BAGIAN 3

3.6K 75 11
                                    

Dunia persilatan saat ini goncang. Gerombolan yang dipimpin Iblis Lembah Tengkorak makin merajalela. Banyak tokoh sakti golongan putih yang mencoba mengakhiri sepak terjang gerombolan itu, tewas di ujung tongkat berkepala tengkorak milik iblis itu.
Banyak pula tokoh sakti aliran hitam yang bergabung dengan Iblis Lembah Tengkorak. Tentu saja hal ini membuat cemas tokoh-tokoh aliran  putih. Karena tak mustahil kekuatan Iblis Lembah Tengkorak akan menguasai dunia persilatan.
Lembah Tengkorak merupakan tempat Iblis Lembah Tengkorak yang sebenarnya bernama Geti Ireng, tinggal. Di sanalah markas Geti Ireng dengan gerombolannya yang bernama Panji Tengkorak.
Tak seperti biasanya, hari ini Lembah Tengkorak tampak  ramai, Atas undangan  Geti  Ireng,  banyak tokoh sakti aliran hitam yang hadir di kediamannya. Mereka hadir untuk turut menyaksikan takluknya seorang tokoh sakti aliran hitam bernama Kala Srenggi. Dia dikenal sebagai Si Samber Nyawa. Kala Srenggi cukup memiliki ilmu yang tinggi, tapi jika dibandingkan dengan Geti Ireng tak berarti apa-apa. Kulitnya putih dengan tubuh yang tegap berisi. Wajahnya muda dan tampan namun menyimpan garis-garis kekejaman. Senjata andalannya adalah pedang kembar yang bertengger menyilang di punggungnya. Ajiannya yang bernama 'Tapak Beracun' dapat membuat orang hanya bertahan hidup selama sepuluh hari.
Bersama dengan murid-muridnya, Kala Srenggi menyatakan takluk karena seminggu yang lalu Geti Ireng berhasil mengalahkannya. Dengan demikian Lembah Tengkorak makin ramai dengan bergabungnya Kala Srenggi bersama murid-muridnya yang berjumlah separuh dari jumlah anggota Panji Tengkorak.
"Saya datang memenuhi janji," kata Kala Srenggi setelah berhadapan dengan Geti Ireng di ruang pertemuan markas itu.
Ruangan itu adalah sebuah pendopo yang terletak di  tengah-tengah  lembah. Pendopo  itu biasa digunakan Geti Ireng untuk menerima tamu yang sealiran dengannya. Di samping Geti Ireng, seorang gadis cantik berusia sekitar tujuh belas tahun duduk sambil menatap sinis Kala Srenggi. Dia bernama Saka Lintang. Saat mata Kala Srenggi beradu pandang dengannya, hati Kala Srenggi bergetar.
Geti Ireng paham jika Kala Srenggi terpesona dengan kecantikan putrinya itu. Untuk tidak merusak suasana, Geti Ireng tak menegur tamunya itu. Dan lagi, toh Saka Lintang tak mengacuhkan pandangan Kala Srenggi.
"Kiranya yang mulia Geti Ireng sudi  menerima seluruh murid-murid saya bernaung di bawah Panji Tengkorak," lanjut Kala Srenggi.
"Bagus, bagus!" Geti Ireng tersenyum senang.
"Dan saya sendiri siap mengabdi pada yang mulia," ujar Kala Srenggi lagi sambil melirik Saka Lintang.
"Apakah pengabdianmu tidak ada maksud lain?" pancing Geti Ireng.
Kala Srenggi terdongak. Geti Ireng memang bermaksud menyindir. Kala Srenggi menangkap maksud itu. Dia pun menundukkan kepalanya. Kecantikan gadis itu telah membuatnya jadi dungu. Dia lupa kalau yang dihadapinya kini adalah Geti Ireng.
"Ayah, beri dia ujian untuk pengabdiannya!" suara Saka Lintang terdengar lembut dan halus, namun nadanya menyimpan kebengisan dan kekejaman.
"Kau dengar permintaan putriku, Kala Srenggi?" Geti Ireng menatap tajam pada Kala Srenggi.
Kala Srenggi mengangkat kepalanya. Kembali harinya bergetar saat menatap kecantikan Saka Lintang. Harinya tak dapat dibohongi lagi kalau dia jatuh hati kepada Saka Lintang.
"Apa keinginan Nini Dewi yang cantik?" Kala Srenggi  menantang.  Matanya tak berkedip mengakui kecantikan gadis itu, Kepalang basah Dengus Kala Srenggi dalam hati.
"Kalahkan aku!" Saka Lintang tegas.
"Ha ha  ha...!" Geti Ireng terbahak-bahak. Kala Srenggi makin tajam menatap wajah Saka Lintang. Agak sungkan Kala Srenggi menerima tantangan itu. Biar bagaimana pun, tak sampai hati rasanya melepaskan pukulan pada gadis yang telah menghanyutkan hatinya.

"Bukan saya menolak, tapi saya tak pernah melepaskan pukulan pada kaum wanita," suara Kala Srenggi halus.
"Kau meremehkan anakku, Kala Srenggi!" bentak Geti Ireng. Dia merasa tersinggung sekali dengan penolakan itu meski diucapkan dengan halus.
"Saya  tak  bermaksud merendahkan Nini Dewi. Tapi, rasanya saya tak dapat beriaku kasar terhadap wanita," lanjut Kala Srenggi masih dengan nada halus.
"Jika  demikian, kau tak pantas bernaung di bawah Panji Tengkorak!" dengus Saka Lintang sengit.
Kala Srenggi terkejut. Tak  disangkanya kalau gadis cantik ini dapat  sekasar itu. Hatinya makin terkejut saat melihat Geti Ireng mengangguk tanda setuju. Jantungnya terasa copot. Geti Ireng tahu benar kemampuan Kala Srenggi.
Meski Saka Lintang sedikit di bawah Kala Srenggi, namun tak mudah bagi Kala Srenggi untuk menjatuhkannya walau dalam tiga puluh jurus sekalipun. Bahkan tidak mungkin Kala Srenggi tewas jika Saka Lintang telah mengeluarkan  ilmu andalannya,'Ular Berbisa Menyebar Racun' atau mungkin dengan jurus 'Tarian Bidadari' digabungkan, maka seorang tokoh sakti sekalipun tak mampu menandinginya dalam waktu lama.
"Hanya ada dua pilihan, Kala Srenggi," kata Geti Ireng datar dan dingin suaranya. "Memenuhi permintaan putriku, atau kau tak akan melihat matahari lagi!"

1. Pendekar Rajawali Sakti : Iblis Lembah TengkorakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang