Seharian ini Randy harus menebalkan telinganya yang terasa panas. Gara-gara insiden di toilet kemarin, banyak yang membicarakan Randy.
Sebenarnya dia sudah biasa dibicarakan oleh banyak perempuan di sekolahnya. Tapi disini berbeda, sebab rumor tentang dirinya benar-benar buruk dan merusak reputasinya yang selama ini dijaganya dengan baik.
"Woi bro," Randy mengalihkan pandangannya pada Dean. "Bengong mulu dari tadi."
"Atau jangan-jangan rumor itu bener ya," celetuk Feri yang mengundang tatapan penasaran Dean.
"Sembarangan aja, curut!" Randy menatap kesal ke arah kedua temannya. "Gue bukan orang yang kayak gitu."
"Iya gue percaya sih sama lo," balas Dean. "tapi gak habis pikir aja, kok bisa lo diem di toilet cewek.
"Kayak gak tau Randy kalo udah berurusan sama doi."
"Diem deh Fer!"
"Yang gue omongin itu fakta lho Ran."
"Udah deh, tuh doi lu ada disini," ucap Randy sambil melirik Dira, anak kelas sebelah.
"Disana ada doi lu juga kali," sahut Dean, saat melihat Zilfa disamping Dira.
"Eh, itu yg di belakang Zilfa doi siapa ya?" tanya Feri sambil menaik-turunkan alisnya.
"Sumpah ini tuh drama banget, Anjay."
"Sama kayak hidup lo," celetuk Dean yang mengundang tatapan sinus dari Randy.
"Gue tuh gak habis pikir aja sih. Lo yang playboy tiba-tiba jadi pengecut cuma gara-gara satu cewek."
"Gue bukan playboy!" ucap Randy penuh penekanan sebelum dia bangkit berdiri meninggalkan kedua temannya. Dia sedang tidak ingin berdebat, toh mau dijelaskan bagaimana pun juga, teman-temannya tidak akan percaya.
Tapi sialnya Randy malah berjalan ke arah Zilfa.
"Hai," sapa gadis berkaca mata itu.
Senyum kecil menjadi perwakilan untuk membalas sapaan itu. Mood Randy sangat buruk sekarang!
"Eh, lo kenapa?"
Zilfa membalikkan tubuhnya ke belakang, melihat Randy yang terus berjalan tanpa menjawab pertanyaannya.
"Aneh."
"Zil sini! Malah bengong," ucap Dira lalu menarik tangan Zilfa ke arah meja yang mereka pilih.
"Lo ngeliatin apaan tadi?" tanya Dira sambil mengaduk baksonya.
"Randy. Kok dia aneh ya hari ini?"
"Gue saranin lo jangan deket-deket sama Randy."
"Emang kenapa?" sahut Rindi.
Dira mengisyaratkankan agar kedua temannya mendekat. "Gue denger-denger Randy itu mesum."
Sontak saja ucapan Dira barusan dibantah oleh Zilfa. "Dia bukan orang yang kayak gitu!"
"Ya mana gue tau. Soalnya kemarin ada adek kelas yang ngeliat dia di toilet cewek," jeda sejenak. "kalo gitu, siapa yang gak curiga coba."
"Gue sebenarnya kurang percaya sih," ucap Rindi yang langsung diangguki oleh Dira sendiri.
"Gue juga kurang percaya, tapi kan buktinya ada."
Zilfa diam, tidak lagi menyimak apa yang dibicarakan oleh kedua temannya. Selera makannya juga mendadak hilang. Dia tidak terima bila temannya dipermalukan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvino
Teen FictionSelalu berada dalam tiga besar, tidak pernah mendapatkan hukuman, tidak pernah masuk ke ruangan Bk, dan tidak pernah terlibat asmara. Semua hal tersebut membuat Alvino merasa hidupnya, hampa. Berjalan begitu saja tanpa adanya guncangan. Intinya kehi...