Prolog

128 1 0
                                    

"Apakah cintaku tak pantas untuknya?" bisik sebuah suara di dalam hatinya.

"Bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah ia sahabatmu sendiri! Kau takkan berhasil! Hubungan ini tidak baik. Kau akan menyesalinya." bisik suara lain di dalam hatinya.

Ia mejerit ke arah laut luas di depannya membalas semua pernyataan serta pertanyaan yang berkecamuk di hatinya. Air matanya berjatuhan tak kunjung berhenti. Mencurahkan rasa sakit hatinya selama ini.

Bukankah cinta itu tak pernah salah? Lalu salahkan ia jika mencintai sahabatnya? Memiliki perasaan yang selalu dianggap klise oleh semua orang. Perasaan yang selalu dikira tumbuh hanya karena selalu bersama. Tapi ia yang paling tahu perasaannya sendiri dan ia tahu perasaan ini tidak muncul hanya karena mereka selalu bersama. Karena memang mereka tidak selalu bersama. Mereka tidak pernah sungguh-sungguh menunjukkan ketertarikan mereka satu sama lain.

Akankah cintanya ini tersampaikan? Atau akankah cintanya ini berakhir menjadi perasaan yang menghilang tanpa makna pada akhirnya? Seperti klise foto yang berupa gambar tak jelas?

Apakah keputusannya ini telah tepat? Ia takkan pernah mendapat jawabannya sebelum mencobanya sendiri. Begitu mendengar suara langkah kaki mendekat di belakangnya, ia memantapkan tekadnya, bangkit berdiri, dan mulai melangkah menuju masa depan yang ia belum tahu pasti apa dan bagaimana akhirnya.

KliseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang