Bab 3 Pertunangan

27.3K 716 14
                                    

"Nanti sore kita ke rumah calon Istri mu," ujar Dita sambil menyusun buah-buahan untuk calon besanya.

"Lah? Kenapa jadi mendadak begini sih, mah?"

"Kalo mamah bilang dari kemarin kamu pasti kabur ke rumah Danial atau nginep ke rumah Kelvin." Dita sudah bisa menebak isi kepala anaknya jika ia membongkar niat baiknya.

"Udah sana kamu siap-siap gih! Tapi ingat yah? kalo kamu kabur, maka mamah gak akan segan-segan untuk menjual motor dan mobil kamu!"

"Lah kok gitu sih, mah? Motor sama mobilnyakan baru aja di beli tahun kemaren, masa iya mau di jual lagi,"

"Makanya nurut!"

"Yaya!"

"Sudah sana siap-siap tunggu apa lagi!" dengan malas Ali beranjak dari sofa dan naik ke kamarnya. Ancaman mamahnya benar-benar sangat mengerikan! Yang benar saja motor dan mobil akan di jual. Mau naik apa dia ke sekolah nanti.

Ali mengerutkan keningnya saat melihat bajunya yang sudah disiapkan oleh mamahnya dan di sana terdapat surat di atas bajunya.

Dari mamah.

Ali Tengkuh Rakasya
Ini bajunya sudah mamah siapin jangan lupa di pake dan awas aja kalo kamu pake baju yang lain, mamah sita motor mu!!

"Tidak!!!"

...

Kini seluruh keluarga Ali sudah berada dikediaman rumah temen kuliah mamahnya.

"Mah? Nama cewe itu siapa sih namanya?" tanya Ali. Semenjak mamahnya memberitahukan perjodohanya, mamahnya tidak ada memberitahukan siapa nama wanita itu. Ali hanya tau jika gadis itu adalah anak teman lama mamahnya dulu.

"Kalo gak salah si Febby."

"Mamah gimana sih. Masa calon menantunya aja namanya gak tahu. Apa jangan bilang gadis itu sudah janda lagi."

"Hust! Mana mungkin dia janda kalo ibunya si iya, emang kamu mau sama ibunya?"

"Sama anaknya aja belum tentu aku mau apalagi ibunya. Mending mamah rancunin aku aja sekalian." Ali mulai berdrama

"Mulai deh!"

Dita tersenyum. Sebentar lagi ia akan tiba di rumah Farah. "Ayo kita turun, Al. Kita sudah sampai. "

"Inikan rumahnya April, mah." Ali yakin betul jika rumah ini adalah rumah April. Ali sempat mengantarnya sampe perkarangan rumahnya.

"April siapa?"

"Teman ku."

"Ah gak mungkin!" elak Dita padahal ia tahu jika anak temannya satu sekolah dengan Ali, hanya saja ia merasahasikan sang gadis itu dari Ali.

"Udah kita masuk aja." Dita merangkul Ali agar anaknya tidak lari.

"Assalamualaikum." salam Dita dengan semangatnya.

"Wa'alaikumssalam, silahkan masuk." ujar Farah sang empunya rumah.

"Duduk dulu." ujar Farah.

"Ini Ali? Wah sudah besar yah?" Ali mengangguk pelan sembari tersenyum, sedangkan dalam hatinya justru sedang maraton. Ia takut jika wanita itu adalah adik kelasnya, yaitu April. Ali menghiruk udara dalam-dalam untuk menormalkan debaran di dadanya.

"Itu calon mantu ku ke mana? Kok belum keliatan juga?" Dita celingak-celinguk mencari keberadaan anak Farah.

"Itu ada di dalam, biasa dia lagi siap-siap."

"Bentar dulu yah aku mau bawa anak aku ke sini." pamit Farah.

"Ini dia orangnya" ujar Farah membuat Ali mendongakkan kepalanya.

Young Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang