"Kita harus menjernihkan kepala sekali-sekali, Lana." Usul Bagas
Arini yang mendengar usulan Bagas menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat.
Besok adalah jatah Alana, Arini, dan Bagas untuk libur. Mereka berencana untuk berlibur bersama
"Kemana kita harus pergi?" Tanya Alana.
"Mungkin tempat-tempat yang cukup dekat. Sekedar melepas penat kita setelah beberapa hari bekerja."
"Aku ingin ke pantai." Arini memberikan saran.
Alana menganggukkan kepalanya. Lumayan setuju dengan saran Arini. Kepalanya bergerak menatap Bagas untuk memastikan persetujuannya.
"Boleh juga. Besok pagi kita berangkat bersama. Kita berkumpul dihalaman asrama. Jangan sampai kesiangan. Matahari siang cukup menyengat." Pesan Bagas.
"Kalau begitu aku pulang duluan." Pamit Alana.
Kakinya dengan cepat berjalan menuju kamar asramanya. Cukup sepi namun masih ada beberapa orang yang berlalu lalang melewati asrama.
Alana memasukkan kunci kelubang pintu. Setelah pintu terbuka Alana segera masuk kedalam kamarnya.
Alana merebahkan tubuhnya dikasur. Betapa nikmatnya tidur dikasur setelah bekerja.
Mengingat bahwa dia belum bersih-bersih dari luar membuat Alana memaksakan dirinya berjalan menuju kamar mandi.
Alana harus mandi karena tubuhnya cukup berkeringat. Mandi akan membuat tubuhmu menjadi segar.
_**_
Alana berjalan menuju supermarket yang ada didepan asramanya. Alana baru tersadar kalau beras ada di toples habis. Jadi mau tidak mau Alana harus pergi ke supermarket untuk membelinya.
Selain itu Alana juga membeli beberapa bahan makanan. Alana ingin membuat makan malam.
"Makasih, mbak." Alana menerima kantong plastik berisi kebutuhannya setelah pembayaran di kasir.
Melihat kursi kosong diteras supermarket membuat Alana memutuskan untuk duduk disana sebentar. Sambil memakan es krim yang baru dibelinya Alana melihat orang-orang yang sedang berlalu lalang di jalan.
Yahh, hari ini jalanan cukum ramai. Karena besok adalah hari libur. Mungkin sekarang banyak pemuda pemudi sedang berkencan. Alana terkekeh memikirkan pemikirannya yang absurd.
Alana menyipitkan matanya melihat seorang laki-laki yang memang beberapa kali dijumpainya di rumah sakit. Laki-laki aneh, begitulah pemikiran Alana.
Alana menggelengkan kepalanya menepis pemikiran negatifnya terhadap laki-laki itu. Toh Alana tidak mengenalnya. Mungkin saja hanya pemikiran Alana yang melenceng.
"Alana."
Alana mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Ah, ternyata Arini yang memanggilnya. Arini berlari kecil menghampirinya sambil berdecak lidah protes karena Alana tidak mengajaknya ke supermarket.
"Salahmu sendiri, aku sudah mengirim pesan padamu tadi. Tapi tidak kamu balas."
"Aku tidur! Harusnya kamu telepon aku aja!" Dengus Arini sebal.
"Yaudah sana mau beli apa. Aku tunggu disini. Nanti kita pulang keasrama bersama."
"Oke, kamu tunggu disini." Arini segera masuk kedalam Supermarket.
Alana mencari-cari laki-laki aneh yang dilihatnya tadi. Ternyata sudah pergi. Pergi kemana ya laki-laki tadi.
Beberapa menit kemudian Arini keluar dari supermarket dengan menenteng tas belanja yang terisi penuh. Alana cukup terkejut dengan banyaknya barang yang dibeli Arini.
"Ini buat perbekalan kita besok. Kan mau jalan-jalan hehehe." Kekeh Arini.
Alana menggelengkan kepalanya. Dia tahu sekali kalau temannya yang satu ini sangat suka makan. Lihat saja pipinya yang montok itu. Alana sudah sering kali mencubit pipinya yang kemudian dihadiahi pelototan Arini yang menurutnya tidak seram.
Alana dan Arini berjalan beriringan menuju asrama mereka. Kamar asrama mereka hanya berjarak dua pintu dan tidak terlalu jauh.
"Ingat ya Alana. Besok kita harus berangkat pagi " Arini memperingatkan Alana sebelum memasuki kamar asramanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana (THE MYSTERIOUS)
ChickLitAlana menemukan dirinya terbangun dengan kondisi tubuhnya yang terasa remuk. Apalagi ketika dia berjalan. Inti tubuhnya terasa sangat nyeri. Ditambah lagi ketika dia bercermin, semakin menambah keheranannya. Rambutnya acak-acakan. Bahkan dia menemuk...