May Arella 16 tahun, bulan Mei…
“Rio masih belum membalasmu?” tanya Niken yang menyadari pikiran May yang tidak fokus sejak chat terakhir yang May kirimkan sebagai permintaan maaf untuk Rio.
May kemudian mengangkat handphonenya dan melihat kalau-kalau ada tanda-tanda Rio membalas pesannya. Namun, Niken dapat melihat raut kekecewaan tergambar jelas di wajah May ketika membuka handphonenya. Sebelum May menggelengkan kepalanya dengan lemah, Niken sudah tahu kalau Rio belum juga membalas pesan dari sahabatnya itu.
Niken sebenarnya prihatin sekaligus bingung melihat May yang sepertinya sedari tadi terus memikirkan kesalahannya dalam mengirimkan pesan kepada Rio. Niken tidak habis pikir, apakah hal sepele seperti itu selalu dapat langsung membuat Rio marah? Meskipun May memang terkesan meragukan perasaan Rio dalam chat itu namun seharusnya Rio menyadari kalau perbuatannya yang menurut May ‘tidak biasa’ itu –dengan mengontak May ditengah pelajaran– telah membuat May bingung. Sebagai bentuk dukungan kepada May, Niken mengusap lembut punggung May beberapa kali.
Meski Niken tidak terlalu mengenal kakak kelasnya itu, Niken tahu dari teman-teman sekelasnya yang lain –ketika menguping pembicaraan mereka di kamar kecil– kalau Rio adalah pria yang ramah kepada siapa saja, mudah tertawa, mudah menggoda siapa saja di dekatnya dan tentunya tidak mudah marah. Meski sebenarnya kalau diingat-ingat kembali, pada akhirnya Rio selalu menyakiti para wanita yang dipacarinya dengan mencampakkan mereka ketika ia sudah bosan.
Akan tetapi, menurut desas-desus lain, Rio selalu memperlakukan para mantan pacarnya itu dengan baik sebelum mencampakkan mereka. Atau mungkin Rio sudah mulai bosan dengan May? Memikirkan hal itu membuat Niken menatap iba sahabatnya itu. Niken tahu kalau May adalah gadis yang baik dan perasaannya terhadap Rio juga tulus. Alangkah kasihan sahabatnya itu, jika pada akhirnya dicampakkan begitu saja oleh Rio. Padahal kalau dihitung-hitung, hubungan percintaan sahabatnya itu bahkan belum genap tiga bulan lamanya. Sambil mendesah pelan, Niken menatap May yang masih terus menatapi handphonenya yang sekarang tergeletak di atas meja dan sekali-sekali membukanya berharap-harap kalau ada chat atau pesan singkat yang Rio kirimkan untuknya. Entah mengapa, Niken merasa takut membayangkan Rio yang sepertinya mengetahui kelemahan May –yang sangat haus akan kasih sayang itu– hanya mempermainkan May dan kemudian akan menyakitinya.
Niken tidak berani membayangkan, akan sesedih apa May jika saat itu tiba. Saat dimana, Rio akan mencampakkan May seperti gadis-gadisnya yang lain. Membayangkan hali itu lagi-lagi membuat Niken menghembuskan nafasnya sedih. Sahabatnya yang satu ini adalah kasus spesial. May yang ‘sangat terlihat jelas’ begitu haus akan kasih sayang, akan dengan tangan terbuka dan tanpa kecurigaan menerima siapa saja yang datang kepadanya dan menawarkan sebongkah kasih sayang. Meski sebenarnya, Niken tahu, jauh di dalam kerapuhan yang ditunjukkan May selama ini, tersimpan sebongkah kekuatan yang telah membuat May dapat dengan tabah melewati semua kesulitan yang ia alami selama ini.
Sebenarnya ada hal lain yang masih mengganggu pikiran Niken. Itu adalah pembicaraannya dengan ketiga sahabatnya yang lain beberapa minggu yang lalu, ketika mereka sedang belajar bersama di rumah Alfa dan May tidak dapat turut serta karena pergi menonton di bioskop dengan Rio.
□■□■□
“Apa kalian tidak merasa aneh?” tanya Hans sore itu tiba-tiba sambil mengangkat kepalanya dari soal-soal fisika yang sedang kami kerjakan.
“Aneh soal apa?” tanya Niken bingung diikuti tatapan bingung Lory. Alfa yang masih sibuk menghitung sepertinya tidak begitu menanggapi perkataan Hans.
“Soal May.”Hans menjawab Niken dan Lory dengan wajah misterius.
Niken dan Lory kemudian saling berpandangan dan mengisyaratkan kebingungan mereka akan pertanyaan Hans. “Aku tidak mengerti maksudmu, Hans. Apa yang aneh dengan May?” ujar Lory masih kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Klise
Romance"Aku mencintai sahabatku sendiri." Sebuah ungkapan yang klise. Tapi apakah cinta dapat dibatasi oleh embel-embel persahabatan? Apakah mencintai sahabatmu sediri merupakan kesalahan? May selalu menyukai sahabat-sahabatnya. May yang sulit terbuka den...