KAZAM- Ditakuti

10.6K 1K 6
                                    

Braakk

"Jadi lo, adik kelas belagu yang sok-sokan hajar temen-temen gue."

Izam menghela nafasnya. Ia berdiri dari kursinya dan mendorong pelan meja yang tadi terdorong keras dan hampir mengenai dirinya. 

Izam tentu tahu siapa lelaki berbadan kekar yang kini ada di hadapannya bersama dengan beberapa siswa di belakangnya itu, para siswa yang beberapa hari lalu ia hajar karena menggoda Mayka dan membuat gadisnya itu ketakutan.

Izam tersenyum remeh. Ia keluar dari tempatnya agar tidak terjepit antara meja dan kursi. Sekarang, sudah banyak yang memperhatikan mereka. Dan Izam sangat bersyukur karena hari ini Mayka tidak masuk sekolah. Adalah sebuah kesialan bagi mereka.

"Masih bisa senyum juga lo, bocah."

"Satu lawan satu! Gue ladenin lo sekarang, senior!" Izam menekankan kata senior dan mengucapkannya tepat di hadapan lelaki yang tubuhnya lebih besar darinya itu, karena memang ia adalah senior kelas dua belas, sedangkan Izam masih kelas sepuluh.

Guro, sang senior malah tertawa keras, dan disambut tawa lainnya dari teman-temannya yang berdiri di belakangnya itu.

Izam tersenyum miring. Tak ada sedikitpun ketakutan dalam kedua matanya itu.

Tiba-tiba saja tanpa peringatan Guro melayangkan pukulannya. Namun Izan memiliki reflek yang begitu bagus sehingga dia bisa menghindari pukulan itu.

Sekarang Izam yang tertawa. "Lo mukul dadakan aja gak kena," kekehnya tanpa memperdulikan tatapan takjub semua orang saat melihat kecepatan Izam mengelak pukulan tiba-tiba yang melayang ke arah dirinya itu. Guro pun tak ayal sama takjubnya, tapi ia buru-buru menghilangkah ekspresi itu dan kembali meremehkan Izam. "Gue sengaja. Cuma peringatan biar lo waspada. Kurang baik apa coba gue?!"

Senyuman miring sang kakak kelas itu dibalas decihan oleh Izam. "Kalo gue mau, dalam sekali pukul, lo gak bakal bisa bangun lagi. Tapi, gue mau seneng-seneng sama lo dulu."

"SIALAN LO."

Guro kembali menyerangnya.

Dan pukulan-pukulan itu pun terus dihindari dengan mudah oleh Izam, bahkan ia tersenyum sambil menghindari bogeman besar itu dengan langkah yang ia ambil ke belakang juga tangan yang bersidekap.

"Gue boleh ketawa gak, sih," ujarnya sambil menahan tawa.

Guro tidak tahan lagi, dengan kakinya yang panjang, ia pun berniat untuk menendang adik kelas kurangajar yang telah mempermalukannya itu.

Tapi sialnya, Izam malah menangkap kakinya dan menariknya begitu kuat, membuat badan besar Guro tergelepak di lantai dan semua orang disana menggeleng takjub juga takut.

"Badan gede. Ditarik segitu doang, ambruk," kekeh Izam yang sosoknya kini sudah terduduk di atas meja dan menatap lelah ke arah Guro yang berusaha untuk bangkit.

Wajah Guro memerah, ada rasa malu bercampur amarah disana.

"Lo gak papa, Ro?"

Salah satu temannya berusaha membantu untuk bangkit, tapi lelaki berbadan besar itu menepisnya kasar. "Gue gak perlu bantuan lo!"

Saat sudah berdiri tegap, tatapannya jatuh pada sosok yang kini masih duduk di atas meja.

Izam kini menghela nafasnya. Ia mengangkat tubuhnya dari atas meja untuk berdiri dengan tegap menghadap lawan berbadan bongsor itu. "Gue gak mau main-main lagi," ujarnya sambil melakukan pemanasan kecil dengan tangannya.

Setelah selesai melakukan itu, ia kembali menatap lelaki di hadapannya, dan dengan satu jarinya ia mengkode sambil berkata, "Maju lo!"

Guro yang merasa begitu marah pun berjalan maju dengan wajahnya yang memerah. "BANG--"

Izam memukul perut Guro, melakukan uppercut hingga membuat lelaki itu terpental dan tumbang.

Setelahnya Izam menghela nafas, "Huufftt, lo harusnya terima kasih, karena gue berbaik hati supaya lo enggak lebih terhina karena tumbang cuma gara-gara satu pukulan gue."

Dan setelah mengucapkan itu pada sosok yang sudah terkapar tak berdaya di lantai akibat pukulannya, Izam pun melangkah hendak keluar. Bahkan belum sempat ia berkata minggir, orang-orang disana yang merupakan anak buah Guro, langsung memberinya jalan.

"Kalo gak mau bernasib sama, lebih baik mikir sejuta kali sebelum kalian berniat ngusik gue," desisnya saat berdiri di antara mereka. Sebelum satu langkah ia ambil kembali, sebuah kalimat kembali meluncur dari bibir tipisnya, "Satu lagi. Jangan ganggu cewek gue! Jangan ada yang berurusan sama milik gue!" Dan Izam pun melenggang pergi dari sana, menyisakan kisah sejarah yang membuat semua orang takut padanya.

Guro, yang notabenenya adalah preman sekolah itu jatuh hanya karena satu pukulan juga satu tendangannya. Bahkan lelaki yang sempat ditakuti oleh seluruh angkatan itu terkapar tak berdaya.

Sejak saat itu, tidak ada yang berani mengusik Izam. Bahkan untuk menatap matanya saja, mereka semua berpikir ribuan kali.

Dan musibah bagi para siswi disana karena mendambakan iblis itu. Mereka malah jatuh hati pada sosok kuat nan tampan mempesona tanpa perduli kalau Izam sudah memiliki kekasih. Dan lebih parahnya, mereka berusaha menyingkirkan Mayka. Tanpa mereka tau, kalau iblis bernama Izam, tidak pernah pandang bulu kalau miliknya ada yang mengusik.

°TBC°

Ini loohh asal usul nya 😆 terus gosipnya menyebar kemana-mana, jadi pada takut sama Izam 😎

Bad Boy Is The Sweetest Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang