Tiga Puluh Enam

7.1K 321 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT⚠

Vira membuka matanya perlahan. Lampu kamarnya serasa menusuk mata. Gadis itu mengerjapkan matanya dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Ini jam berapa sih?," gumam gadis itu. Ia melirik jam yang ada di dinding kamarnya. Pukul 11 malam.

"Gila. Baru jam segini? Gue kira udah subuh," kata gadis itu. Ia merasa perutnya begitu lapar. Ketika selesai bercerita dengan Adit tadi, Vira memutuskan dapat tidur dengan nyenyak.

Vira melangkahkan kakinya keluar kamar. Terdengar sayup-sayup suara televisi dari ruang keluarga.

Kak Adit belum tidur?, batin Vira. Gadis itu pun menuju ruang keluarga dan seketika memelototkan matanya. Bungkus makanan ringan dimana-mana serta dua piring kosong yang sudah kotor tergeletak begitu saja di lantai. Dua cowok yang tak asing bagi Vira tidur di sofa bed dengan kaki dan tangan terbuka.

Kedua cowok itu adalah Azka dan Adit. Vira tidak tahu bagaimana Azka bisa ada di rumahnya, padahal tadi sore cowok itu sudah pulang. Apalagi cowok itu sekarang tidur di rumahnya. Vira hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat Kakaknya serta orang yang Ia cintai itu.

Vira pun akhirnya mengambil piring kotor serta sampah-sampah yang berserakan itu ke dapur. Vira membuang sampah-sampah itu ke tempat sampah dan mencuci piring kotor tersebut, setelah itu menyusunnya di rak piring. Setelah mengelap tangannya dari sisa air mencuci piring, Vira ke kamar tamu dan mengambil selimut yang ada di sana, lalu menyelimuti kedua cowok yang di sayanginya itu.

Ketika Vira hendak kembali menuju dapur, sebuah tangan kekar menahannya. Vira langsung membalikkan badan dan melihat Azka yang matanya terbuka.

"Eh, sorry kalo gue yang ngebuat lo kebangun," kata Vira gugup

"Ini jam berapa? Perasaan tadi lo tidur," tanya Azka dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

"Jam 11 malem. Gue laper, jadi mau makan dulu. Lo lanjutin aja tidurnya," kata Vira.

"Gue temenin lo makan ya?," tawar Azka.

"Eh, gak usah. Gue bisa sendiri kok. Lo lanjut lagi aja tidurnya," tolak Vira. Bukannya tidak mau, Vira hanya tidak sanggup untuk melewati suasana canggung di antara mereka nanti.

"Gue juga laper. Yuk ke dapur," ajak Azka. Cowok itu membuka selimutnya dan beranjak menuju dapur. Vira menghela nafas dan akhirnya mengikuti Azka menuju ke dapur.

Terlihat Azka yang sibuk mencari bahan makanan yang bisa di masak, begitu pun dengan Vira. Gadis itu membokar isi kulkas, tetapi nihil yang Ia dapatkan. Sepertinya Bi Mina belum membeli stok bahan makanan sehingga tidak ada yang bisa di masak malam ini.

"Mi instan aja gimana? Ini masih ada 3 bungkus soalnya," tawar Azka. Vira terlihat berpikir kapan terakhir kali Ia memakan mi instan.

"Boleh deh kalo gitu. Gue juga udah lama gak makan mi instan," kata Vira.

"Oke. Gue aja yang masak. Lo duduk aja, oke?," kata Azka. Vira memandang Azka penuh keraguan.

"Emang lo bisa?," tanya Vira.

"Ya bisalah kalo cuman mi instan doang," kata Azka tidak terima karena diremehkan oleh Vira. Vira pun terkikik geli melihat ekspresi kesal Azka.

"Oke, oke."

Azka pun dengan telaten dan cekatan merebus air di panci dan membuka bungkus mi instan tersebut. Memang Vira akui, cowok yang dapat di bilang Most Wanted di sekolah ini cukup lihai di dapur. Vira memperhatikan punggung Azka yang sedang menyiapkan bumbu mi mereka. Tanpa sadar senyum terbit di bibir mungil gadis itu.

Ternyata selama ini hanya lo, Zka.

○●♡●○

Vira dengan langkah gontai menuruni tangga yang ada di rumahnya. Ia baru saja bangun dari tidurnya. Hari ini hari Minggu jadi Vira bisa bebas bangun siang setelah menunaikan sholat Subuh. Gadis itu berniat untuk mengambil air mineral di dapur, tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara bola basket di pantulkan di halaman belakang rumah.

Vira pun menuju ke halaman belakang rumahnya yang terdapat lapangan basket sederhana. Terlihatlah di sana Azka dan Adit yang sedang bermain basket berdua. Tanpa sadar bibir mungil Vira membentuk senyuman melihat kedekatan Azka dengan Kakaknya itu.

"Pagi-pagi udah main basket aja," kata Vira. Suara Vira membuat kedua cowok itu menghentikan permainan mereka.

"Ganggu banget sih," kata Adit kesal. Vira mengerucutkan bibirnya.

"Papa sama Mama pulang kapan, Kak?," tanya Vira.

"Katanya sih pesawat sore. Mungkin malem bakal sampai rumah," kata Adit sambil meminum air mineralnya hingga habis tak tersisa.

"Oh iya gue lupa nanya semalem. Kok Azka bisa ada di rumah?," tanya Vira.

"Tau nih Kakak lo jam 8 malem tiba-tiba nelfon gue dan ngajak buat nemenin dia nonton bola dan nginep di sini," kata Azka.

"Tapi malahan tv yang nontonin kalian," sindir Vira. Adit dan Azka hanya nyengir.

"Eh hari ini kan Minggu, gimana kalo kita jalan?," ajak Azka.

"Gak bisa gue. Mau jalan sama gebetan baru," kata Adit.

"Dih, siapa? Kayak laku aja lo Kak," kata Vira.

"Ada deh. Gini-gini gue ganteng dan jadi incaran cewek-cewek di kampus," kata Adit.

"Ya terserah lo aja deh Kak," kata Vira sambil memutar bola matanya malas.

"Gimana nih Vir? Mau nggak jalan? Ajak aja Fero, Zaky, Hans, Livia sama Nana," kata Azka.

"Boleh-boleh. Gue coba kontak mereka di grup ya," kata Vira. Ia pun membuka grup Line yang bernama Most Wanted Nusa Bangsa.

Most Wanted Nusa Bangsa

Vira: P

Fero: Kenapa ibu negaraa??

Nana: Kenapa Virr

Vira: Hari ini kalian sibuk gak? Jalan yuk!

Livia: Yah, gue ada acara keluarga. Sepupu gue nikahan gitu hari ini.

Zaky: Gue bisa

Hans: Gue gabisa sepupu gue dari Bandung ke rumah soalnya. Gak enak kalo gue pergi.

Azka: Jadi siapa aja nih yang bisa?

Nana: Gue bisa kok!

Fero: Gue juga.

Azka: Oke jadi fix yang gak ikut Livia sama Hans nih? Kumpul di rumah Vira jam 10 ya ngaret kita tinggal!

Tanpa sepengetahuan Vira, Azka juga mengirim pesan pribadi ke teman-teman mereka dengan isi yang sama.

Azka: Vira lagi sedih. Gue harap kita bisa bikin dia ketawa dan bahagia hari ini.

B E R S A M B U N G

Mungkin 7-10 part lagi bakal selesai:)

See you at next part!

Thank you!🌸

AMARE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang