Really I Love You - Chapter 3

572 83 2
                                    



Jungkook menggaruk kepala sembari berjalan beriringan dengan Yugyeom di salah satu trotoar di tengah kota Seoul. Wajahnya lebih murung dibandingkan sebelumnya. Yugyeom juga tampak kebingungan. Ia merasa tak nyaman dengan kondisi Jungkook dan Mingyu yang jadi berubah saling diam saat Mingyu mengakui bahwa ia menyukai IU pada Jungkook.

Mungkin bukan menyukai seperti jatuh cinta, hanya sebatas mengidolakan saja. Mungkin begitu, siapa yang tahu. Tetapi mengakui kenyataan itu, Jungkook merasa bahwa Mingyu menutupi hal tersebut darinya adalah suatu ketidakwajaran.
Setelah bertemu di kafe, mereka berdua beserta Mingyu dan Nana berpisah. Pertemuan di kafe bahkan tak seleluasa biasanya. Selain karena ada Nana, juga karena Jungkook dan Yugyeom baru tahu kalau Mingyu juga menyukai IU. Memang tidak ada yang salah, tapi posisi mereka yang membuat hal itu sedikit bermasalah.

“Kau mau pulang ke rumah atau ke dorm?” tanya Yugyeom kemudian.

Jungkook menghentikan langkahnya. Ia lantas melihat Yugyeom sambil terus memainkan rambutnya. “Kenapa Mingyu selama ini tidak bilang kalau dia juga suka IU noona ya?” ia balik bertanya tak habis pikir.

Yugyeom mengikuti Jungkook memainkan rambutnya. “Sudahlah! Selama mereka tidak kencan kau jangan khawatir!” katanya sambil nyengir.

“Maksudku, dia pasti punya kesempatan lebih besar untuk bisa dekat dengan IU noona. Kakaknya kan teman baik IU noona,” Jungkook tiba-tiba saja merasa khawatir.

“Maksudmu, dia bisa saja … Ah tapi, kau sendiri mengidolakannya atau mencintainya?” Yugyeom mulai bingung.
Jungkook mengusap wajahnya. “Menurutmu bagaimana?”

“Hmm… kau sih bukan sekedar mengidolakan tapi kau memang sudah jatuh cinta padanya kan?”

“Begitu ya? Hmm… ya, bisa saja!” katanya sambil mengangguk dan melanjutkan langkahnya.

Yugyeom seperti teringat sesuatu. Sesegera mungkin ia menyusul Jungkook dan menahannya pergi. Ia langsung merangkul Jungkook hingga membuat lelaki itu oleng karena tak kuat menahan beban Yugyeom.

Ya! Kalau begitu kau harus berjuang mendapatkannya! Jangan bertindak sebagai fans lagi! Bertindaklah sebagai lelaki sesungguhnya!” sarannya kemudian.

Jungkook diam. Suara semilir angin dingin sore itu langsung hinggap sangat dekat di telinganya. Pernyataan Yugyeom seperti vitamin yang baru saja dicobanya dan membangkitkan energinya yang tersembunyi.

“Tapi, apa aku harus bersaing dengan Mingyu?” tanyanya.

“Memangnya, Mingyu juga seperti kau?” Yugyeom balik bertanya.

“Tidak tahu! Bisa saja kan?”

Yugyeom menghela napas. Ia menyibak rambutnya dan berpikir keras untuk itu. Jika Mingyu memang menyukai IU seperti halnya Jungkook, maka ia merasa akan menjadi orang yang paling bingung sejagad raya. Kalau hanya sebatas mengidolakan, ia tak akan peduli, tapi jika sudah urusan hati ia tidak bisa berbuat apapun.

“Ah, sudahlah jangan berandai-andai! Aku bingung kalau itu benar-benar terjadi!” elaknya. “Aku pulang aja deh!” Yugyeom bersiap pergi meninggalkan Jungkook.

Secepat kilat Jungkook menarik jaket Yugyeom. Ia tak terima jika Yugyeom harus berlalu begitu saja dari hadapannya setelah memberinya suntikan ide.

“Kau akan mendukung siapa jika aku dan Mingyu benar-benar bersaing?” tanyanya.

“Lebih baik aku pulang saja!” jawabnya.
Namun Yugyeom tak dapat melakukan apapun saat Jungkook menarik jaketnya kembali. Ia menghela napas.

“Apa aku harus bersaing dengannya?” tanyanya lagi.

Yugyeom menelan ludah. Tiba-tiba saja perasaan tak enak menghantuinya. “Hmm… kalian berdua temanku. Aku tak bisa menentukan,” katanya.

Jungkook lantas mendorongnya. “Nanti kutanya dia dulu, jangan khawatir!” katanya kesal.

Really I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang