5

1.7K 199 55
                                        

"Gak mau!"

Soonyoung beseru kesal, tapi ia tetap mengikuti langkah Wonwoo yang terus menariknya.

Ini minggu malam, seharusnya di manfaatkan Soonyoung untuk belajar,  tidak ding, itu cuma alasannya biar bisa bermalas-malasan dirumah. Tapi Wonwoo tetap ngotot dan menggeretnya dikeramaian yang hampir menyesakan dada.

"Ngapain sih Nu?"

Soonyoung mendengus, menarik tangannya dari genggaman Wonwoo.

"Temenin mainlah."

Bibir Soonyoung mengerucut sebal. "Main apaan, males.."

"Naik itu yuk!"

Soonyoung mendongak, menatap ngeri wahana di depannya. "Enggak ah! Itu tinggi!"

Wonwoo berdecak sebal. "Itu cuma sepuluh meter doang!"

Soonyoung menggeleng tegas. "Pokoknya enggak! Udah tahu aku takut tinggi! Gak usah bego!"

Soonyoung menepuk bibirnya dan Wonwoo bersedekap. "Barusan ngomong apaan?"

Soonyoung menggeleng ragu. "Pokoknya gak mau, itu tinggi."

"Tadi ngomong apaan?"

Soonyoung menggeleng dengan keras. "Gak ngomong apa-apa."

Mata Wonwoo memincing tajam. "Siapa yang bego?"

Soonyoung mengkerut, mundur satu langkah kebelakang. "Nu, gak sengaja kelepasan." cicitnya pelan.

"Naik gak?"

Soonyoung menggeleng lagi. "Enggak."

"Apa sih yang ditakutin? Apa mau naik kora-kora?"

Soonyoung melepas genggaman Wonwoo. "Enggak Nu, enggak.."

Soonyoung mengumpat dalam hati, kenapa harus ada festival malam di kompleks perumahannya sih?

Bukannya tidak senang, hanya saja ia tidak suka bermain wahananya terutama yang tinggi seperti itu.

"Cowok kan?"

Soonyoung cemberut ketika Wonwoo berbicara seperti itu. "Apaan sih?!"

Soonyoung mendengus, berjalan ke penjual karcis dengan kaki menghenntak. Meminta dua karcis pada penjual. "Cepetan bayar!" serunya kesal pada Wonwoo di belakangnya.

Membuat pemuda emo itu terkekeh dan mengeluarkan selembar uangnya dan menyusul Soonyoung yang sudah bergerak terlebih dahulu.

Keduanya diam, Wonwoo menikmati suasanya temaram di dalam bianglala, beda dengan Soonyoung yang tegang. Dulu waktu kecil ia pernah naik Wahana ini bersama orangtuanya, ia selalu berceloteh selagi wahana ini berputar, dan menangis seolah akan mati besok ketika tiba-tiba wahana berhenti saat ia berada tengah di puncak.

Mulut Soonyoung komat-kamit merapalkan doa, berharap wahana ini tidak akan berhenti saat dipuncak, entah sudah berapa putaran Soonyoung tidak menghitungnya, mulutnya sedang merapalkan berbagai macam doa yang ia hapal di kepalanya.

Kalau tidak gengsi dengan petugas wahananya Soonyoung mau duduk disamping Wonwoo buat pegangan, tapi mengingat ia dalam mode ngambek jadi Soonyoung tahan.

Walau begitu tangannya sudah berkeringat, melihat itu Wonwoo hanya menarik kurvanya menahan agar tidak tertawa saat melihat Soonyoung berkali-kali mengusapkan telapak tangan pada celana denim yang dikenakan Soonyong.

Jelas sekali Soonyoung takut, bahkan matanya tetap menatap lurus bawah, setahu Wonwoo jika orang sedang ketakutan akan memejamkan matanya tapi Soonyoung berbeda, ia akan tetap membuka matanya dan tidak berkedip menatap yang ia takuti.

Friendzone || SoonWoo/WonShiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang