vi

3.9K 543 30
                                    

18+
Tidak menerima komentar negatif
Tutup chapter ini jika merasa tidak nyaman

Opening macam apa ini :'v














Mark telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit tempatnya dirawat sejak minggu lalu. Namun sejak peristiwa ia mengungkapkan isi hatinya kepada si pria jangkung yang telah menolongnya, hubungan mereka masihlah dapat dikatakan canggung. Mark sudah beberapa kali mencoba mengajak berbicara pada Lucas, namun pria itu hanya akan menjawab seadanya sambil tersenyum walaupun Mark tahu itu hanyalah senyum terpaksa.

Mark sempat berpikir, apakah itu artinya ia telah ditolak oleh pria yang disukainya? Jika iya, maka itu artinya ia harus memulai kehidupan yang normal dan membuang perasaan sukanya pada Lucas begitu saja.

Tapi hal itulah yang membuat Mark semakin hari semakin merasakan sakit pada hatinya. Apalagi ketika Lucas mengabaikannya, itu jelas lebih sakit daripada yang ia kira. Ia yakin bahwa dirinya tidak salah dalam berkata, ia hanya mengutarakan perasaannya. Bukankah muncul rasa suka pada seseorang itu adalah hal yang wajar dan manusiawi.

Sebuah ide tiba-tiba muncul dalam otaknya, dan mungkin akan bisa membuat Lucas berbicara padanya lebih lama.

Sebuah ide tiba-tiba muncul dalam otaknya, dan mungkin akan bisa membuat Lucas berbicara padanya lebih lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lucas!"

Lucas menoleh saat mendengar suara Mark yang dua hari ini tidak didengarnya karena ia tidak pulang kerumah ini akibat dari lembur kerjanya. Padahal itu hanyalah sebuah alasan yang diberikannya untuk menghindari anak itu.

Walaupun begitu, ia masih memiliki rasa peduli pada Mark dengan membelikannya bahan makanan dan camilan untuk mengisi perut Mark selama ia pergi.

Mark menghampiri Lucas dan memeluk tubuh itu dari belakang.

"Kau tahu, aku sangat merindukanmu, Lucas."

Masih sama, Lucas tak menjawab sepatah katapun seperti yang diharapkan oleh Mark, sehingga membuatnya sedikit kecewa.

"Saat kau tak ada dirumah, hantu-hantu itu terus menggangguku. Aku takut, dan tak ada seorangpun yang melindungiku."

Mark mengeratkan pelukannya, berharap Lucas mengeluarkan suaranya walau hanya satu kata.

"Apakah kau benar-benar lembur? Ataukah hanya alasan untuk menghindariku saja?"

Air mata Mark telah terkumpul pada pelupuk matanya, bersiap untuk jatuh menyusuri pipinya.

Lucas terkejut dan tiba-tiba melepaskan kedua tangan Mark yang memeluk tubuhnya, dan seketika itu Mark benar-benar tak dapat menahan air matanya dan mulai terisak karena ia pikir pria itu benar-benar menghindarinya. Ia merasa telah kalah sepenuhnya untuk membuat pria itu membalas perasaannya.

Tanpa diduga, Lucas langsung membalikkan badannya dan menangkup pipi anak itu supaya mata berair itu menatap ke arahnya.

"Maaf telah menghindar darimu dan mengabaikanmu beberapa hari ini. Aku tidak bermaksud--"

Extricate ㅡ Lumark [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang