Bab 9 Ngambek.

20.2K 540 1
                                    

April dan Ali semakin hari semakin dekat, bahkan tanpa mereka sadari mereka mulai menyukai satu sama lain. Hanya saja mereka terlalu gengsi untuk mengatakan perasaannya. Semenjak orang tua Ali pergi mereka selalu menghabiskan waktu berdua. Sesekali Ali tidur di kamar April untuk merasakan sensasi yang berbeda.

Ali menoleh pada April yang sedang asik menghafal untuk ulangan besok. Selain cantik April juga pintar dan suka belajar, beda sekali dengan dirinya yang selalu menyuruh Sarah untuk mengerjakan PR atau latihan sekolahnya. Ali terlalu malas berpikir jika ada yang orang pintar yang bisa kenapa tidak digunakan? Itu pikir Ali.

"Masih lama belajarnya?" tanya Ali pada April yang masih menghafal.

"Iya satu kali lagi," ucap April.

Karena matanya sudah ngantuk, April memilih untuk melanjutkan menghafalannya besok pagi saja. April mematikan lampu lalu merangkak ke atas kasur dan merebahkan tubuhnya di samping Ali.

"Sudah tidur ini sudah malam," kata Ali lalu merapatkan tubuhnya dan memeluk April.

"Iya," jawab April tak masalah jika Ali selalu memeluknya saat tidur tetapi saat mereka nonton ia tak pernah melakukan hal itu.

April mulai memejamkan matanya dan menikmati elusan lembut di punggungnya. Ia mulai menyukai hal ini setiap saat mereka ingin tidur. Hingga akhirnya April sudah tertidur dan Ali membenarkan selimutnya hingga sampai di dadanya. Menikah dengan April tidak seburuk yang ia kira, bahkan Ali menikmati setiap hari bersamanya seolah Ali telah menemukan rumahnya.

"Selamat malam," Ali mengecup kening April lalu merapatkan tubuhnya sambil memeluk perut ratanya.

Pagi telah tiba, April terlambat bangun karena ia terlalu malam belajar untuk ulangan hari ini dan sialnya ia belum mengulang hafalanya lagi. April meraih jepit rambut untuk menjepit rambut bagian tengahnya.

"Al? Bangun," April menggoyangkan tubuh Ali yang masih memeluk guling dengan erat.

"Al, ayo bangun." Ali terusik dari tidurnya lalu menyepitkan matanya silau.

"Bangun, Al. Sekolah,"

"Iya," Ali bangkit dari tidurnya lalu duduk bersandar sambil mengaruk rambutnya.

"Kamu langsung mandi aja gih, maaf ya? Aku gak masak hari ini soalnya aku bangunya kesiangan,"

"Iya gak apa-apa," Ali mengecup kening April lalu bangkit dari tempat tidurnya. "Aku ke kamar dulu ya? Mau mandi,"

"Iya," April merapikan rambut Ali sebelum keluar dari kamarnya.

...

Di sekolah, mereka tidak langsung ke kelas dulu. Ali mengajak April untuk mengisi perutnya sebelum bel berbunyi, ia masih punya waktu lima belas menit lagi sebelum bel masukan berbunyi.

"Apa kita gak terlambat, Al?" April takut saat ia makan bel telah berbunyi.

"Enggak tenang saja, ayo di makan." Ali menyondorkan piring rotan padanya.

"Iya," April mengambil tisu dan mengelap sendok mereka.

"Nasi gorengnya dihabisin," ucapnya sambil memasukkan sendok ke dalam mulutnya.

"Iya," April sudah menghabiskan sarapanya yang sempat tertunda dan beruntung sekali Ali membawanya ke mari, jadi ia bisa mengisi perutnya.

"Sudah kenyang?" Ali muncul di sampingnya setelah membayar makananya.

"Udah," jawabnya.

"Kamu langsung masuk ya, aku mau nunggu teman ku dulu,"

"Iya," April mendorong kursi.

Young Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang