s i c k

71 14 0
                                    

"Sagara!" Panggil seorang gadis sambil berlari. Pemuda bernama Sagara ini menolehkan kepalanya dan menatap bingung ke arah gadis bernama Farah.

"Lo ngapain di sini?" Bingung Sagara. Ia bingung karena setaunya Farah satu jurusan dengan Shamira.

"Gue ada perlu sama lo sebentar." Ujar Farah sambil menatap ke Sagara dengan tatapan memohon.

Sejujurnya, Farah adalah salah satu sepupu Sagara. Ya, pria itu menjadikan Farah sebagai pesuruhnya mengawasi Shamira.

"Ada apa?" Tanya Sagara kalem sambil duduk di kursi yang tersedia di koridor tersebut.

"Lo semalem nginep di apart Shamira?" Pertanyaan Farah membuat Sagara mengangguk.

Ya, semalam pemuda itu menginap di apartement milik Shamira karena gadis itu demam tinggi.

"Iya, dia sakit. Lo semalem gue telfon ngga diangkat, yaudah gue yang ngurusin dia." Jelas Sagara membuat Farah tercengang.

"Lo kenapa ngga ngechat aja? Kan paginya gue bisa samperin ke apart dia." Omel Farah bikin Sagara meringis.

Sepupunya super cerewet dari awal itu yang membuat Sagara harus tahan dengan kecerewetan sepupunya.

"Gue ga kepikiran. Orang lagi panik juga." Ketus pemuda tampan itu.

"Terus keadaan dia sekarang gimana? Lo semalem ngga ngapa-ngapain dia kan?" selidik gadis berambut panjang tersebut.

"Ngga. Gue cuma nerapin cara mama pas kecil ke gue pas gue demam." Ucapan Sagara membuat Farah menjitak kepala pemuda itu.

Cara ibunda Sagara menurunkan demam adalah skin to skin dimana dua manusia itu membuka atasannya tanpa sehelai kain dan berpelukkan.

"Gila lo. Terus Shamira pas bangun gimana?" Sepupunya masih penasaran dengan hal apa yang dilakukan Shamira ketika menyadari dirinya tidak mengenakan pakaian.

"Kepo lo bocil. Udah sana kuliah, gausah kepo." Pemuda itu enggan memberikan jawaban lebih kepada sepupunya yang penasaran.

"Gue saranin lo jangan tanya apa-apa sama Shamira tentang gue ngapain." Ancam Sagara membuat Farah memutarkan bola matanya jengah.

Gadis itu menganggukkan kepalanya malas. Farah meninggalkan Sagara dengan menggerutu. Sementara pemuda tampan itu terkekeh melihat sepupunya yang kesal.






Shamira mengenakan pakaian rumahnya santai dan duduk di depan televisi yang menayangkan acara komedi. Gadis cantik masih memikirkan kejadian tadi pagi yang menyadari bagian atasnya polos dan berpelukan dengan Sagara sepanjang tidurnya.

Ia ingat kemarin memang sudah sedikit tidak enak badan dan ia paksa forsir tenaganya, kemudian berujung demam tinggi sewaktu pemuda tampan itu mengantarnya pulang.

Shamira masih ingat jelas aroma tubuh Sagara yang begitu membuatnya nyaman. Bahkan cara Sagara itu mampu membuat demamnya sudah turun.

Gadis cantik itu masih malu mengungat kejadian tadi pagi.

"Gue ga perlu mikir aneh-aneh. Itu cuma skin to skin aja." ucapannya menenangkan diri sendiri.

Ponselnya berdenting tanda bunyi pesan baru.

Sagara Salim

Shami, butuh obat apa?

Mau makanan atau buah apa? Nanti kelar kelas hari ini gue bawain.

Kebetulan hari ini kelas gue cuma satu.


Gue butuh vitamin aja, demamnya udah turun.

Buah aja deh terserah.
Tapi nanti mau ada Farah ke sini abis ini.

Yaudah nanti gue bawain makanan aja.

Yaudah lo istirahat aja sekarang. Gws yak.

Thanks, Sagara.

Anytime, Sha.

Kepala Shamira pusing dengan perasaannya, ia tidak boleh jatuh hati pada pemuda itu. Tidak boleh.

Sepertinya dia merasa benar-benar sakit fisik dan bathinnya.

PING PONG [ Sehun x Somi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang