Bingkai 12

481 47 0
                                    

Kalau udah sayang kenapa ya susah banget mau marah bawaannya pingin maafin, ini kelewat cinta apa kelewat bego sih

~o~

Pagi-pagi sekali Rion telah turun dari hotel menenteng kamera yang sengaja dibawanya, kali ini ia hanya sendiri, pemuda itu ingin menikmati satu hari free-nya untuk hunting foto, kali ini diniatkannya hasil bidikan perdananya setelah lama cuti dengan kamera SLR sebagai oleh-oleh dan membayar setengah janjinya pada Gify, karena janji sesungguhnya ia akan mengajak Gify berlibur dan hunting foto bersamanya.

Pertama-tama ia pergi ke The Grand Palace, bangunan tua yang kaya akan peninggalan sejarah ini sangat menarik untuk dijadikan objek foto. Saat sedang memfoto salah satu bagian bangunan The Grand Palace, Rion melihat sepasang kekasih yang kelihatannya pelancong sama sepertinya, pasangan itu sepertinya berasal dari eropa tampak dari kulit mereka yang putih dan mata mereka yang bewarna biru, melihat mereka membuat Rion jadi merindukan Gify. Andai ada Gify bersamanya.

Selanjutnya ia mengunjungi Wat Arun yang tak jauh dari The Grand Palace, tempat ini juga sarat akan arsitektur kuno, berdasarkan informasi yang didapatnya dari wisatawan lain ternyata Wat Arun akan semakin indah di malam hari, Rion pun meniatkan diri untuk menyempatkan diri melihat Wat Arun malam nanti saat perjalan pulang ke hotel. Pokoknya seharian ini ia harus benar-benar memanfaatkan waktunya untuk mengeksplorasi Thailand karena besok pagi ia sudah kembali ke Jakarta.

Setalah salat zuhur dan makan siang Rion melanjutkan kegiatannya berburu belanja murah di Chatuchak Weekend Market. Ia mencari berbagai souvenir untuk keluarga dan teman-temannya di Jakarta, walau hanya seorang diri namun Rion tampak lincah dan bersemangat menikmati harinya, sudah lama sekali ia tidak sebebas sekarang, karena biasanya saat di Indonesia satu menit saja di ruang publik ia pasti sudah dikerubungi fans, ia merindukan waktu-waktu saat dirinya menjadi orang biasa.

Setelah puas berbelanja dan mencoba berbagai macam kuliner, tidak terasa hari mulai malam, seperti niatnya, ia pun mencoba mampir ke Wan Arut sebelum kembali ke penginapan. Dan ternyata memang benar, tempat itu semakin indah di malam hari.

"Akhir tahun ini kita bakal ke sini bareng Fy, kita bakal datangin tempat ini lagi sekaligus ke Pattaya, Chiang Mai, Sung Nong Nooch, ah aku ga sabar nunggu akhir tahun tiba."

***

"Lo ga bawa gajah putih bro?" pertanyaan konyol Randi sambil menimang-nimang oleh-oleh dari Rion. Rion memutar bola matanya, unfaedah melayani playboy somplak ini pikir Rion karena ia juga masih lelah sebenarnya setelah mendarat dari Thailand Rion kembali ke rumahnya dan langsung pergi ke studio Davin untuk bertemu dengan kedua sahabatnya, hampir setengah tahun mereka tidak kumpul lagi.

"Masih untung lo ga dibawain lady boy sama Rion, kalo iya nyaho lo," semprot Davin yang baru masuk ke ruang kerjanya, sambil menenteng kamera yang baru dipakainya bekerja.

"Kan katanya Thailand itu negeri gajah putih, jadi gue mau buktinya aja gitu," sahut Randi sambil menaik turunkan alis tebalnya, khasnya kalau sedang kumat somplaknya.

"Dari dulu jadi biang onar SMA sampai sekarang udah jadi pegawai bank otak lo masih pentium empat aja Ran." Rion tertawa renyah di ujung kalimatnya.

"Wah wah wah kebangetan si Rion Vin, perlu di pelonco ulang nih, orang yang lo sebut punya otak pentium empat ini ni yang jadi penasihat kelanggengan hubungan lo sama Gify," ujar Randi dengan penuh semangat sambil menepuk dadanya bangga, menurutnya karena dirinyalah Rion masih langgeng dengan Gify, teman semasa SMA mereka, bahkan ia pula yang mendorong Rion untuk menembak Gify waktu itu, walau skenario penembakannya asli karya Rion, karena percayalah ide Randi jauh lebih parah dan memalukan.

May Be LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang