bonchap (i) ㅡ lucas

3.5K 302 2
                                    

"A-ayah!"

"T-tolong!"

"Paman, tolong ayahku!"

"Lucasㅡ tunggu di dalam rumah bersama bibi, ya?"

Lucas menggeleng keras sembari terisak. Ia menolak untuk masuk ke dalam rumah. Ia hanya ingin tetap melihat kondisi ayahnya yang  beberapa saat lalu ia temui sedang dalam keadaan yang kurang baik.

Tubuh sang ayah sedang bergantung dengan seutas tali untuk mengikat lehernya yang menggantung di atas pintu masuk belakang rumahnya.

Ayahnya dinyatakan telah meninggal akibat gantung diri

Setelah prosesi pemakaman sang Ayah selesai, Lucas kembali ke rumah dengan hampa.

Bagaimana tidak? Ia hampir putus asa ketika sosok pahlawan dalam hidupnya tersebut pergi untuk selamanya, bukan hanya meninggalkannya, melainkan juga meninggalkan Nyonya Wong yang hingga saat ini masih terbaring lemah dan belum terbangun dari komanya.

Sang bibi menawarkan Lucas untuk tinggal bersamanya, namun tentu saja tawaran baik tersebut ditolak oleh Lucas. Ia pikir dirinya masih bisa hidup sendiri karena ia hanya tak ingin membebani sang bibi.

*

Lucas kini merasa kesepian. Tak ada lagi seseorang yang dapat diajaknya bicara. Ibunya sedang koma, sedangkan kakak-adik ia tak punya.

Maka yang ia lakukan sekarang adalah bergegas untuk menjenguk sang Ibu untuk menghilangkan rasa sepinya.

"Ibu.."

Lucas memandangi wajah pucat sang Ibu dengan air mata yang terkumpul pada pelupuk matanya.

Tangannya kemudian ia arahkan untuk menggenggam tangan lemah sosok paruh baya di hadapannya.

"Cepatlah sadar, Bu, Lucas ingin berbicara dan bercerita dengan Ibu perihal apa yang telah terjadi selama dua bulan ini."

"Ibu telah melewatkan dua bulan itu dengan tidur, bukan?"

"Jadi aku ingin menceritakan semuanya yang terjadi. Baik itu senang, maupun duka."

"Perihal Ayah.."

Flashback

Untuk pertama kalinya sejak beberapa bulan yang lalu, Lucas memasuki kamar orang tuanya dan membuka lemari kayu tempat pakaian ayah dan ibunya berada.

Ia tak pernah membuka lemari besar itu karena ia takut dianggap lancang, padahal sebenarnya hal itu bukankah hal yang biasa saja?

Setelah berhasil membukanya, ia menemukan sepucuk kertas yang terlipat diatas pakaian milik sang ayah. Kertas itu berhiaskan oleh tulisan tangan milik ayahnya dalam bahasa Kanton --bahasa asal Ayahnya.

Lucas tak dapat menahan air matanya saat membaca kata per kata yang tertulis pada kertas putih di tangannya. Tangannya bergetar sedang mulutnya terisak meresapi kalimat-kalimat pengakuan sang ayah.

Selesai membaca keseluruhan kalimat yang ditulis oleh mendiang sang ayah, tanpa sadar tangannya meremat keras kertas tersebut hingga membuat kertas itu tak berbentuk lagi.

Extricate ㅡ Lumark [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang