¤¤¤¤¤¤¤
Denting piano menggema di ruangan yang sunyi itu. sejak 1 jam yang lalu jari-jari tangannya terus menari diatas tuts piano dengan mata terpejam,Ia membuat nada sesuai suasana hatinya. cukup indra pendengarnya saja yang tau.
"Disculpe señor, hay un invitado" ucap seorang pelayan mendekatinya.
"¿Quién?" tanya sang Tuan membuka mata menghentikan permainannya
"tu padre señor" jawabnya lalu Pria itu bangkit dari kursi depan piano dan menuju ruang tamu.
"Hey nak, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Pria berumur setengah abad itu memeluk anaknya
"baik, Ayah kapan pulang?" tanyanya melepas pelukan hangat Ayahnya
"seminggu yang lalu. Ayah mendengar dari pengawalmu kalau kau hampir tertembak lagi" Ucapnya dijawab anggukan singkat oleh anaknya.
"siapa wanita yang telah menolongmu?" tanyanya kembali duduk di sofa coklat dengan tenang.
"anak buahku sudah mencari tau, dia Clarissa Luz dari València. dia Mahasiswi semester akhir di Universitas International Andalusia" ungkapnya
"apa dia cantik?, kau tidak curiga kalau dia itu cuma wanita umpan saja!" tanya Ayahnya menghembuskan asap cerutunya
"aku masih menyelidikinya Ayah" jawab anaknya menerawang.
"Ayah harus pulang, mampirlah ke rumah. ibumu khawatir makannya Ayah kemari" ucapnya menepuk bahu putranya
"ingat Antonio, jangan mudah percaya dengan orang lain" tambahnya lalu pergi meninggalkan Antonio sendiri.
"Calvret, apa wanita itu sudah pulang?" tanya Antonio pada anak buahnya
"Sí, Señor" jawabnya
"aku harus pergi, siapkan mobil !" suruhnya lalu pengawal lainnya bersiap akan mengikuti Antonio di belakangnya. hal biasa bagi orang luar biasa mempunyai pengawal lebih dari 1 orang.
•••••
Clarissa menuruni tangga untuk bersiap berangkat kerja. badannya sudah ia lapisi dengan jaket kulit warna coklat karena hujan baru saja mengguyur bumi satu jam yang lalu pasti hawa dingin akan menusuk tulangnya di sore menjelang malam itu. hari ini ia mengambil sift sore sedangkan Annie dia full day. Annie bukanlah anak orang kaya sehingga dia tidak kuliah ia lebih memilih menabung uangnya untuk masa depan atau jika diperlukan orang tuanya. Clarissa juga bukan orang mampu, hanya saja otaknya lebih mampu di banding Annie. Ia mendapat potongan biaya kuliah karena kecerdasannya sisanya Ibunya yang membayar semua keperluannya menjadi anak tunggal tidaklah dianggap menyenangkan oleh Clarissa, kadang ia juga iri dengan Anne yang sering video call dengan adik dan ayahnya di València. Luisa pernah bilang kalau hidup itu pilihan. tapi, takdir itu mutlak. jadi, artinya kita bisa memperbaiki hidup atau memperburuk hidup yang sementara sedang kita jalani sedangkan takdir itu akan berjalan semestinya dan bersifat selamanya. Clarissa berfikir itu cukup adil baginya. jika ia punya adik ibunya akan lebih kerepotan mengurusnya seorang diri. ia sering sekali berfikir seandainya ia masih punya Ayah. seandainya ia punya adik. seandainya seandainya dan seandainya. kalimat itu terus berputar tiap waktu di otak kecilnya.
Clarissa mengayuh sepeda tuanya dengan kecepatan sedang. karena sebelah lengannya bekas tembakan belum sembuh total. Bibirnya bersenandung kecil menyanyikan lagu yang sering ia dengar di radio saat pagi hari. ketika di jalan Raya terdapat sebuah jalan yang rusak sehingga menampung air, Clarissa berusaha menghindari lubang tanpa harus menengahi jalan yang cukup ramai. tapi, Sebuah mobil sport lewat di sampingnya dengan kecepatan tinggi sehingga air kubangan itu muncrat ke arahnya dan mengenai baju serta wajahnya yang sudah ia poles make up tipis. Clarissa berdecak kesal. Ia mengayuh sepedanya dengan kencang guna mengejar mobil jahanam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
El adivino
Paranormal#3 wattysindonesia (3/08/18) #30 Paranormal " El adivino " adalah bahasa Spanyol artinya Sang Peramal. "Clarissa, tolong ramal pacarku..!" panggil Delsen teman kerjanya menarik tangan Clarissa menggenggamkan tangannya pada Quenza. Clarissa terdiam m...