Part 3

838 43 0
                                    

Seorang lelaki berpakaian serba hitam berjalan dengan perlahan melewati koridor yang sepi diasrama Abimanyu Hospital. Wajahnya tertutup dengan hoddie hitam yang dipakainya.

Sesekali matanya melirik kearah pintu-pintu asrama yang tertutup.

Lelaki berhodie hitam dan memakai penutup wajah itu berjalan dengan langkah lebar menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang sepi.

Lorong rumah sakit yang gelap tak membuat silelaki berhodie hitam takut. Malah sebaliknya, dia berjalan dengan cepat menuju sebuah ruangan diujung koridor rumah sakit.

Langkahnya terhenti disebuah pintu berwarna coklat, salah satu pintu diasrama itu.

Matanya mengawasi dengan tajam pintu itu, seakan-akan tatapannya akan melubanginya.

Netranya menatap sebuah pintu dengan intensnya. Sesekali melihat sekelilingnya. Setelah dirasa cukup aman, dengan perlahan lelaki berhodie hitam itu membuka pintu yang ada dihadapannya.

Netranya sekali lagi melihat sekeliling ruangan yang dimasukinya. Sudut bibirnya terangkat membentuk seringai mengerikan. Lelaki itu mendapatkan apa yang dicarinya.

"Aku mendapatkanmu,"ucapnya berbisik.

-**-

Alana mengerjapkan kedua matanya berulang kali untuk menyesuaikan dengan cahaya pagi yang menembus tirai jendelanya. Atau saat ini sedang menjelang siang. Alana tak tahu pasti.

Alana menggerakkan sedikit tubuhnya kesamping.

"Akhh.." Alana memekik kala merasakan ketidak beresan dengan tubuhnya saat ini. Dia merasakan tubuhnya seperti remuk.

Alana mengingat lagi jadwal kegiatannya kemarin. Tidak ada pekerjaan berat yang dia lakukan. Dengan memaksakan tubuhnya untuk bergerak, untuk bisa menuruni ranjangnya. Baru satu langkah yang dimulainya, Alana terjatuh kelantai. Dia merasakan nyeri yang sangat didaerah intinya. 

Alana mencoba mengumpulkan tenaganya. Dengan bantuan sisi ranjangnya, Alana berdiri dengan perlahan. Tertatih-tatih dia menuju kearah kamar mandi.

Alana berdiri didepan cermin didalam kamar mandinya. Dia bergidik ngeri melihat penampilannya saat ini. Rambutnya acak-acakan. Apakah semalam terjadi badai. Tapi Alana rasa tidak.

Alana beralih menuju bibirnya yang memerah dan sedikit membengkak. Apa semalam bibirnya digigit serangga. Tapi Alana rasa juga tidak. Karena Alana tidak merasakan gatal sedikit pun.

Mata Alana beralih menuju kelehernya dimana banyak sekali tanda-tanda kemerahan. Alana menyingkap sedikit pakaiannya. Matanya membola ketika dilihatnya tanda merah itu berada disekitar area dada dan perutnya.

Dia ini kenapa? Itulah yang dipikirkan Alana saat ini.

Tak mau berpikiran negatif, Alana segera bersiap-siap untuk bekerja. Sebenarnya Alana mendapat shift sore. Tapi salah satu temannya tiba-tiba sakit dan meminta izin untuk tidak masuk sehingga Alana menggantikannya hari ini.

Setelah dirasa cukup rapi Alana segera bergegas keluar dari kamarnya.

"Mau berangkat?" Tanya Bagas saat Alana baru saja selesai mengunci pintu kamarnya.

"Yeah, aku menggantikan temanku hari ini. Dia sakit."

"Ah, ayo berjalan bersama."

"Tentu."

Alana dan Bagas berjalan beriringan menuju tempat bertugas. Sesekali diiringi dengan obrolan-obrolan kecil.

Alana tak menyangka mereka bisa berteman sedekat ini. Padahal awal perkenalan Alana sangat menjaga jarak. Yahh, tidak buruk juga berteman dengan lawan jenis.

Bagas cukup baik untuk diajak bertukar pikiran. Terkadang Alana meminta pendapat Bagas untuk solusi permasalahannya.

Tapi dengan kedekatan mereka, Alana sering kali mendapat tatapan menggoda dari Arini. Ughh, tatapan yang menjengkelkan.

Seperti saat ini, Arini tengah menatapnya dan cobalah liat senyumnya yang menjengkelkan itu. Alana sangat ingin mencubit perutnya dengan geram.

"Kalau begitu aku lanjut keruanganku dulu." Pamit Bagas. Alana menganggukkan kepalanya mempersilahkan Bagas pergi.

"Ada berita apa nih?" Tanya Arini

"Gaada berita!" Jawab Alana ketus.

"Ohhh, gaada." Goda Arini yang kemudian diabaikan Alana.

"Diam Arini, kerja aja sana."

"Ehhh, kenapa aku merasa ada yang berbeda sama kamu hari ini?" Arini mengamati penampilan Alana.

Alana melirik Arini yang tengah menilai penampilannya.

"Bibirmu agak bengkak."

"Sepertinya aku digigit serangga. Aku harus membeli semprotan pembasmi serangga saat aku pulang nanti."



Alana (THE MYSTERIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang