TIGA BELAS

7.9K 974 182
                                    

Nggak tau mau ngasih kalimat pembukaan yg kayak gimana. Cuma saya mau bilang... HEIII... kalian yg baca tp nggak mau ninggalin komennya, masak kalian kalah sama pembaca yg lain, yang bahkan bisa nulis komentarnya berkali-kali (meski hanya berupa kata next, lanjut, ataupun sebagainya). Soalnya perasaan saya jadi gimana gitu, ngeliat votenya bisa lebih dr 300 tp yg komen nggak sampai setengahnya. Kan katanya satu orang cuma bisa ngasih satu vote, nah kok yg komen nggak sampai setengahnya sih?

Tp ya udahlah! Saya paksa pun kalian rupanya tetap senang jadi silent reader dari pada nunjukkin kalau kalian itu 'ada' dan selalu mendukung setiap tulisan saya.

Di sini saya juga mau ngucapin makasih yg banyak buat teman-teman yg udah bantuin promosiin cerita saya. Sungguh, tanpa bantuan kalian tulisan saya nggak mungkin banyak pembacanya kayak gini. Dan tolong jangan bosan ya buat selalu menjadi penyemangat di setiap tulisan saya.

Okelah nggak usah berlama-lama lagi. Buat bab ini target saya sama kayak bab yg kemarin. 350 vote dan 150 komentar (lebih juga nggak pa-pa, saya malah senang).

Segitu aja isi cuap-cuap saya kali ini. Selamat membaca dan semoga coretan saya bisa menemani kalian di waktu senggang.

🍃🍃🍃

                                                 

Sang surya mulai menampakan sinarnya di ufuk sana. Sinarnya yang menghangatkan menembus tirai jendela hingga sedikit menerangi ruangan kamar yang tak seberapa luas tersebut.

Hingga tak berapa lama Danu membuka mata karena cahaya matahari yang jatuh tepat di kelopak mata membuat tidur lelapnya terganggu. Namun tak ayal dalam sekejap pria itu bersyukur saat menyadari ada sosok yang meringkuk di dalam pelukkannya. Diliputi rasa senang sekaligus gemas, Danu mempererat pelukkannya di tubuh hangat wanita yang baru saja ia nikahi itu.

Di balik selimut, tubuh mereka yang sama-sama telanjang membuat gelenyar di diri Danu kembali bangkit karena gesekan kulit mereka yang saling bersentuhan tanpa penghalang. Inilah nikmatnya mahligai pernikahan yang dulu ingin Danu kecapi namun tak bisa ia rasakan. Dan semua itu baru bisa ia dapatkan semenjak wanita ini hadir dalam hidupnya. Tak hanya gairah, wanita di dalam pelukkannya ini juga membawa kebahagiaan untuk jiwanya yang mendamba.

Tak tahan hanya berdiam diri, tangan Danu kemudian bergerak menyusuri punggung sang istri yang terasa halus di bawah sentuhan jemarinya. Sementara tangan yang satunya lagi menyusuri lekukan pinggul wanitanya, meremas dan berdiam cukup lama di sana. Sesaat kemudian, tangannya bergerak ke belakang untuk kemudian menarik rapat tubuh Asya ke tubuhnya guna memberitahukan seberapa menggairahkannya ia saat ini.

Namun sayangnya, istrinya itu masih tak terusik dan tetap lelap dalam tidurnya. Pada akhirnya Danu harus memaklumi karena mungkin istrinya kelelahan menghadapi gairah Danu yang tak berkesudahan.

Mencari Arti Bahagia [TTS #4 |SELESAI | Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang