4

1.7K 204 243
                                        

Hampir tengah malam Soonyoung berdiri di depan rumah Wonwoo harap-harap cemas bisa di bukakan pintu. Suara langkah kaki mendekat membuat dada Soonyoung membuncah terutama saat pintu terbuka dan menampilkan Ibunda Wonwoo.

"Malem tante!" Soonyoung berseru, lupa jika ia bisa mengganggu tetangga yang lain.

"Loh Soonyoung? Kenapa dateng malem-malem?"

Soonyoung tersenyum canggung. "Maaf tante tapi Soonyoung pengen ketemu sama Wonwoo."

Ibu Wonwoo melongok mengintip di balik punggung Soonyoung. "Kamu sendiri?" Soonyoung mengangguk, berharap Ibu Wonwoo tidak menemukan orangtuanya di balik pagar.

Soonyoung itu penakut, jadinya ia tadi menggedor kamar orangtuanya sambil merengek minta di antar ke rumah Wonwoo dengan alasan akan menangis semalaman jika tidak di turuti. Dan sesampainya di depan rumah Wonwoo ia mengusir Ayah dan Ibunya pergi, tidak mau dianggap cemen oleh keluarga Wonwoo.

"Tapi kayaknya Wonwoo udah tidur?"
Ibu Wonwoo berujar tak yakin tapi tetap memberi celah untuk Soonyoung masuk. "Coba nanti kamu bangunin dia, semisal enggak bangun kamu tidur aja disana. Biar ngobrol pas paginya."

Soonyoung berhenti berjalan, menatap Ibu Wonwoo heran. "Tante gak nanyain aku kenapa dateng kesini?"

Ibu Wonwoo menggeleng sembari menepuk pucuk kepala Soonyoung. "Mau ngucapin selamat ke Wonwoo kan?"

Soonyoung menunduk, menyembunyikan wajah menyesalnya. "Maaf tante Yongie lupa."

Ibu Wonwoo terkekeh. "Kamu minta maafnya sama Nonu dong! Jangan sama tante."

Nonu panggilan kesayangan untuk Wonwoo yang di berikan Soonyoung ketika mereka kecil, kebiasaan itu ternyata menular di keluarga Wonwoo, walau sekarang ini Soonyoung lebih sering memanggil pemuda emo dengan vokal akhir saja.

"Tadi tante sama Om sempet ngerayain, makan malem di luar, tapi mukanya tetep aja kusut, waktu ditanya kenapa gak jawab."

"Apalagi pas Ayahnya nanyain kamu kok gak ikut, dia tambah buang muka. Kamu lupa atau gimana?"

Soonyoung menunduk semakin dalam, biasanya ia tidak lupa. Bahkan jauh-jauh hari ia sudah mempersiapkan kadonya, tapi tahun ini ia melupakan segalanya. Ia menyesal.

"Udah gak usah sedih, sana masuk! Tante mau tidur, apa mau tidur sama tante? Mumpung Ayah Nonu barusan keluar kota?"

Soonyoung mendongak. "Loh Om pergi lagi? Bukannya sore tadi baru pulang?"

Ibu Wonwoo mengangguk. "Iya, habis makan malem Om dapet panggilan mendadak jadi harus pergi. Gimana kamu mau tidur sama tante?"

"Ish.." Soonyoung merengut, Ibu Wonwoo itu sama saja dengan anaknya sama-sama suka ngeledek Soonyoung. "Tante ih!"

"Ya udah, ke buru lewat jamnya!"

Soonyoung tersentak mengingatnya. Melupakan kesopanan, ia segera berlari ke kamar Wonwoo, mengabaikan Ibu Wonwoo yang sudah geleng-geleng kepala karena sikapnya.

Walau ragu Soonyoung tetap memutar knop pintu, mengintip sedikit ke dalam, setelah melihat gundukan selimut di atas ranjang barulah Soonyoung masuk dan menutup pintu secara perlahan.

Menghembuskan napasnya sebentar sebelum melangkah mendekat, dan bisa melihat tangan Wonwoo yang menggenggam ponsel Soonyoung.

Hal inilah yang bisa membuatnya lupa hari kelahiran temannya ini, ponselnya tertinggal kemarin.

"Nu.."

Tak ada jawaban, Wonwoo masih bergeming di tempat tidurnya, apa Wonwoo tidak mendengarnya berteriak di depan tadi?

Friendzone || SoonWoo/WonShiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang