Really I Love You - Chapter 18

286 67 15
                                    

Yugyeom tampak tertawa-tawa riang sambil memutar-mutar sebungkus gulali yang semula diperuntukkannya bagi Mingyu. Ia lalu merangkul pundak Jungkook dan Mingyu dengan penuh suka cita dari tengah-tengah mereka.

"Akhirnya, aku tidak sia-sia melakukan ini untuk kalian! Aku senaaaangg!" katanya. "Nih, ini gulali pesananmu!" ia memberikan gulali itu dari balik rangkulannya hingga membuat Mingyu memundurkan sedikit kepalanya.

Mingyu segera merebut gulali itu dengan cepat dari tangan Yugyeom, membuka, lalu menikmatinya dengan perasaan nyaman. "Aku menunggu ini sedari tadi, aku belum berani meminta punya Jungkook meski dia sempat menawarkannya," katanya kemudian.

Jungkook terkekeh, "Aku tahu sebenarnya kau mau!" ia lantas mencolek gulali milik Mingyu.

"Ya! Kau kan masih punya!" Mingyu menarik gulalinya.

"Punyaku sudah alot, punyamu kan masih baru!" katanya sambil memasukkan gulali itu ke mulutnya tak peduli.

"Heisshh.. Dasar kau ini! Setidaknya biarlah gulali ini untukku, aku kan sudah menyerahkan IU Noona padamu," ia tak mau kalah.

Jungkook kembali terkekeh, "Ya! Aku belum mendapatkannya!"

"Tapi setidaknya sainganmu berkurang, bahkan aku sudah ada dipihakmu!"

"Arasseo! Arasseo!" Jungkook tampak pasrah sambil tersenyum.

Yugyeom lalu mengguncang-guncang kedua sahabatnya itu bersamaan mengkespresikan kebahagiaannya karena para sahabatnya sudah berbaikan. Ia bahkan berbicara tak jelas sambil melakukan itu. Omelan dan teguran dari Jungkook dan Mingyu agar ia tak melakukan itu tak diindahkannya.

"Ah, lalu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" tanya Yugyeom kemudian sembari menahan langkah keduanya dan melihat ke arah Jungkook.

Langkah Jungkook dan Mingyu perlahan-lahan terhenti. Mingyu mengikuti arah pandangan Yugyeom. Sementara Jungkook menengadah ke langit sembari menghela napas cukup panjang. "Apa ya?" tanyanya.

"Ya, cepat sampaikan saja perasaanmu! Aku yakin Jiyong sunbaenim sudah melakukannya," kata Mingyu.

Jungkook menoleh ke arah Mingyu. "Benarkah?"

"Kurasa begitu!"

"Ah benar, kau harus segera mengungkapkan perasaanmu. Ajak saja dia bertemu!" sahut Yugyeom.

Jungkook melipat bibirnya. Ia tampak berpikir.

***

IU memundurkan kakinya beberapa langkah dengan cepat ketika hujan tiba-tiba turun dan tampias ke atas halte tempatnya berdiri. Ia lupa membawa jaket yang lebih tebal, padahal ibunya sudah menyiapkan dan beberapa kali mengingatkannya sebelum pergi.

Sembari menahan hawa dingin yang mulai merasuk ke tubuhnya, IU duduk di halte yang sepi calon penumpang itu. Ia menghela napas cukup panjang dan kembali teringat dengan pertanyaan Jiyong tadi.

Ya, jika dipikir-pikir sudah dua kali Jiyong mengajukan pertanyaan yang intinya sama. Namun hingga saat ini, ia masih bimbang dan belum dapat memutuskan. Memang belakangan, timbangannya sedikit condong ke arah lain, tapi ketika bertemu Jiyong, timbangan itu bergerak lagi ke arah sebaliknya.

"Aku pusing sekali!" gumamnya kemudian sambil memijat-mijat kepala.

Sedang begitu, tiba-tiba saja tubuhnya merasakan kehangatan. Sebuah mantel berwarna hitam langsung menutupi tubuh mungilnya. Ia terperanjat kaget dan refleks menoleh pada seseorang yang tanpa sopan santun melakukan itu. Orang itu duduk disampingnya sambil tersenyum. Ada butiran air hujan yang menetes dari rambutnya, wajahnya tampak basah terkena cipratan air hujan itu, di hoodie yang dipakainya ada bentuk titik-titik basah tak beraturan.

Really I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang