v

4K 562 51
                                    

Mark tersadar setelah sekian lama melamun sambil menumpu tangannya pada pagar balkon rumah Lucas. Tentu saja ia melamunkan kejadian yang kemarin terjadi padanya.

Dengan langkah pelan, ia mendekati pintu gudang itu. Tangannya yang bergetar, ia arahkan pada gagang pintu di depannya. Ia benar-benar ingin membuka pintu gudang itu karena ia yakin hantu yang sering mengganggunya berasal dari dalam ruangan itu.

Gudang yang jarang dibersihkan dan jarang dimasuki, bahkan oleh si pemilik rumah mungkin akan membuat para hantu menghuninya. Kira-kira begitulah isi dalam otak Mark.

"Aku yakin, mereka pasti berada di dalam sini," gumam Mark pelan.

Tangan bergetarnya masih setia menggenggam gagang pintu itu, namun ia masih belum memiliki cukup nyali untuk membukanya padahal otaknya telah berkali-kali memerintahkannya untuk segera membukanya supaya rasa penasaran yang hinggap padanya akan segera hilang.

"Aku tidak bisa membukanya."

Mark menjauhkan tangan dan tubuhnya pada pintu itu.

"Aku tahu, jika aku membukanya Lucas pasti akan marah. Dan aku tak ingin membuat Lucas marah." Ia berjalan kembali menuju pagar dan menumpu tangannya lagi disana.

Mark memejamkan matanya yang membuatnya teringat dengan kedua orang tuanya.

"Ayah, Ibu, bagaimana kabar kalian? Kuharap kalian baik-baik saja," gumamnya pelan.

Ia terus memejamkan kedua matanya hingga tak lama kemudian ia merasakan tengkuknya ditiup pelan oleh seseorang yang membuatnya merinding sedikit kegelian. Ia menebak itu adalah perbuatan Lucas.

Mark tertawa pelan sambil membuka matanya dan langsung membalikkan tubuhnya untuk menghadap Lucas.

"Kau membuatku geli, Luc--"

"Lucas?"

Mark menengok kesana-kemari mencari keberadaan Lucas. Namun nihil, tak ada siapapun disana.

Seketika Mark baru tersadar jika sang 'hantu' lah yang melakukannya.

"Oh shit!" Umpatnya sebelum dirinya berlari meninggalkan tempat itu.

"WAAA!"

Kaki Mark terpeleset karena berlari saat menuruni tangga sehingga membuatnya tubuhnya terjatuh.

"Lucass, tolong aku," ucapnya lemah.

Mendengar suara seperti sesuatu yang terjatuh, Lucas yang sedang membuat sarapan di dapur lantas berlari menuju sumber suara.

"Ya ampun, Mark!"

Lucas benar-benar terkejut saat melihat kondisi tubuh Mark yang telungkup di tangga bawah dan telah tidak sadarkan diri.

Dengan segera, Lucas menggendong Mark dan menempatkannya pada jok mobil belakang dengan darah yang mengalir dari kepalanya.

Lucas langsung mengegas mobilnya menuju rumah sakit yang lumayan jauh dari rumahnya.

"Bertahanlah, Mark," gumam Lucas yang sekarang matanya sedang terfokus pada jalanan di depannya, sedangkan pikirannya terus tertuju pada Mark yang tak sadarkan diri di belakangnya.

Kini Mark masih ditangani oleh Dokter dan beberapa perawat di dalam ruangan bernuansa putih itu. Lucas menunggu di depan ruangan, terduduk sambil merenungkan sesuatu entah apa.

Kenapa aku membawanya kesini?

Lucas menggelengkan kepalanya pelan sampai tidak menyadari bahwa Dokter telah memanggil dirinya berkali-kali.

Lucas menggelengkan kepalanya pelan sampai tidak menyadari bahwa Dokter telah memanggil dirinya berkali-kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Extricate ㅡ Lumark [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang