Perasaan Jungkook sudah tak karuan. Tatapan Jin sudah sangat mengintimidasinya, ia takut percakapannya dengan IU tadi didengar Jin sehingga lelaki itu buru-buru keluar tanpa dugaannya.
"Kau, menelefon siapa? Bukan pacarmu kan?" tanya Jin sampai membuat bulu kuduknya berdiri.
"Ne? Ah.. Itu.."
"Kau punya pacar ya? Siapa?" tanyanya lagi.
"Ne? Aku tidak punya pac..."
"Ya! Kalau kau sudah punya pacar, lalu aku kapan? Ahh, menjengkelkan! Mengapa tidak ada perempuan yang menyukaiku? Padahal aku orang tertampan di dunia!" kata Jin kesal.
Jungkook tak merespons, ia hanya menatap Jin dengan heran dan penuh tanda tanya.
"Apa kau... sudah selesai mandi?" tanya Jungkook perlahan-lahan.
"Ah, belum-belum! Aku mau minta sabun cuci mukamu! Dimana? Aku minta!"jawabnya.
Tiba-tiba saja Jungkook merasa kesal. "Kenapa kau tidak teriak saja dari kamar mandi kalau hanya mau minta sabun cuci muka? Sampai mendatangi begitu!" Jungkook menepis tubuh Jin hingga lelaki itu sedikit hilang keseimbangan.
Ia lalu berjalan ke arah kopernya dengan sedikit kesal sambil menaruh ponselnya di dekat televisi.
"Anii! Itu karena aku sayup-sayup mendengar kau sedang bertelefon. Aku takut mengganggu jadi aku keluar saja. Mandiku sudah selesai, tinggal cuci muka! Lagipula, mengapa cara bertelefonmu aneh? Seperti sedang menelefon pacar!" kata Jin seolah tak terima dengan sikap Jungkook.
Jungkook terus menjamahi kopernya mencari sabun cuci muka yang dimaksud. "Ya, memangnya kalau aku menelefon pacarku kenapa?" tanyanya sambil memberikan benda yang dimaksud kepada Jin.
Kali ini giliran Jin yang menatap Jungkook heran.
"Kenapa? Apa kau betul punya pacar? Wajahmu begitu serius mengatakannya padaku. Aku jadi merinding," katanya.
Jungkook menghela napas. "Sudah sana Hyung, cepat cuci muka! Aku juga mau mandi," ujarnya kemudian.
Jin menatap Jungkook tak habis pikir. Ia lalu mengambil sabun cuci muka yang disodorkan Jungkook.
"Aku iri padamu kalau kau sudah punya pacar duluan sedangkan aku belum!" katanya sambil memunggungi Jungkook dan kembali masuk ke kamar mandi.
Jungkook tak meresponsnya. Ia hanya memperhatikan Jin sampai benar-benar masuk kamar mandi dan kembali mengambil ponselnya.
Ponselnya sudah kembali ke semula, wallpaper bergambar foto pantai dan burung camar yang diambilnya saat liburan terakhir kali bersama Yugyeom dan Mingyu di Heundae, Busan.
Saat itu, mereka mengisi liburan musim panas dengan melakukan perjalanan singkat ke Busan. Disela-sela kesibukannya, mereka kerap kali menyisihkan waktu untuk itu. Namun sudah hampir satu tahun mereka belum melakukannya lagi.
Jungkook menghela napas, sambungan telefonnya dengan IU sudah terputus. IU pasti langsung memutusnya begitu mendengar percakapannya dengan Jin tadi.
Ia lantas membuka menu pesan dan mengirim pesan kepada kekasih hatinya itu.
***
Ponsel IU berbunyi. Ada pesan masuk dari Jungkook. Ia buru-buru membukanya.
"Maaf ya. Kita lanjut besok saja. Selamat istirahat," tulis Jungkook di dalam pesannya.
Membacanya, IU hanya menghela napas panjang. Ia langsung mematikan ponsel, menarik selimut, dan tidur. Besok dia harus pergi ke Jepang.
Keesokan harinya, IU baru saja selesai packing. Hari ini ia mengosongkan jadwalnya sebelum pergi ke Jepang nanti malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really I Love You
FanfictionSemula Jungkook hanya mengidolakan IU, namun lambat laun ia pun mulai menyukainya. Ia berusaha menunjukkan rasa sukanya pada IU dengan dibantu oleh sahabatnya, Yugyeom. Ada satu titik bahwa IU juga seperti menyukainya, tapi kehadiran G-Dragon di ke...