Chapter 11

164 17 12
                                    

 

• Jinyoung's POV •

 

Seorang gadis yang belum terbiasa dengan sorotan hanya bisa terbaring lemah di depan mataku. Aku ingin menyelamatkannya tapi, aku tak bisa.

"Fin, bangun Fin," aku menepuk pelan pipinya berharap ia segera bangun. Tapi percuma saja.

"Jinyoung..," mendengar suara darinya benar-benar membuatku muak. Suara yang begitu familiar namun entah kenapa aku tak ingin sekedar menolehkan wajahku ke hadapannya.

"Itu tadi cuma kecelakaan, oke?" nadanya berusaha memelas dan sok menyesal. Tidak mungkin kan dia mau melakukan hal seperti itu. Hal yang tak pernah ia lakukan selama 6 tahun ini.

Gadis itu melangkahkan kakinya masuk ke kamar kami berada. Langkahnya sedikit lamban dan ragu.

"Jisoo stop!"

Aku bisa menebak kalau Jisoo sedang membelalakkan matanya dan mengerutkan dahinya karena kaget dan takut. Yang benar saja, memang itu yang sedang ia lakukan saat ini.

"Lebih baik kau pergi..," aku menoleh ke arahnya yang sedang ketakutan. "Tidak ada gunanya kau membujukku disaat seperti ini. Aku sudah muak."

"J-jinyoung... t-tapi aku sungguh, aku... aku tak bermaksud mendorongnya," suara Jisoo bergetar dan terbata-bata. Matanya tidak menatap mataku, dia kehilangan fokusnya. "AKU DIDORONG JACKSON!"

Aku tertawa mendengar pernyataannya. Bodoh, sungguh bodoh.

"Hey Jisoo...," aku berjalan menuju arahnya.

"Jangan bawa-bawa sahabatku dalam masalah ini. Aku tidak bodoh. Dan kau tak bisa membodohiku."

Jisoo kemudian lari dan hilang dari pandanganku.

 

———💟💟💟———

 
Sekarang hanya ada aku dan Fin di kamar ini. Dia tak kunjung bangun. Tubuhnya masih basah, begitupun aku.

Pada saat seperti ini seharusnya aku mengambil tindakan dengan pintar dan cepat. Tapi apa daya. . . hatiku berkata lain. Perasaan cemas dan khawatir mengalahkan segalanya. Aku tak bisa berpikir jernih.

Aku terbutakan olehnya.

Gadis ini masih belum menunjukkan reaksi apapun. Dress menawannya basah. Rambutnya basah dan seluruh tubuhnya masih basah. Aku sudah berusaha menyekanya dengan handuk tapi itu tidak cukup.

Aku berinisiatif untuk menekan dadanya lagi alih-alih untuk mengeluarkan sisa-sisa air yang mungkin masih ada dalamnya.

Kumohon bangunlah Fin!

Aku menyadari bahwa Fin tak akan mati. Tapi aku tak ingin melihatnya sakit— itu dia! Aku seharusnya tak perlu mengkhawatirkan kalau Fin akan mati hanya dengan tenggelam di kolam renang setinggi 2 meter saja. Aku tadi sudah menekan dadanya sebelum membawanya kesini dan dia sudah tersadar dan batuk-batuk sebelum ia kembali pingsan. Yang harusnya aku khawatirkan sejak tadi adalah mencegahnya deman karena dia basah kuyup di malam hari. Itu dia!

Jinyoung... kau sungguh cerdas!

Sekarang aku ditemukan oleh dua cara untuk mencegahnya sakit. Pertama; aku harus menyekanya dengan handuk dan berusaha untuk mengeringkannya. Aku sudah mencoba cara itu tapi tetap saja air yang terserap oleh dressnya tak akan mudah untuk dikeringkan hanya bermodalkan handuk.

