Althea

28 5 4
                                    

Seminggu lalu tea sempat bertatap muka dengan mas ilham. Mas ilham laki laki yang ia kenal sejak 1bulan yang lalu. itupun secara tidak kesengajaan.

FlasBack to story......

"Permisi... permisi... permisi..." ucap tea melewati koridor kelas A sambil membawa setumpuk buku yang dia peluk di dada
Brukkk...
Tiba tiba saja aku ngerasa nabrak sesuatu, benturan itu lumayan keras hingga membuat jidat ku sedikit kesakitan.

"Aduh.." keluh tea mengusap jidat nya tanpa memandang apa yang baru saja dia tabrak.
"Mari saya bantu" ucap seseorang yang tak di kenali. Seketika mata tea bertatapan beberapa detik dengannya. Dengan body tubuh yang sedikit kekar. Dan sedikit kumis tipis yang menghiasi.

Tea segera bangkit lalu kembali meraih beberapa buku yang ada di tangannya. Tanpa banyak bicara ataupun ucapan terima kasih aku segera bergegas berlari meninggalkan ia sendiri di balik koridor.

Tokk... tokk.. tokk..

Permisi pak, ini tea. "Boleh saya masuk?" Ucap tea mengketuk pintu ruangan pak almaini selaku pembimbing akademik

Disini etitude numbers one, pada akhirnya etitude menjadi tradisi kesempatan bagi orang-orang tertentu yang memiliki jabatan tinggi untuk menghakimi. bahkan menindas orang orang yang dibawah. Termasuk tea sendiri waktu pertama kali ia masuk dalam dunia perkuliahan ini. Berat? Tapi mesti di jalani seiring waktu menenggelamkan segalanya dalam kesibukan tersendiri semua bakalan lewat.

"Ya silahkan tea"
Tea segera bergegas masuk kedalam ruangan pak al.
"Ini pak ada buku buku yang tadi bunda sri berikan pada tea, katanya titipan pak al" jelas tea
"Oh iya tea, terimakasih" jawab pak al.
Tea hanya membalasnya dengan senyum tipis . Lalu segera meninggalkan ruangan pak al.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang