Ah, aroma kebebasan memang beda. Jauh lebih baik dari udara di tengah ruangan sempit dengan tempat tidur dan kloset serta wastafel dalam satu tempat dan jeruji besi menjadi pintunya. Pria itu menarik napas dalam, mengembuskannya perlahan sebelum menyeringai dan meninggalkan penjara federal Arkansas.
Arkansas adalah tempat tersialnya. Marvin Wood, pria yang lebih sering dipanggil Wood karena tak ada yang cukup akrab untuk memanggil nama depannya, harus mendekam di sel sempit selama sepuluh tahun atas tuduhan pemerkosaan yang ia lakukan.
Bukan sesuatu yang baru. Hanya saja, Wood pikir ia lebih beruntung ketika berada di Texas, Dallas, bahkan Oklahoma sekali pun. Hukumannya kurang dari sepuluh tahun dan ia hanya sampai di state prison. Tempat yang tidak lebih buruk dari penjara federal.
Wanita yang ia perkosa terakhir adalah wanita usia akhir dua puluhan dengan surai ash blonde sepunggung yang indah. Iris birunya menatap nyalang ke arah Wood, membuat pria setengah abad itu merasa tertantang dan ingin mengubah tatapan itu menjadi tatapan ketakutan.
Oh, Wood paling suka kalau ada wanita yang menatap takut ke arahnya. Memohon-mohon demi hidup mereka hingga menangis sesegukan. Wood suka. Ia suka perasaan puas yang timbul ketika wanita-wanita itu berteriak kesakitan dan membuat mereka merasa lebih baik mati saja.
Hanya saja, Wood kali ini cukup sial karena wanita itu mampu menyeretknya ke pengadilan hingga membuahkan hukuman selama sepuluh tahun. Korban tertangguh yang pernah Wood temui. Sebelumnya mereka tak pernah berhasil menyeret Wood untuk benar-benar menjalani hukuman sesuai dengan kejahatannya.
Wood biasanya hanya masuk penjara karena pelecehan seksual ringan. Pria tua itu cukup licik untuk mengelabui para jaksa-jaksa pengusut kasusnya dan berhasil memilih atau setidaknya, mengolah pengacara murahannya hingga hukuman pria surai keriting itu berkurang hingga setengah kali.
Sayangnya, tak berhasil untuk wanita jalang yang satu itu.
Setelah menjalani masa tahanan selama sepuluh tahun, Wood bahkan tak yakin kalau ada keluarganya yang mengingat dirinya atau mencari Wood. Mereka hanya kumpulan orang-orang dungu yang menjijikkan. Berpura-pura baik dan segala macam bentuk kasih sayang yang memuakkan. Wood benci mereka dan ia rasa, mereka juga membencinya.
Mereka mengabaikan Wood jauh sebelum pria itu mulai menjadi penghuni tetap penjara. Jauh sebelum pria itu melakukan kejahatan pertamanya. Wood bahkan sampai tak ingat wajah-wajah mereka yang sama sekali tidak penting.
Tak ada alasan untuk mencari mereka. Maka, ketika Wood bebas, tujuan utamanya adalah club murahan terdekat. Di tempat seperti itu, macam-macam pekerjaan kotor bisa menghampirinya. Wood sama sekali tak keberatan. Ia benar-benar butuh uang kalau mau bertahan hidup dan menghirup udara segar.
Wood memasuki club secara asal, bertemu dengan pria-pria bertubuh tegap dan bermata bengis lalu membuat beberapa kesepakatan. Setelah satu jam lima belas menit berlalu, Wood keluar dari tempat itu dengan senyum sumringah dan tawa yang tak henti-hentinya hingga beberapa orang yang berpapasan dengannya di pintu masuk menatap aneh ke arah pria itu.
Pekerjaan Wood kali ini tak begitu susah. Hanya mengantar drugs. Beberapa kantong sabu-sabu dan sekitar sepuluh kilo ganja. Bukan jumlah yang besar, hanya saja, ia harus mengirimnya ke beberapa orang yang cukup rawan.
Bayarannya lumayan. Tiga ratus dollar tunai. Cukup untuk membeli junk food, alkohol, dan mungkin rokok. Lagi pula, ketika ia menyelesaikan tugas dan mendapat uang, Wood akan melarikan sedan second yang diberikan sang bos anonim untuknya selama pengiriman. Wood hanya mengubah kata 'selama pengiriman' menjadi miliknya selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neverville #ODOCTheWWG
Misterio / SuspensoApakah membunuh itu salah? Roseanne Lang tak pernah merasa bersalah setelah membunuh seseorang. Setidaknya, sebelum kekasihnya muncul dan membuat Rose lupa kalau ia bukan bagian dari orang 'baik'. Rose mulai kehabisan waktu. Pengakuan dimulai sement...