Jadi, mungkin aku akan mencoba cara yang kedua; membuka pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian kering yang ada di kamar ini. Tadi aku sudah membongkar isi lemari kamar ini untuk menemukan handuk dan di sana juga terdapat beberapa pakaian wanita. Tapi, kalau aku melakukan cara kedua ini . . . itu artinya aku akan melihat Fin dengan pakaian dalam. 'Youre not gonna see me on underwear, don't you?' kalimat yang keluar dari mulutnya saat pertama kalinya kita berbicara tiba-tiba merasuki otakku dan kalimat itu tak bisa berhenti-berhenti seperti kaset CD lama yang selalu diputar ulang.

Seharusnya yang aku rasakan malam ini adalah kedinginan. Tapi yang kurasakan adalah hawa panas. Aku bisa menebak kalau saat ini wajahku memerah, terutama telinga besarku ini.

Aku ingin menyelamatkannya, dan mungkin hanya cara itu yang bisa kulakukan untuk menyelamatkannya.

Cukup lama aku berdebat dengan kepalaku sendiri tapi pada akhirnya aku harus menyelamatkannya dan hanya dengan cara itu.

Aku mendekatkan wajahku kepadanya hingga hanya berjarak beberapa senti saja.

Maaf, Fin . . .
Aku melakukan ini untuk dirimu.
Hanya untukmu.

 

• Fin's POV •

Aku merasakan nafas seseorang yang langsung mengenai leherku dan telinga kananku. Aku ingin menggerakkan badanku tapi tak bisa, rasanya berat.

"I can't lie but I'm gonna see you on underwear now."

Mataku yang sejak tadi terasa berat untuk dibuka akhirnya aku berhasil membukanya. Saat aku bangun nafasku juga tiba-tiba tak karuan dan terasa sangat berat. Beberapa kali aku berkedip berusaha melihat semuanya dengan jelas dan aku mendapati seseorang lelaki sedang berada di atasku. Tepat diatasku.

"H-HEY!" aku berteriak sekuat dan sekencang yang aku bisa.

Pria itu kaget dan saat pria itu reflek meninggikan posisi tubuhnya aku juga reflek untuk langsung merubah posisi tidurku ke posisi duduk.

Aku sangat takut. Aku menutup mataku dengan kuat dan pada waktu yang kukira tepat, aku memberanikan diriku untuk membuka mataku dan melihat siapa yang sudah kurang ajar melakukan sesuatu yang tidak kuketahui selama aku tak sadar.

Seorang lelaki seumuranku, mengenakan jas mewah dengan sedikit payet bunga-bunga yang di print diatas kain mengkilap dan juga kemeja putih bersih yang berada didalamnya memperlihatkan sebagian bagian tubuh atasnya dan demi apa, dia memiliki tubuh ideal yang diperindah dengan otot yang ia tutupi dengan pakaian yang juga indah.

Tapi kenapa dia basah?

Aku menurunkan pandanganku dari bagian perut ke bagian bawahnya dan aku melihat ada sesuatu yang menonjol disitu. Dengan posisi duduknya dengan kedua kakinya berada didepan menekuk membuatku sangat jelas untuk melihat itu, miliknya.

Aku tak berkutik beberapa saat ketika aku melihat miliknya. Aku menelan ludahku saat melihat itu.

"Up here," ucap lelaki itu tiba-tiba membuatku tersedak. Dia menyeringai kepadaku dan memperlihatkan sosok yang selalu kukagumi dari kejauhan.

"JINYOUNG?!"

"Akhirnya kau sadar!" Jinyoung mendekatkan dirinya ke arahku dengan senyuman lebar dan wajah lega.

Aku tak bisa bereaksi apa-apa. Aku lemah jika didekatnya. Lebih baik aku menikmati ciptaan Tuhan yang begitu indah daripada merusaknya dengan reaksi bodoh dariku. Aku lemah jika didekatnya.

To be continued

Heyy I'm back guys!

Maaf baru bisa update sekarang ehhee, aku lagi jamkos nih, bosen.. makanya bisa update haha

Hope you enjoy my story yaa!!

Akan akan sesuatu yang WOW di next chapter. Jadiii tungguin ya

Love,
Fi♥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Day | Park JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang