Algio 6

11 1 0
                                    

  Kanya berjalan dengan senyum yang manis, membayangkan ia akan mendapatkan laptop baru hari ini. Sebenarnya ia tak terlalu mempermasalahkan dan malah memanfaatkan kesalahan Galang. Laptopnya memang bermasalah ditambah dengan Galang menjatuhkannya. Jadi ia punya alasan untuk mendapat laptop baru.
   "Pinter banget gue bisa mikir seencer itu. Hahah. " ia memuji dirinya sendiri. " Eh tapi kasian juga si curut. Bodo ah, duitnya banyak juga. Beli laptop gak seberapakan seharusnya? " ia berbicara sendiri. Sampai tak sadar ia tiba di depan kelas.
    Ia langsung memasang wajah galak saat menemukan Galang yang tengah memakan kuenya.
"Galang curut mana laptop gue!!!!" Ia berteriak.
"Elah mulut lo. Gak usah teriak-teriak gue denger toa." Sahut galang.
   Ia berlari menghampiri Galang.
"Mana laptop gue.." ucapnya sambil mencomot bakwan yang dibawa Galang.
"Ada no di tas. "
"Masih baru kan? Gue gak mau yang KW ya.."
"Sukur gue gantiin. Banyak maunya lo."
"Yaudah mana cepetan. Gue pengen liat."
"Yaelah sabar napa" Ia membuka ranselnya dan mengeluarkan laptop itu.
"Ni ambil.."
Kanya langsung sumringah.
"Wihhhh makasih Galang.."
"Giliran begitu aja bilang makasih."
"Elah sensian amat lo udah kaya Arfan ae."
Galang memutar bola matanya malas.
"Udah ah gue mau cabut. Bye."
"Pergi lo sono bikin mata gue sakit aja  lo."
"Sembarang lo kalo ngomong ya. Lo pikir gue apaan..?" Ia menjitak kepala Galang.
"Argghh.. sakit bege. "
"Mulut lo tu gak bisa dijaga. Minta gue cabein ."
"Apa? Lo mau nyium gue..?" Galang memasang wajah syoknya.
"Siapa yang bilang mau nyium elo. Ogah bener gue sumpah. "
"Lah lo tadi yg bilang. Lo mau nyabein gue. Lah elo pan cabe."
"Eh kutu kupret, bisa gak lo gak omes sekali aja.."
"Gak bisa. Otak gue udah terdoktrin otaknya Galen tu."
"Eh somplak... ngapain bawa-bawa gue." Galen menoyor kepalanya.
"Hobi lo gak ada yang lain apa selain jitakin sama noyorin gue..?"
"Lagian gue bantu kali biar otak lo encer." Ucap Kanya.
"Yee upil. Mana bisa geblek." Sekarang giliran Galang menjitak kepala Kanya.
"Ehh kupret.. sakit anjir.."
"Noh tau rasakan lo. " ucap Galang.
"Udahlah gue mau balik..bye."
Tak ada  yang menjawab. Teman-teman yang melihat aksi ribut mereka hanya geleng-geleng bahkan ada yang ketawa.
▪☆▪☆▪
     Istirahat tiba seperti biasa ia langsung menuju kantin. Ia melihat kesana kemari mencari sosok cogan yang disukainya.
"Nah tu dia." Ucapnya setelah menemukan orang itu. "Arfan....!!!!" Ia berteriak masuk ke kantin. Semula kantin yang ribut menjadi senyap dan langsung semua mata menatap ke arahnya.  Ia menyengir sambil terus berjalan menuju meja Arfan dan kawan-kawan.
    Seperti biasa Arfan langsung menunduk dan mengehenbuskan nafasnya gusar. Ia sudah hafal hal apa yang akan dilakukan anak itu. Apa lagi jika bukan menggodanya.

Brakkk!!!

Gebrakan keras di meja mereka menjadi sorotan lagi bagi semua murid di kantin.
"Ehh .. lo sekali gak gila bisa kagak?" Ujar teman Arfan.
"Gue gak gila. Elo kali yang gila." Ketusnya.
"Lah jelas-jelas elo yang dateng maen gebrak meja sembarangan. Otak lo udah geser ya?" Hinanya makin tajam. Anak yang satu ini emang terkenal dengan mulutnya  yang pedas. Entah bagaimana ceritanya ia bisa bersahabat dengan Arfan yang kalem.
"Ehh cabe terong. Elo bisa diem kagak sih. Gue tu ke sini gak nyari elo. Gue gak ada urusan sm lo. "
"Terus lo mau apa..? Gangguin temen gue lagi, iya? "
"Apa urusan lo sih. "
"Ya jelaslah urusan gue. Gue tau temen gue risih sama lo. Mending lo pergi ." Ujarnya lebih sadis.
"Gak. " ia menatap cowo yang duduk di sampingnya. "Fan, kok kamu diem aja sih. Temen kamu ngehina aku terus loh.." ucapnya dengan nada yang sedikit dimanjakan.
   Arfan mengangkat punggungnya. Ia berdiri dan langsung meninggalkan kantin tanpa memperdulikan anak itu.
"Mampus lo. Apa gue bilang Arfan itu risih sama lo..!!"
"Apa sih lo cabe. " Kanya mengerucutkan bibirnya lalu ikut pergi meninggalkan kantin.

   Di koridor ia mencari Arfan. Tapi ia tidak menemukan anak itu. "Baru juga pergi sebentar . Ya kali udah main   hilang aja." Racaunya.
  Tak sengaja matanya menyorot ke taman sekolah. Ia menyipitkan matanya. Matanya membulat. Ia melihat lagi Arfan dengan anak itu. Anak cowo yang pernah dilihatnya sebelumnya juga pernah bicara dengan Arfan. Dan ia juga pernah bertemu orang itu di perpustakaan. Anak berkaca mata itu seperti dekat sekali dengannya. Ia bicara sesantai itu dengan Arfan. Sesekali ia lihat Arfan mendengus dan mengacak rambutnya seperti orang kacau. Anak cowo itu hanya memasak wajah dengan senyum tipis di bibirnya.
   Ia menatap wajah itu. Senyum tipis itu seketika membuat hatinya berdesir. Oh ya tuhan apa yang terjadi dengannya. Hanya senyum tipis tapi hatinya merasakan getaran aneh. Bahkan ini lebih aneh dari getaran yang dirasakannya setiap kali dekat dengan Arfannya.
   Orang itu menepuk bahu Arfan beberapa kali lalu melenggang pergi. Di sana Arfan kembali mengacak rambutnya sambil teriak. Sepertinya ia benar-benar kacau.
   Sepasang mata yang berada di toilet dekat dengan koridor itu memperhatikan sosok cewe yang menatap ke taman itu. Ia melihat taman untuk memastikan apa yang dilihat anak itu. Dilihatnya dua orang cowo yang tengah berbicara. Terlihat dari raut keduanya seperti pembicaraan yang cukup serius.
   Bibirnya sedikit tertarik ke atas. Lalu ia berlari kecil menghampiri cewe itu.

Brukk!!!
Kanya terduduk sambil merintih. Lututnya terasa sakit.

"Ahh maaf sorry gue gak sengaja. " orang itu mengulurkan tangannya. Kanya mendongak melihat siapa yang menabraknya.
"Galang!!!!!!!" Teriaknya. Sontak Galang menutup telinganya. "Lo kalo jalan bisa gak sih mata dipake ." Bentaknya.
"Dimana-mana orang jalan itu pake kaki kali. "
"Ya tapi mata lo gak dipake." Jawabnya masih dengan emosi yang sama.
"Mata gue ada nih. Lo liat aja. Nih lo tatap mata gue." Ia mendekatkan wajahnya pada cewe itu. Hingga jarak wajah mereka  hanya terpaut 15 senti. "Eh tapi jangan deh. Entar lo jatuh cinta sama gue." Ujarnya.
   Kanya mengepalkan kedua tangannya. Wajahnya merah padam menahan amarah. Galang yang melihat itu langsung kabur meninggalkan anak itu. Ia tau pasti orang itu akan mengamuk padanya.
"Galang!!!!" Teriakannya memenuhi lorong koridor itu hingga membuat semua yang berjalan di koridor itu menutup telinga mereka. Sedangkan Galang tertawa cekikikan menuju kelasnya.
😊😊😊😊😊
Jangan lupa vote ya man teman 😊😊😊

AlgioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang