"Nadine sepertinya mulai hari ini hati gua udah jatuh buat ke genggaman lu deh" gua merenung dalam hati sambil bergegas menuju ke rumah
Sesegera mungkin gua bergegas untuk mandi, makan, lalu memulai percakapan dengan Nadine ketika jam sudah menunjukan pukul 20:00
Radit: "Nadd" (20:00)
Nadine: "Ya?" (20:03)
Radit: "Bisa nemenin gua buat telponan bareng ga?" (20:04)
Nadine: "Tumben, kenapa emang?" (20:05)
Radit: "Udah buruan gua telpon lu" (20:05)Entah kenapa disaat ini gua seperti merindukan dirinya, padahal perasaan ini baru beberapa jam muncul. Mungkinkah perasaan ini bisa membuat diri gua termabuk mabuk dalam pengorbanan untuknya? Kalau soal itu mungkin gua bisa melakukannya, tinggal bagaimana ujung dari pengorbanan itu. Akankah diabaikan atau mungkin bisa dihargai olehnya.
***
Telpon dari Radit
Sebenarnya Nadine bingung untuk mengangkatnya atau menolaknya, hingga setelah itu Nadine memutuskan untuk mengangkat telpon dari Radit
"Kenapa?" tanya Nadine kepadanya
"Temenin aja gitu gua lagi bosen" kata Radit dengan santai
"Kirain gua ada hal penting" balas Nadine
"Ada kok hal penting" kata Radit"Apa?" tanya Nadine
"Hal pentingnya adalah gua bisa nemenin lu seharian ini" balas Radit sedikit tertawa
"Bisa aja sih lu, hehehe" jawab Nadine dengan tertawa
"Semua gua bisa lakuin lah Nad, kecuali satu hal" kata Radit
"Satu hal apalagi?" tanya Nadine bingung
"Hal untuk mencintaimu, belom sekarang mungkin tahun depan" kata Radit kembali dengan sedikit tertawanya
"Iya deh Dit terserah lunya aja" balas Nadine dengan tertawa dan senyum dalam diam
"Kalau begitu, oke deh" jawab Radit singkat
"Dit gua mau makan dulu ya, dah" kata Nadine kepadanya
"Iya Nad, bye sampai ketemu besok" balas Radit ke Nadine
Nadine langsung mematikan telponnya dengan Radit, dia bingung dengan tingkah Radit kali ini. Sepertinya semenjak kemarin kemarin sifatnya berubah pikirnya, berbeda dari biasanya yang cuek dan dingin. Seolah Radit ingin segera menunjukkan jati dirinya yang asli, Nadine hanya diam memikirkan omongan dan tingkah laku Radit hingga tak sengaja terlelap dengan mimpinya.
***
Esok harinya, gua kembali masuk dengan cepat tidak seperti kebiasaan telatnya itu. Sikap gua yang berubah secara tiba tiba seperti membuat Erlan bingung
"Lu kesambet apa jadi gini sih?" tanya Erlan bingung
"Lah gua berubah menjadi sesuatu yang lebih baik gaboleh gitu?" balas gua santai
"Ya boleh, lu gini gara gara Nadine?" tanya Erlan kembali bingung
"Gua berubah biar gua ngerasa nyaman, kalau orang lain ikut nyaman, gua juga ngerasa seneng kok" balas gua
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rindu
Teen FictionJika kebanyakan kisah cinta, persahabatan, dan sebagainya lebih banyak dimulai kala masa SMA, berbeda dengan kisah ini yang bermula sedikit lebih dahulu, tetapi tetap mempunyai alur kisah yang sederhana tapi sangat menyentuh hati. Tentang memperjuan...