vii

4K 498 107
                                    

Seperti malam-malam biasanya, Mark selalu terbangun ketika tengah malam tiba. Biasanya sang 'hantu' lah yang memaksa Mark untuk membuka matanya, namun kali ini ia terbangun dengan sendirinya, lebih tepatnya dirinya tak bisa tidur semenjak Lucas menyatakan perasaannya padanya siang tadi.

Tubuhnya kini menghadap Lucas yang sedang tertidur pulas dengan tangannya yang melingkari pinggang rampingnya. Matanya terus tertuju pada wajah tampan Lucas yang terlihat sempurna walaupun dalam pencahayaan kurang.

Tangan kanannya ia arahkan untuk menyusuri pahatan sempurna wajah milik Lucas, mulai dari pipi, rahang tegasnya, hingga yang terakhir bibir tebalnya.

Mark telah jatuh dalam pesona pria itu, tergila-gila akan sosoknya yang sangat sempurna di matanya. Hingga ia pun merapatkan dan mencondongkan tubuhnya pada pria itu dengan kedua tangannya yang menumpu tubuhnya, ia ingin segera mencoba merasakan bibir pria itu.

Secara perlahan ia mendekatkan kepalanya hingga ia bisa merasakan napas teratur pria itu yang menerpa wajahnya, lalu ia mulai menggesekkan hidungnya dengan hidung bangir milik Lucas sebelum memejamkan matanya dan bibirnya akan menyentuh bibir Lucas.

Hingga akhirnya ia terkejut karena bibirnya telah dilumat terlebih dahulu bahkan sebelum ia berhasil menempelkannya.

Lucas terbangun karena ulahnya. Dan ia sangat menyesal karena kelambatannya untuk hanya sekedar mengecupnya sekilas.

"Apa yang ingin kau lakukan hm?" Tanya Lucas saat melepas ciuman singkatnya.

Mark membuka matanya takut-takut. Tangannya mencengkeram kain alas tidur mereka untuk mengurangi kegugupannya.

"Katakan padaku, sayang." Perintah Lucas pelan lalu mengecup singkat bibirnya lagi.

Posisi Mark masih sama, sepertinya ia benar-benar tipe orang yang sangat lambat. Kinerja otaknya bahkan makin lambat ketika Lucas memanggilnya dengan sebutan 'sayang' hingga ia masih belum bisa mencari jawaban yang tepat atas pertanyaan Lucas.

"Kau ingin mengajakku bermain?"

Bermain? Memangnya siapa orang gila yang berniat bermain pada tengah malam seperti ini? Mungkin Lucas salah satu orang itu.

"H-hantu.. Ada hantu," cicit Mark pelan.

"Benarkah?" Tanya Lucas dengan suara berat dan seraknya, khas bangun tidur.

Mark mengangguk pelan dan setelah itu ia merasakan rambutnya yang diusap oleh tangan milik Lucas.

"Aku pikir, itu hanya alasanmu saja."

Tangan Lucas beralih menuju tengkuk Mark dan memijatnya pelan.

"Ayo bermain," ajaknya.

Mark mengernyitkan dahinya karena tak mengerti dengan ucapan Lucas. Ia pikir Lucas benar-benar gila karena mengajaknya bermain saat tengah malam, dan iapun masih berpikir, permainan apakah yang Lucas maksud.

"Kau mengerti maksudku kan?" Tanya Lucas.

Mark menggeleng. "Aku tidak ingin bermain saat tengah malam seperti ini. Kau pasti akan mengajak hantu-hantu itu kan?"

"Apa maksudmu? Kita akan bermain berdua. Tak ada hantu disini, dan jika memang ada, mereka pasti iri karena mereka hanya bisa melihat kita."

"Aku takut.." gumam Mark.

"Tak ada yang perlu kau takutkan selagi aku berada di dekatmu."

Selepas mengucapkan kalimat itu, Lucas menarik tengkuk Mark dan menubrukkan bibir tipis itu pada bibirnya.

Ia kembali menyesapi bibir kenyal itu, kadang melumati dan menghisapnya seakan benda itu kini telah menjadi favoritnya.

Tangannya mengangkat tubuh Mark supaya berada di atasnya dan setelah itu tangannya mulai masuk kedalam piama yang dipakai Mark dan meggerayangi punggung mulusnya.

Extricate ㅡ Lumark [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang