Algio 4

8 1 0
                                    

  Kantin selalu ramai seperti biasanya.
Kanya berjalan santai memasuki kantin.

Ia berhenti sebentar.

Matanya menyusuri setiap sisi ruangan. Matanya berbinar ketika menemukan makhluk terindahnya.

"Arfan...!!"
Teriakannya yang kuat kontan membuat semua memandangnya.

Sedangkan lelaki yang ada di sana berdecak dan menggelengkan kepalanya. Ia menjambak rambutnya frustasi.

"Ratu lo udah dateng tuh.." ucap Refan

Arfan langsung menatap tajam sahabatnya itu. Sedang ketika temannya tertawa terbahak.

"Arfan.." cewe itu bergelayut manja di lengannya.
"Cih. Apaan sih lo. Lepas!!" Ia melepas paksa tangan cewe itu.
"Kamu kenapa sih..?"
"Mending lo pergi sana jauh-jauh dari gue. Nyampah tau gak lo." Ucapnya ketus.

"Kok jahat sih" ia mengerucutkan bibirnya.
"Lo gk mau pergi?" Pertanyaan tajam itu terlontar. Kanya hanya menatapnya.
"Oke. Gue yang pergi."
Cowo itu melenggang pergi.

"Cih. Salah gue apa sih..? Sensi mulu perasaan tiap sama gue."

"Kanya gak salah apa-apa kok.." Refan tersenyum manis padanya.

"Dari pada ngejar Arfan yang mustahil. Mending sama gue yang bisa bahagiain lo." Yoga menyisir rambutnya kebelakang dan mengedipkan sebelah matanya.

Kanya memutar bola matanya malas.
"Ogah gue sama orang gila." Ia pergi meninggalkan ketiga pria itu.

"Lah dia gak nyadar." Lalu ketiganya tertawa.

Kanya celingukan mencari penampakan Arfan. Bukannya menemukan Arfan, dia  malah menemukan cowo berkaca mata dengan buku di tangannya yang tersenyum padanya.

Cowo itu..?
Ia ingat itu cowo yang ia temui di perpus kemarin.

Ia mendongak, memastikan apa yang dilihatnya benar. Tapi apa ini..? Orang itu menghilang.

"Loh.. tadi kan dia di situ. Kok..gak ada."
Ia ingin pergi tali terlanjur penasaran siapa cowo itu.

Ia mulai mencari keberadaan cowo itu. Sampai lupa  niat awatnya mencari Arfan.

Sampai ia di taman samping sekolah. Ia menemukan cowo itu di sana.

Baru ia  maju selangkah, ia dikejutkan dengan kedatangan Arfan yang menemui anak itu.

Mereka tampak berbincang. Raut wajah mereka serius.
Namun ia melihat wajah bingung Arfan.

Ada apa sebenarnya. Cowo itu tampak tenang sementara Arfan sebaliknya.

Kanya tak mendengar percakapan mereka. Ia hanya bisa membaca raut wajah mereka. Seperti ada sesuatu yang penting.

Tak lama anak itu pergi setelah ia menepuk bahu Arfan .

Kalau ia menemui Arfan dan bertanya, ia pasti tak akan mendapatkan apa-apa.

Dan akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti anak itu.

Di ujung koridor dia melangkah santai.

"Berhenti." Teriak Kanya dari sana.
Anak itu menoleh dan tersenyum.

Kanya melangkah maju.
"Kanya..!!"
Ia refleks membalik badannya.

Loli berlari ke arahnya.
"Nya lo harus ke kelas sekarang.."
Ucapnya terengah.
"Kenapa sih..?"
"Galang.."
"Kenapa sih galang.."
"Galang jatuhin laptop lo.."
"Apa..? Wah sialan. Tu anak harus ganti." Ia langsung ngacir ke kelasnya.

Sedang anak cowo yang dipanggilnya terkekeh geli melihat sikap anak itu.
.....
"Galang!!!!!!!"

Merasa namanya dipanggil ia langsung mencari tempat bersembunyi.

"Eh lo duduknya  rapetan dong . Gue mau ngumpet nih."
"Lo kata  kita apaan. "
"Yaelah. Bantulah gue.. gak kasian amat lo sama gue.. "
"Bodo lah.. salah elu juga kok kita yang repot. Ogah ah gue kena semprot sama tu anak."
"Yaelah. Tega lo ah.." ia memasang wajah memelas.

"Galang....!!! Lo apain laptop gue.?!!" Ucapnya to the poin.

Galang menggaruk kepalanya.
"Itu tadi jatoh .." ia menyengir.
"Lo ganti laptop gue.."
"Iya entar gue benerin dah.."
"Pokoknya gue mau yang baru. Dan lo harus beliin titik."
"Yah.. jangan dong nya.. lo kan baik. Ya ya.."
"Gue gak mau tau pokoknya besok harus udah ada yang baru."

"Yah.. habis deh uang jajan gue."
"Yang sabar.. orang sabar disayang tuhan." Ucap Galen dan terkekeh setelahnya.
..............

AlgioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang