Bab 2- Tawa Naka

28 9 4
                                    

"salah satu obat rindu dengan pertemuan, kalo virtual gimana nih?"

          "aghh lemes besti gak liat Haru" oceh Naka yang sedang duduk di tribun lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          "aghh lemes besti gak liat Haru" oceh Naka yang sedang duduk di tribun lapangan. Naka menundukkan kepalanya lemas.

Tami yang sedari tadi mendengarkan Naka yang sibuk mengoceh menjadi kesal. Ia mendelik Naka tajam. "Ka bisa berhenti ngoceh gak sih?!, Mau gue sumpelin pake kaos kaki?!" Ancam Tami tak main-main.

"Gue kangen Haruuuuuu"

"Otak lo isinya cuma Haru doang ya?!"

Naka mengangguk lemas. "Haru lama banget sih keluar kelasnya, gue mesti perhitungan nih sama gurunya. Kasian Haru gue belajar mulu, nanti otak nya meledak gimana?"

"Haru tuh gak bego kaya lo. Otak dia tuh udah 4G lah lo jaringan nya masih E"

"Gue sebenernya pinter mi, cuma gue kasihan aja sama Haru. Kalo gue pinter nanti yang ikut olimpiade gue terus Haru malah jadi sedih deh karena gak kepilih ikutan olimpiade" jelas Naka dengan pemikiran absurd nya.

"Serah lo deh, males gue ngaladenin lo"

Naka memanyunkan bibirnya dan segera mengambil es yang ada di tangan Tami. Lalu Naka meminum nya tanpa tersisa sedikit pun untuk Tami.

"Es gue!!" Teriak Tami terkejut melihat es yang susah payah dibelinya di warung pak Maman ludes tak tersisa di minum Naka.

"Haus mi" ucap Naka menampilkan cengiran nya.

"Kampret lo emang ka!!"

"Huahahaha" tawa Naka menggelegar membuka mulutnya lebar-lebar hingga membuat beberapa orang yang lewat melirik ke arah nya. "Anjir ngakak banget liat ekpresi lo mi mirip tokek kejepit kipas hahaha" lanjut Naka sambil tertawa puas hingga tak sengaja ia melihat Haru yang tengah menghampiri nya.

"Gawat mi, Haru kesini mana tadi gue kebablasan ngakak nya lagi, duh gak feminim banget anjir!" Bisik Naka pada Tami.

"Mampus lo, karma tuh dari gue" ledek Tami puas melihat Naka panik.

Naka segera mencari alasan. Berpikir dengan otak mungil nya agar bisa tetap terlihat feminim.
Naka pun membulatkan matanya dan menyeringai kecil  Naka tau apa yang harus ia lakukan.

"Kyaaaa!" Teriak Naka dengan suara yang di imut kan. Mendengar teriakan Naka yang tiba-tiba Tami melonjak terkejut.

"Kenapa sih lo?" Tanya Tami kesal karena dikejutkan Naka.

"Udah liat dan diem aja!, Kyaaaaa!" Teriak Naka lagi.

"Naka lagi teriakin apa?" Tanya Haru saat tiba di hadapan Naka dan Tami.

"Oh itu tadi Tami nyeritain hal yang serem ke Naka, jadi Naka gak sengaja teriak karena takut" bohong Naka dengan pipi yang menggembung.

Tami membuka sedikit mulutnya. Kenapa jadi dia yang disalahkan?. Fixs Naka berbakat jadi pemain sinetron Indosiar.

"Ohh gitu, kirain Naka tadi ketawa"

"Nggk ko, masa Naka ketawa nya gitu. Itu tuh teriakan takut ya kan mi?" Tanya Naka dengan senyuman manis ke arah Tami.

"I iya, ketawanya Naka tuh feminim banget yang..tadi dia teriak iya teriak bukan ketawa" jelas Tami gagap.

Haru tersenyum hangat. "Tami kasian kan Naka nya jadi ketakutan gitu"

"Iya, Tami jahat Haru!, Masa nyeritain cerita serem ke Naka, Naka kan penakut" adu Naka melirik Tami. Padahal sifat asli Naka sangatlah pemberani.

Lagi-lagi Tami hanya pasrah di tuduh Naka.
Jika bukan sahabatnya Tami pasti tidak mau di tuduh seperti itu. Naka berhutang budi padanya.

"Eh sorry deh gue gak tau lo takut cerita begituan" ucap Tami mencoba mengikuti alur yang di buat Naka.

Naka hanya menggembung kan pipi nya. Dalam hati ia merasa lega karena Tami bisa di ajak kompromi.

"Ya udah Naka gak usah takut, kalo gitu Haru pergi dulu ya ada rapat OSIS" pamit Haru lembut.

Baru beberapa menit melihat Haru, kini Haru malah mau pergi rapat OSIS. Naka merasa tak terima padahal sedari tadi ia sudah menunggu Haru keluar dari kelas nya. Ia berniat untuk berbincang santai bersama Haru saat istirahat. Tapi Naka tidak bisa berbuat apa-apa Haru sangatlah sibuk. Mengingat dirinya yang merupakan ketua OSIS.
Naka hanya melihat punggung Haru yang pergi menjauh. Tak seperti yang dipikirkan Naka. Membuat Haru peka terhadap perasaan nya sangatlah sulit. Bahkan hanya untuk sekedar mengobrol santai pun sulit.

"Ya...gagal lagi deh"

Bersambung...

------#Hola semua!!! (´∩。• ᵕ •。∩') Terimakasih yang sudah bersedia membaca karya ku yaw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-
-
#Hola semua!!! (´∩。• ᵕ •。∩')
Terimakasih yang sudah bersedia membaca karya ku yaw. Ini adalah cerita pertama bergenre fiksi Remaja yang ku buat (biasanya aku hanya menulis karya bergenre fantasi:>)  jadi kritik dan saran dalam kepenulisan sangat aku terima.
Oh iya sesuai di profil author sering banget ngabrut hehe  (~ ̄³ ̄)~

Jangan lupa mampir ke karya ke dua ku yang bergenre Fantasi yawww (ʃƪ^3^)

Salam manis Fm

NakaHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang