah sebuah danau
"Rana kamu sudah semester berapa sih?" Tanya arkan
"Tiga" jawab rana singkat
"Trus kamu siap menikah kalo sudah semester berapa?" Tanda arkan lagi.
Pertanyaan itu membuat mood rana turun drastis.
"Hm" Rana yang berdaham menunjukan bahwa rana tidak suka dengan pertanyaan tersebut
"Maaf rana saya tidak bermaksud dengan menanyakan soal pernikahan. Tapi kan saya butuh kepastian dari kamu" titah arkan
"Kalau om tidak mau menunggu sampai saya benar-benar siap silahkan om pergi dan mencari perempuan yang sudah siap untuk om nikahi" jelas rana
"Tidak rana kamu salah paham dengan saya" ucap arkan
"Saya pulang om, saya sudah mulai cape" ucap rana lalu bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan arkan yang masih duduk. Lalu arkan bangkit dan mengejar rana.
"Hey rana tunggu kamu pulang sama saya" ucap arkan yang ter engah-engah karena lari mengejar rana
"Saya bisa naik taksi" ucap rana dingin
"Kamu pulang sama saya. Saya tidak suka penolakan ok?" Ucap arkan yang masih menetralkan detak jantungnya namun tidak ada jawaban dari rana
"Saya yang mengajak kamu pergi dan saya juga yang harus mengantarmu pulang. Saya pria yang bertanggung jawab rana" lanjut arkan sambil menggandeng tangan rana
Lalu mereka berjalan menuju parkiran dengan keheningan. Didalam mobil rana pun masih diam menatap jalanan yang mereka lewati padahal arkan yang sudah karaoke didalam mobil.
"Sepertinya saya mulai menyukai kamu" ucap arkan.
Maaf telat update...
Jangan lupa tinggalkan jejak yahh❤
-@maylafa
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIO
Teen FictionHidupku sudah terasa hancur. Rumahku sudah seperti neraka, lalu sekarang apa lagi ? perjodohan dengan om om tua?. INI *GILA* !!