♒ 8 ♒

1.3K 192 1
                                    

Sparkbae is here, thankyou for your decision to read this story. I wanna say sorry for typo, and wish you wanna vote this story to support me and SeYoung Couple.
happy reading chingudeul^^

* * *

Sebelum baca part ini sebaiknya baca tujuh part sebelumnya ya, hehehehe

* * *

Sudah sebulan lamanya sejak aku memutuskan untuk mulai berteman dengan, untunglah tubuhku tidak banyak memberi respon penolakan bila berada di dekatnya.

Untuk beberapa hari di awal aku masih menghindarinya.

Tapi Tuhan sangat baik padaku.

Eunji selalu mengingatkanku untuk menjadi apa adanya diriku di depan Sehun.

Chanyeol dan Bomi selalu akan ku tarik bila terjadi momen baik sengaja atau tidak yang menempatkan diriku harus bersama Sehun.

Dalam sebulan sekitar kira-kira sudah sebanyak empat kali kami berinteraksi bersama.

Pertama adalah tepat seminggu setelah kubulatkan tekadku untuk move on, Chanyeol yang sedang berbicara dengan Sehun menyapaku yang sedang lewat. Tentu saja aku harus membalas sapaan itu, karena Chanyeol teman yang sangat baik bagiku. Tentu saja juga aku harus menyapa Namja yang sedang berbicara dengan Chanyeol demi sopan santan.

Kedua adalah saat kelas sosial, Bomi dipilih untuk menjadi ketua kelompok yang beranggotakan empat orang selain dirinya. Bomi memilih Chanyeol, Aku, Sehun dan Byun Baekhyun sebagai anggota kelompoknya. Pertemuan pertama kelompok Bomi buka dengan ceria, kami diminta untuk mengenal lebih dalam satu sama lain.

Sekali lagi aku harus menyapa Sehun bahkan lebih ramah lagi.

Awalnya memang demi sesuatu yang aku sebut dengan sopan santun. Namun sesuatu dalam diriku mendorong aku untuk menyapanya tanpa alasan. Bersikap baik padanya dengan benar.

Lalu momen kedua kami adalah saat aku ingin membeli makan di cafetaria namun dompetku hilang entah kemana. Di belakangku ada Sehun yang juga ingin membeli makanan.

Sepertinya hati nurani cukup bekerja, tanpa berbicara apa-apa ia membayarkan makanan yang ku beli. Untung saja saat itu aku memesan makanan untuk ku bawa Kalau saja aku beli untuk makan di tempat, pasti sangat canggung bila aku pergi begitu saja dan tidak makan bersama orang yang sudah membantuku.

Sebenarnya cafetaria menerima pembayaran dengan e-money. Namun hari itu sedang bermasalah dengan jaringan internet di kampus. Jadi hanya menerima uang cash untuk pembayaran.

Setelah dibantu olehnya aku tidak pergi begitu saja, aku meminta nomor handphonenya untuk memberikan e-money melalui aplikasi pembayaran elektronik yang Seoul University miliki.

Kalian tau, dengan mudahnya ia berkata "aku tidak mengganti nomorku kok, memang kau sudah menghapusnya ya?" Ekspresi yang ia keluarkan sangat mengucapkan kalimat itu benar-benar tidak ku pahami. Terdengar angkuh namun cukup bersedih di pendengaranku. Ya mungkin hanya pendengaranku saja yang bermasalah.

Lalu momen terakhir yang baru saja kemarin aku alami, tepatnya saat hari Minggu. Akuku bertemu Sehun di Lotte Duty Free. Dia sedang fokus melihat sepatu di salah satu bagian sepatu wanita.

Entah demi sopan santun atau memang keinginanku, aku menghampirinya dan bertanya apa keperluannya.

Ekspresinya kaget saat aku menyapa dengan memanggil namanya sambil menepuk bahu bidangnya dari belakang.

Awalnya dia tidak menjawab saat aku bertanya apa yang ia lakukan, tapi setelah ku goda "wah wah mencari hadiah untuk kekasihmu ya," entah aku dapat dorongan darimana sampai mampu menggodanya seperti itu.

Decision [COMPLITED] | {SEHUN & HAYOUNG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang