Bab 10 Bucin

22.9K 572 3
                                    

Malam-malam ini Ali mengendap-ngendap masuk ke kamar April. Semenjak mamahnya di rumah ia tidak bisa bebas seperti dulu dan sekarang ia harus diam-diam masuk ke dalam kamarnya.

"Sial! Di kunci lagi!"

"Pril?" Ali mengetuk-ngetuk pelan pintu.

"Pril buka dong,"

April berdecak kesal dengan langkah yang malas ia membuka pintunya.

"Apa?" Ali tak menjawabnya langsung masuk begitu saja dan mengunci pintunya.

"Kenapa kamu kunci pintunya?"

"Aku mau tidur sini," Ali duduk di ranjang.

"Ya udah kalau gitu aku tidur di bawa aja,"

Ali mencekal tangan April dan menarik tanganya hingga duduk di sampingnya.

"Aku minta maaf," lirihnya lalu menggapai tangan April.

"Mulai saat ini kamu gak usah antar aku lagi,"

"Is, jangan gitu dong, Pril. Kan sudah minta maaf,"

"Aku masih kesel sama kamu,"

"Aku janji ini yang terakhir kok,"

"Sudah sana pergi! Aku mau tidur,"

"Enggak. Aku mau tidur di sini sama kamu,"

April menarik tangannya.

"Terserah!" April merangkak naik ke kasur dan langsung merebahkan tubuhnya membelakangi Ali.

Ali ikut merebahkan tubuhnya di samping April. "Pril, jangan marah dong." ucap Ali sambil memeluk April dari belakang.

April membalikkan tubuhnya. "Kemaren cewe yang kamu gonceng siapa?"

"Itu Sarah, teman satu kelas ku,"

"Terus kalian ke mana aja pas istirahat bimbel?"

"Sarah ngajak aku makan,"

"Sampe lupain aku, gitu?" April menyela.

"Aku minta maaf, Pril. Aku bener-bener kelupaan,"

"Ok aku maafin kamu, tapi ingat ini yang terakhir kalinya aku liat kamu gonceng cewe. Sampe aku liat kamu ulangin lagi, aku bakal pulang ke rumah Ibu!"

"Iya. Aku janji ini yang terakhir kalinya,"

"Kamu keluar gih! Aku mau tidur!"

"Kamu lupa kalo aku mau tidur sini?"

"Ck. Nanti Mamah tau bagaimana kamu tidur sama aku?"

"Aku nanti pindah pagi-pagi sekali, udah tenang aja lagian kita cuma tiduran aja kan,"

"Kalau sampe kamu macam-macam aku gak segan-segan buat nendang kamu,"

"Iya aman aja,"

"Tidur gih," April mulai berani membenamkan wajahnya pada di dada Ali, bahkan April melukis-lukis di atas dadanya.

"Kamu manja banget sih," Ali mengapit ke dua kaki April dan langsung memeluknya dengan erat.

"Emang gak boleh manja sama suami sendiri?"

"Boleh dong," Ali tak kalah bucin mengencup kening April.

"Enak ya bisa bucin sama istri sendiri,"

April membenamkan wajahnya di ceruk lehernya. "Gitu kamu malah marah-marah dijodohin sama aku,"

Ali terkekeh. "Hehe kan aku belum tau,"

"Belum tau apa?" April bangkit dari tidurnya dengan dikuti oleh Ali.

Young Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang