s t a r t

104 13 0
                                    

"Shamira!" Teriakan seorang gadis membuat sang pemilik nama menoleh.

Itu teman barunya, Farah. Farah dengan nafas yang tak beraturan karena berlari itu berhenti dihadapannya.

"Kenapa, Far? Lo kayak dikejar setan aja." Ujar Shamira sambil menautkan alisnya.

"Gila, gue baru tahu kalo lo lagi deket sama Sagara anak hukum. Ngaku lo!" Tuduhan Farah membuat Shamira terkekeh.

"Kan, lo ini makan apaan sih kok pagi-pagi belom mulai kelas udah ngelantur gini." Gurau Shamira sambil tertawa jenaka.

"Buktinya gue liat hari ini lo berangkat bareng sama Sagara." Ujar Farah membuat gadis yang hari ini berangkat bersama Sagara itu terkekeh.

"Ah, berangkat bareng doang. Lagian Sagara aja tuh yang tiba-tiba muncul di lobby apartement gue." Jelas Shamira membuat Farah menatapnya tidak percaya. Gadis berwajah cantik itu memutar bola matanya sebal karena Farah masih tidak percaya dengan memelototinya seperti ini.

"Gue berani deh sumpah demi apapun kalo dia emang mendadak muncul di lobby." Lanjut Shamira sambil menatap Farah gemas.

"Oke, gue percaya sama lo. Gue nggak suka aja lo sama dia. Sagara itu tampangnya cakep, udah pasti player." Gerutu Farah, Shamira tersenyum maklum dan merangkul Farah untuk berjalan.

"Iya, Farah. Gue nggak ada apa-apa sama dia." Ujar Shamira.

"Sha, lo dicariin Sagara tuh di sana." Panggil lelaki di depannya. Shamira mengernyitkan keningnya bingung.

"Bentar ya, Farah. Don't go anywhere." Perintah Shamira, gadis itu kemudian berlari menuju ke arah yang ditunjukkan temannya tadi.

Sagara hanya diam menunggu di halte gedung dengan sebuah ponsel di tangannya. Itu ponsel Shamira yang tertinggal di mobilnya.

Shamira berhenti di hadapan pria berkemeja biru muda polos dengan tas conversenya.

"Pasti hp gue ketinggalan." tebak Shamira dengan nafas yang sedikit tidak beraturan.
"Iya, gue tadi pas mau ngambil buku gue kebetulan kaget pas hp lo bunyi ada telfon dari bunda lo." jelas pria jangkung itu sambil menyodorkan ponsel berlogo apel digigit itu.

"Terima kasih banget, Ra. Gue beneran teledor. Maaf ngerepotin." Shamira mengambil ponselnya dan menatap Sagara tak enak.

"Gak apa-apa. Untung aja hp lo ketinggalan di mobil gue. Lain kali jangan teledor." ucap Sagara sambil merapihkan rambut Shamira yang sedikit berantakan.

"Sekali lagi, makasih dan maaf banget bikin lo repot. Gue janji nggak teledor lagi." sesal Shamira dengan wajah yang sungkan.

"Bagus. Oh ya, nanti pulang bareng?" Tanya Sagara membuat Shamira menggigit bibirnya pelan.

"Ah, gak usah deh. Lo repot nanti. Gue pulang naik kendaraan online aja. Lagian ada kerja kelompok sepulang kuliah." tolak Shamira halus. Pria tampan itu terkekeh membuat Shamira bingung.

"Padahal mau gue traktir makan siang karena hari ini gue lagi baik hati." ujar Sagara membuat Shamira terkekeh.

"Ah, lo ulang tahun?" Tebak Shamira seakan mengerti ucapan Sagara ada makna dibaliknya. Pria di hadapannya menggeleng dengan memegang daun telinganya sedikit salah tingkah.

"Bener, kan? Selamat ulang tahun, Sagara. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan lancar semua buat urusannya. Oh ya, jangan jadi tua yang menyebalkan." Ucapan Shamira membuat Sagara tersenyum senang.

"Terimakasih, Shami. Semoga gue bisa seperti doa-doa lo." Balas Sagara.

"By the way, gue boleh minta id line lo?" Tanya Sagara membuat Shamira membelalak. Baru sadar, mereka tidak pernah bertukar kontak selama hampir setengah tahun berteman.

"tulisajashamira" ujar Shamira. Sagara mencatatnya di ponsel hitam yang satu brand sama milik Shamira.

"Thank you, Shami. Yaudah, semangat kuliahnya. Gue pamit ya, kelas gue mau mulai abis ini." Pamit Sagara sambil melirik jam tangannya. Pria tampan itu melambaikan tangannya dan berlalu dari hadapannya.

Sepertinya sebuah perlombaan akan dimulai dari sekarang.

PING PONG [ Sehun x Somi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang