Prolog

3.1K 115 6
                                    

Malam itu, kilauan bening berjatuhan dari langit, sebagian org menghentikan aktifitas mereka akibat hujan, tapi tidak dengan seorang wanita yg sedang berlari ditengah derasnya hujan itu.

wanita dengan baju panjang, berpaduan jaket jins dan topi marun yg menambah kecantikan gadis yg bernama Shiho Miyano itu. Namun, keindahan dan kecantikanya tidak bersama dgn suasana hatinya sekarang, saat ini dia sedang berlari.

Lari dari takdir.

FLASHBACK ON
Salah satu dari mereka melepaskan ciuman panas itu dan mendorong agar berhenti.

Sejenak, pria itu hampir tergoda dengan sogokan berupa ciuman manis itu.

"Apa ini sogokan? Kau menyogokku dengan ciuman, atau ada arti lain? Agar apa? Agar aku melepaskanmu? Tidak akan," ucap pria jangkung itu kepada seorang wanita berambut pirang strowberry.

Wanita itu diam lalu membuka mulutnya, "Please kudo, jangan menghentikan niat baikku," ucap wanita itu dgn senyum tipisnya.

Tiba-tiba Shinichi mencengkram bahu wanita itu, "Niat baik? Itu yang kamu sebut niat baik? Bullshit," tangkas pria yg bernama Shinichi Kudo, "Shiho, kenapa kamu bersikeras untuk pergi? Apa karena Ran?" lanjutnya.

Shiho yg dari tadi mencoba menghentikan air matanya agar tidak jatuh, namun air mata tetaplah air, benda cair yang bahkan dengan cepat tercipta dari matanya itu, dan kelopak mata bukanlah bendungan melainkan hanya kulit, tentu saja air mata itu akan jatuh, "tapi aku tidak bisa, aku sudah terlalu banyak mengambil kehidupan mu dan Mouri-san, " ucapnya sambil mengusap air matanya.

Melihat hal itu Shinichi pun memeluk Shiho erat, "Kenapa kamu harus peduli, aku saja tidak peduli, jadi kumohon jangan pedulikan hal itu," ucap shinichi sambil memeluk shiho lebih erat.

Shiho hanya bisa menangis didada Shinichi, "bagaimana kalau Mouri-san salah paham akan hubungan kita, kamu berpikir tidak bagaimana perasaan Mouri-san saat pacarnya berkeliaran dengan wanita lain," ucap Shiho melepaskan pelukannya.

"Aku akan berbicara pada Ran agar Ran mengerti," ucap Shinichi mencoba agar Shiho tdk pergi.

"Kalau begitu jawab pertanyaan ku, seberapa berharga diriku untukmu dan siapa aku bagimu," ucap Shiho menatap dalam Shinichi.

Shiho benar-benar heran, kenapa Shinichi bersikeras menghentikannya pergi? siapa dia? Dan kenapa dia mencoba menghentikan Shiho.

Shinichi diam membisu, dia baru menyadari kenapa ia bersikeras menghentikan Shiho, akhirnya dia mengatakan apa yang ada di kepalanya, "kau adalah sahabatku, sahabat yang paling berharga," ucap Shinichi dgn gugup, Shinichi pun menyentuh pipi Shiho entah apa yg dia ingin lakukan.

Shiho langsung menepis tangan Shinichi, berbalik lalu berlari secepat mungkin.

Cepat, sangat cepat tanpa arah sedangkan Shinichi mematung ditempat, cuaca yg tadinya cerah berganti dgn hujan lebat. Shinichi hanya bisa menatap Shiho lari menjauhinya dan hilang dari pandangannya.

FLASHBACK OFF

"Aku pulang," ucap Shiho sembari melepas sepatunya dan kaos kakinya didepan pintu.

"Selamat datang," saut seseorang dari dapur.

Pria tua itu berjalan keruang tamu dan melihat wanita yang sudah seperti anaknya sendiri itu dengan mata kaget, "AI-KUN, KAMU KEHUJA-" "Tenang saja profesor, kena air hujan tidak akan membuatku mati," balas Shiho sembari menyelimuti ngambil handuk lalu menggosokkan rambutnya.

Hakase menghelang napas lelah lalu kembali berjalan ke dapur, "Ai-kun, apa kau sudah makan malam? Kalo belum ayo kita makan bersama-sama," ucap Hakase semangat.

Shiho menggelengkan kepalanya, "aku tidak lapar, Hakase," ucap shiho sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Clikh~

Lalu menutup pintu kamarnya rapat.

Hakase menghelang napas sembari melihat pintu kamar Shiho, "apa yg terjadi pada anak itu, semoga saja besok dia sakit dan menunda kepergiannya."

***

HOUSE KUDO
Suara alarm digital berbunyi nyaring itu berhasil mengganggu tidur Shinichi, pasalnya ia baru tidur jam 3 pagi karena slalu memikirkan Shiho. Saat Shinichi menatap jam digital itu,dia terkejut karena sekarang sudah jam 12 siang.

Dengan cepat pria berumur 18 tahun itu beranjak dari kasur dan bergegas keluar kamarnya.

Baru saja Shinichi ingin keluar rumah untuk pergi ke rumah Hakase, namun seluet seseorang di ruang tengah membuah Shinichi menghentikan langkahnya. Shinichi menyempitkan matanya dan mencoba mengenali siapa sosok orang yang duduk disalah satu kursi disana, "Hakase," panggil Shinichi ketika melihat sosok pria tua itu.

Shinichi berjalan mendekati Hakase dengan langkah cepat, "Hakase, kenapa Hakase ada disini?" Tanya Shinichi buru-buru.

Hakase mendongak dikarenakan perbedaan tinggi mereka, Hakase tersenyum tipis kepada Shinichi, "Ai-kun sudah meninggalkan kota jepang," ucap Hakase pada Shinichi.

Bola mata Shinichi membulat tidak percaya setelah kalimat itu keluar dari mulut Hakase, perasaan aneh berkecamuk tidak mengenakan bercampur aduk dihari, "Shiho.....meninggalkan ku," Shinichi mundur beberapa langkah dan meraba pelipisnya.

"Dia juga telah memberikan secaring kertas untukmu," Hakase bangkit dari sofa perlahan kemudian memberikan kertas tanpa amplop atau apapun, hanya secarik kertas.

Shinichi menyambut kertas itu ragu namun pada akhirnya dia ambil. Setelah Shinichi mengambil kertas tersebut, Hakase langsung meninggalkan Shinichi sendiri tanpa sepatah katapun.

Begitu suara pintu tertutup terdengar menandakan Hakase sudah keluar, dengan tergesa-gesa Shinichi menyobek amplop itu, mengambil isinya lalu membaca isi surat tersebut.

Kudo, aku benar-benar minta maaf karena meninggalkanmu dengan cara seperti ini
Aku sebenarnya sedikit- bukan, aku sebenarnya sangat-sangat ingin mengucapkan kata perpisahan yang layak,
tapi aku tidak bisa karena aku takut menjadi serakah.

Kau tak perlu marah karena ku tinggalkan,
kau masih punya banyak orang yg menemanimu.

Soal aku....
Aku juga akan menjalani hidupku sendiri
Aku akan menikah, memiliki 2-3 anak dan hidup bahagia.
Kudo, kamu juga, semoga hidupmu selalu bahagia
Jangan terlalu memikirkan diriku, ada dan tidak adanya aku tentu saja tidak akan mengubah hidupmu, benarkan?
Soal Ran, bahagiakanlah dia, karena sumber kebahagiannya hanya ada padamu.

semoga kalian berdua selalu bahagia

BERSAMBUNG....


JANGAN LUPA LIKE AND COMMENT

jangan sampai lupa brother....

Detective Conan-Three Endings Of Tragic Love Stories[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang