s

145 12 0
                                    

Mata Shamira melebar ketika menyadari jika sebuah tangan menulur ke arahnya.

Tangan dari pria tampan yang dielu-elukan teman satu jurusannya.

Sagara. Begitu bunyi nama yang sering disebut oleh teman-teman Shamira.

"Kenalin, gue Sagara. Lo boleh panggil gua Saga, Gara, atau Sagara. Terserah." Ujar pria itu setelah Shamira menatap ke matanya.

"Shamira." Balas Shamira menjabat tangan pria di hadapannya.

Pria tersebut tersenyum hangat kearahnya. Itu membuat kadar ketampanannya bertambah.

Bagi Shamira, jangan mudah terjebak dengan senyuman seorang pria yang memesona. Itu hanya jebakan saja.

Shamira memang anak yang keras. Matanya memincing memandangi Sagara dari bawah ke atas.

Well, he is not bad.

Sagara duduk di sampingnya sambil meluruskan kakinya. Pria itu mendongak menatap langit cerah hari itu. Hari ini hari terkhir OSPEK Kampus.

"Oh ya, lo anak jurusan komunikasi?" Tanya Sagara sambil melirik id card milik Shamira.

"Iya, gue anak komunikasi. Lo sendiri anak hukum, kan?" Jawab dan tanya Shamira membuat Sagara mengangguk. Gadis itu sudah paham karena melihat id card Sagara yang jelas.

"Iya. Gua kira tampang kayak lo masuknya kedokteran. Secara lo tampak cerdas dan well harus gua akui, lo cantik banget." Canda Sagara membuat Shamira terkekeh sinis.

"Garing lo. Gak melulu jurusan selain kedokteran itu anaknya bodoh, dan gak melulu anak kedokteran aja yang kata lo harus cantik banget. Primitif." Sengit Shamira, membuat Sagara terdiam.

Tidak pernah ada gadis yang berbicara pedas dengannya selama ini. Well, ini menarik.

Sagara rasa dia memiliki ketertarikan dengan Shamira.

"Iya, maaf. Gue cuma becanda. Biar nggak kaku." ujar Sagara membuat Shamira tersenyum.

Senyuman manis Shamira membuat Sagara merasa dunia ini berhenti. Tidak ada juga wanita yang membuatnya seperti ini. Tidak, Sagara tidak boleh jatuh cinta semudah ini.

"Iya, santai aja. Cuma, lain kali hal kayak gitu gak bisa buat bahan becanda. Kalo itu nyakitin orang, gimana? Kan ga ada yang tau dimana batas becanda semua orang, apalagi kalo lo baru kenal kayak sama gue sekarang." Jelas Shamira sambil menyenderkan dirinya ke pohon di belakangnya.

"I see. Gue tahu kenapa lo jadi inceran mayoritas anak hukum." celetuk Sagara membuat Shamira menyipitkan matanya.

"Maksud lo apa?" Tanya Shamira tidak suka.

"Lo nggak tau? Kalau lo trending di jurusan hukum? Isinya rata-rata temen lo satu sekolah dulu, sih. Mereka bilang, lo cantik tapi ga bisa ditaklukin semudah itu tapi lo bukan anak yang angkuh juga, lo juga anak yang supel dan loyal. Sayang banget lo gak masuk hukum, padahal lo cocok untuk masuk hukum." Lanjut Sagara mengangkat sebelah alisnya membuat Shamira diam.

"Gue kira hal yang gak bener. Gua lebih tertarik jurusan komunikasi daripada hukum. Gue masuk komunikasi karena gue suka." dengus Shamira sambil membuka botol minumannya.

"Lo mau?" Tawar Shamira sambil menyodorkan botol minumnya ke arah pemuda di sampingnya.

"Nggak, buat lo aja. Ga haus." Tolak Sagara. Gadis cantik itu mengangguk paham dan meneguk minumannya.

Sagara mengamati Shamira yang meneguk minumannya, tapi mengapa di matanya Shamira tampak berbeda cara dia meneguk minumannya.

Ini tidak waras, batin Sagara.

"By the way, lo besok free?" Tanya Sagara setelah Shamira menutup botolnya.

Shamira terkekeh, "Kalo iya, kenapa?"

"Gue cuma nanya aja sih. Bingung mau ngomong apaan lagi. Pasti lo mikir mau gue ajak jalan ya?" Ucapan Sagara yang terdengar polos dan lucu di telinga Shamira membuat gadis itu terbahak.

"Apaan sih, gak jelas banget. Lo tuh tampang aja ganteng, agak geser juga otaknya." Kekeh Shamira.

"Makasih pujiannya, Ra." Jawab pemuda tampan itu.

"Yep, sama-sama. Yaudah, lo gak kesana kumpul sama temen lo? Gue mau kesana soalnya." Pertanyaan gadis cantik itu membuat Sagara mengalihkan pandangannya ke depan.

Sudah banyak ternyata yang berkumpul di lapangan itu. Sepertinya, acara hari ini akan dimulai.

PING PONG [ Sehun x Somi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang