♒ 7 ♒

1.4K 193 8
                                    

Sparkbae is here, thankyou for your decision to read this story. I wanna say sorry for typo, and wish you wanna vote this story to support me and SeYoung Couple.
happy reading chingudeul^^

* * *

Sebelum baca part ini sebaiknya baca enam part sebelumnya ya, hehehehe

* * *

Pagi ini aku berangkat ke kampus dengan kepercayaan diri yang bisa di bilang tidak terlalu banyak.

Aku sangat mau terlihat keren di hadapan Sehun, tapi sepertinya aku juga masih mau memujanya seperti dulu bila melihat wajahnya dari dekat.

Sebuah selembaran dari fakultas strata dua psikologi tertempel hampir di seluruh sudut kampusku pagi ini.

Saat pertama kali melihat selembaran ini aku tidak berminat membaca isinya, hanya sekilas kubaca judulnya praktik konseling.

Namun setelah membaca kembali selembaran itu di Mading kantin sebuah niatan datang ke dalam benakku. Sepertinya aku harus konseling untuk menjadi keren.

* * *

Pagi ini aku memiliki kelas yang sama dengan Namja itu.

Keputusan awalku di pagi ini adalah untuk datang cepat, duduk paling depan bersama Yoon Bomi seperti biasa. Lalu menunggu beberapa menit sesudah kelas berakhir sampai kelas hampir kosong agar tidak bertemu dengan Sehun.

Aku tidak aktif sama sekali di kelas pagi ini, bahkan sepertinya ketumpulan otakku mulai kembali. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang profesor itu ucapakan.

Ya Tuhan, kenapa Appa dan Oppaku mampu melalui setiap mata kuliah jurusan hukum sedangkan aku terseok-seok melaluinya.

Kelas berakhir dengan lesu, dosen tua itu benar-benar sudah ketinggalan jaman. Harusnya dia mengganti metode mengajar, gunakan musik ke, slide powerpoint atau apalah yang mampu membuat aku paham atas ucapannya.

Ah sudahlah, yang penting kelasnya sudah berakhir.

"Bisa kita bicara?" Sebuah suara membuatku menghentikan aktifitasku membereskan peralatan belajarku.

Ya Tuhan aku amat mengenal suara ini, ini suara Sehun.

"Ha Young ada yang ingin aku sampaikan," dengan terpaksa aku menatap matanya. Bukankah tak sopan bila kita tidak melihat lawan bicara kita?

"Wae?" Tanyaku malas.

"Bisa kita keluar sebentar?" Matanya melirik Yoon Bomi.

Sebenarnya apa yang ingin ia sampaikan sampai Yoon Bomi tidak boleh mendengar percakapan kami?

"Kenapa tidak disini saja?"

"Ikut saja denganku," ia menarik tanganku. Bahkan aku tidak sempat membawa tasku.

Sehun membawaku ke area bawah tangga di dekat kelas yang baru saja kami gunakan.

Kami berhadapan, tatapannya sangat serius. Auranya berbeda dengan Namja yang beberapa hari lalu mengantarkan ku pulang.

"Jadi apa yang ingin kau sampaikan?"

Decision [COMPLITED] | {SEHUN & HAYOUNG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang