Algio 3

8 1 0
                                    

  Tap... Tap...
  Suara langkah kaki terdengar jelas di koridor yang masih sepi. Semakin lama suara itu semakin mendekat.

   Ia membeku di tempatnya. Suara itu berhenti tepat di sebelahnya. Hanya saja ia tidak tahu suara langkah kaki siapa itu. Yang ia pikirkan saat ini hanya, orang itu tengah berdiri dibalik dinding sebelahnya.

  Brakkkk!!!

Matanya membulat, tubuhnya semakin menegang. Suara apa itu??Siapa yang ada di balik dinding itu..??

Srekkkk...

Hawa dingin mulai dirasakan di sekelilingnya. Ia memeluk tubuhnya menggosok-gosokkan tangannya di kedua lengan.

Siapa orang itu..? Kenapa ia jadi merinding begini..?

Tap... tap... tap....

Langkah kaki itu terdengar lagi.

Kanya menutup matanya. Ia tak sanggup dengan apa yang akan dilihatnya nanti.

Langkah kaki itu semakin mendekat masuk ke dalam kelas.

Jantungnya berdetak semakin cepat. Keringat dingin mulai mengucur diwajahnya. Sampai langkah itu berhenti di depannya.

Tak ada suara apa pun.

Kanya memberanikan diri membuka matanya.

Matanya terfokus pada sosok yang berdiri dan menatap dirinya.
Siap orang itu?

Brakkkk!!!!
Ia tersentak dan langung menegakkan badannya.

"Kanyaaaaaaa!!!!!"
Suara itu menggelegar di ruang yang cukup luas ini.
Siswa yang tadinya ribut pun langsung terdiam dan fokus menatap ke arah Kanya.

Ia menyengir menampilkan deret giginya yang putih.
"Saya buk..." jawabnya tanpa rasa bersalah.

"Berani-beraninya kau tidur di pelajaran saya. Keluar kau sekarang!!!" Ucap bu berta dengan logat bataknya.

Wajah Kanya langsung sumringah.
"Ahhh ibu baik banget sama saya. Ibu tahu aja saya masih ngantuk."
Ia berdiri dan berjalan keluar kelas.
"Makasih bu.. dada...."
Ia berlari sebelum bu berta mengucapkan makiannya.

Wajah bu Berta yang sudah merah padam pun berusaha menenangkan dirinya.
"Tak waras tu bocah. Dihukum ko malah senang.." gerutunya.

Kanya berjalan ke arah perpus yang menjadi tempat pavoritnya untuk tidur.

Baru ia meletakan kepalanya di atas lipatan dengannya sebuah suara membuatnya kembali mendongak dan melihat sekeliling.

Tak ada siapa-siapa.
Tapi kenapa ia mendengar sebuah lagu mengalun.
Tak ada siapa-siapa di sini selain dia.

Namun suara itu...

Ia berdiri dan mencari asal suara itu.

Dengan kepekaan telinganya ia menemukan dari mana asal suara itu.

Ia mendekatkan alisnya. Matanya menyipit. Pemandangan apa ini?

Kenapa bisa ada cowo yang tidur pulas di sini selain dia?

Kanya meneliti wajah orang itu. Ia tak pernah melihatnya sebelumnya.

Apa anak ini murid baru? Kalau benar kenapa dia di sini? Bukannya masuk kelas?

Mata cowo itu terbuka. Ia menyipit memandang kanya yang terang-terangan menatapnya bingung. Ia mematikan lagunya. Lalu tersenyum simpul pada gadis di hadapannya.

Setelah itu ia berdiri dan meninggalkan ruangan. Ia meninggalkan kanya yang menatapnya bingung.

AlgioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang